'bahagia yang tiada akhir'

36.3K 1.2K 21
                                    


Pov. Nabilah

Pukul 16:01 WITA
Discoverry shopping mall
Jl Kartika Plaza - BALI

     Selepas makan siang di il istorante, Devan masih terus memanjakanku dengan mengajak shopping di Discoverry shopping mall, salah satu the biggets mall yang ada di Bali. Bangunannya yang luas membuat mall ini menjadi destinasi bagi pengunjung yang ingin shopping sambil membeli souvenir karena tenant-tenantnya yang lengkap dan bangunan yang mewah, tak ayal jika mall ini jarang sekali sepi pengunjung.

"Kamu pilih-pilih aja dulu sendiri ya, aku ke sebelah sana sebentar"
Sahut Devan, yang akan beranjak pergi meninggalkan ku di gerai fashion guess.

"Iya, jangan lama-lama ya"

"Kenapa? Kangen yaaaaa ....???"
Sahut Devan menggodaku.

"Iiiiihhhh ... apaan sih, Devan..! Malu tau, tempat umum"

"Becandaaaaaa ... sayaaaaaaang ..."
Devan mencubit mesra pipi tembemku.

Kulihat, Devan pergi ke arah kanan, dan sekejap tak nampak lagi, entah kemana.

Ku langkahkan kaki perlahan, memanjakan mataku dengan produk-produk cantik Guess.

'Seumur hidupku, pertama kali aku masuk ke gerai fashion internasional seperti ini, biasanya mah cuma lewat doang, hihi'

Langkahku terhenti kala mataku tertuju pada sebuah slingbag berwarna pink Salem.

'lucu sekali ... imut'

"Kau mau?"
Suara Devan mengagetkanku.

"Devan! Ngagetin aja deh, kamu sudah selesai?"

"Sudah, nih"
Jawab Devan sambil memperlihatkan beberapa goddy bag berisikan belanjaan yang telah di belinya tadi.

"Banyak banget, Van"

Lelaki tampan itu tersenyum.

"Sudah mau Maghrib, kau mau yang mana saja?" Tanya Devan.

Aku melihat pricetag slingbag yang sedang dipegang olehku. 700ribu, sebuah harga yang amat fantastis untuk satu pcs slingbag dengan ukuran mini.
Kuurungkan niatku membelinya.

'kalau ku belikan set gamis, sudah dapat 2-3 stel dengan bahan yang cukup nyaman'

Pada dasarnya wanita itu banyak perhitungan.

"Pulang aja yuk, Dev"

"Koq pulang? Kan kamu belum beli apa-apa?"

"Nggak, Dev. Aku kurang suka model-modelnya. Belum ada yang cocok. Lain kali aja ya, kita ke sini lagi"
Pintaku.

Devan terdiam sesaat memandangiku. Seperti sedang menebak-nebak raut wajahku.

"Oke, yasudah. Kamu tunggu dulu sebentar ya. Aku mau beli beberapa oleh-oleh buat Mama dan Ibu"

Aku mengangguk.

Pukul 17.55 WITA, kami telah kembali ke resort.
Ku lepaskan jilbab ku dan menggantungnya di hanger.
Ku rebahkan badanku sekejap di atas sofa, melepaskan penat di tubuhku, sembari menunggu Adzan Maghrib.

"Kau senang?"
Tanya Devan, menghampiriku dan duduk di sebelahku. Tangannya meraih kepalaku agar menyandar di bahunya. Diusap-usapnya rambutku dengan penuh kasih sayang.

"Aku sangat senang, terimakasih Devan"

Devan tersenyum, dia mengecup kepalaku dengan hangat.
Aku mulai terbiasa dengan kemesraan ini.
Kasih sayang Devan sangatlah besar terhadapku.
Bak permaisuri, aku selalu dibuatnya bahagia.
Terimakasih ya Allah, engkau berikan imam terbaik untukku. Sungguh nikmat yang mana lagi yang harus ku dustakan?

Pacaran setelah MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang