Pov. Nabilah
Aku memandangi wanita yang ada di hadapanku, dari ujung rambut sampai ujung kaki.
'Ada apa dia kemari? Dan ... darimana dia tahu jika kami tinggal di sini?
Apakah Devan ....? Tidak, tidak, tidak mungkin'"Devan lovers? You mean ... are you Devan's girlfriend?
Wait a minute, you were the one who hugged Devan in front of the bakery?"(Devan lovers? maksudmu ... kau pacar Devan?
Sebentar, kau yang kemarin memeluk Devan di depan toko roti itu kah?)"Yes, it's Me."
Deg! Ia menjawab dengan begitu enteng, tanpa rasa bersalah sedikitpun.
"Where is Devan?"
(Dimana Devan?)
"Devan is inside, what are you looking for?
I will not let you meet him.
He's my husband, and he doesn't love you, Marry!
please, don't disturb us again, and please leave here."(Devan ada di dalam, untuk apa kau mencarinya?
Aku tidak akan mengizinkanmu bertemu dengan nya.
Dia suamiku, dan dia tidak mencintaimu, Marry!
tolong, jangan ganggu kami lagi, dan silakan pergi dari sini.)"Ow, a very good welcome, but I wouldn't leave here if I didn't meet Devan.
I'll go in now, don't block me."(Ow, sambutan yang sangat baik, tapi aku tidak akan pergi dari sini jika tidak bertemu dengan Devan.
Aku akan masuk sekarang, jangan halangi aku.)Marry menerjang benteng pertahanan ku, ia berontak masuk, mencari Devan.
Aku, dengan tubuh kecil ini pastilah kalah darinya, terlebih aku sedang dalam kondisi lemah seperti ini.Bruk!
"Awww!! You're crazy, Marry! get out of here!"
(Kau gila, Marry! keluar dari sini!)
Aku terduduk, jatuh.
Mendengar teriakan ku, Devan berlari menghampiri kami."Ya Allah, Astaghfirullah! Sayang, kau kenapa?" ucapnya, seraya membantuku untuk bangkit.
"Tanya sendiri pada pacarmu!"
Aku menepis lengan Devan, kesal.
"Marry? what are you doing here? And what did you do with my wife? you hurt him!?"
(Marry? Sedang apa kau di sini? Dan apa yang kau lakukan terhadap istriku? Kau menyakitinya!?)
Wajah Devan nanar, ia marah kepada Marry. Lengannya mengepal keras penuh urat, berusaha penuh menahan emosi.
"I ... I didn't mean to push him, Devan. He prevented me from meeting you.
Please, trust me."(Aku ... aku tidak bermaksud mendorongnya, Devan. Dia yang menghalangiku untuk berjumpa denganmu.
Kumohon, percaya padaku.)Marry meraih lengan Devan, namun ditepisnya dengan spontan.
"Don't touch me! You're not my muhrim, you better get out of here quickly, before I call security!"
(Jangan menyentuhku! Kau bukan muhrimku, sebaiknya kau cepat pergi dari sini, sebelum aku memanggil petugas keamanan!)
"You kicked me out too, Devan? Are you serious? You'll see, you'll regret your actions!"
(Kaupun mengusirku, Devan? Kau serius? Lihat saja nanti, kau akan menyesali perbuatanmu!)
Marry memukul dada Devan dengan kepalan tangannya, ia menangis ... dan pergi, setelah sebelumnya memandangku dengan penuh kebencian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacaran setelah Menikah
RomansaNabilah Izma Rafifatul Rifdha, alias Nabil, adalah sosok wanita bercadar nan Soleha. Begitu besar cinta Nabil kepada Orang Tua, ia rela menjalani pernikahan hasil perjodohan kedua orang tuanya. Ia bertekad untuk membahagiakan mereka, meski dirinya s...