"The Secret"

25.2K 966 31
                                    

Pov. Nabilah

(Sebelumnya, mohon tinggalkan komentar selain kata: Next/lanjut/jejak/kilat/petir/dsb) 🙏

Pukul 11.02 WIB.

'nyuci udah, nyetrika juga udah, beres-beres udah, ngapain lagi, ya? Sepi, bingung mau ngapain. Ibu main ke sini hanya dua malam. Gak ada teman ngobrol lagi deh, sekarang. Huft ...!
Apa aku ke kantor Devan aja, ya? Aku kasih surprise makan siang aaaaaah ...'

Bergegas aku beranjak dari sofa, pergi ke dapur menyiapkan bekal makan siang untuk Devan.
.
.
*

Sesampainya di kantor.

Bruk!

"Aduh! Maaf, maaf, mba.
Saya gak sengaja. Sini, biar saya bantu."

'Nabiiiiil ... Nabil! Masih aja ceroboh kaya gini? Aduh, makan siang Devan jadi berantakan deh. Untung gak kena berkas-berkas yang mba itu bawa. Mati, aku kalau sampai itu terjadi'

Nabil merutuki dirinya sendiri, sembari membereskan berkas-berkas yang berceceran.

"Gak pa-pa, mba. Gak pa-pa. Saya juga tadi sedang menunduk memandangi arloji saya, jadi saya tidak sempat menghindar dari mba, hihi.
Oya, mba. Perkenalkan. Saya Renita"

Wanita cantik dan sexy itu menyodorkan tangan kanan nya untuk bersalaman, namun Nabil tetap diam. Dia terus memandandangi paras cantik yang sedang dihadapannya itu, seperti mengingat-ingat sesuatu.

"Mba?"

Lagi, Renita menyapa Nabil. Tetap dengan tangan kanan nya yang sedari tadi belum disambut Nabil.
Hampir lebih dari satu menit Nabil terdiam.

"Eh, iya."

Bukannya menjabat tangan, Nabil justru  memeluk wanita yang ada dihadapannya.

"Renitaaaaaaaa ...! Aku kangeeeeen ...! Apa kabar, kamu?"

"Ba, baik. Maaf, mba ini siapa ya?"
Renita nampak bingung.

Nabil melepaskan pelukannya, dan menghapus air matanya. Ia terharu. Terpancar rindu yang sangat besar dari ekspresi Nabil.

"Ren! Ini aku, Nabilah! Alumni SD Nusa Indah, sahabat kamu! Enam tahun kita satu kelas, dan duduk bersebelahan"

"Aaaaaaaaaaaaa ... Nabiiiiiiiiiilll ...! Aku rinduuuu ...! Apa kabar, kamu? Ikut aku ke kantin, yuk! Aku ingin cerita baanyaaaaaaaak sekali"
Wanita cantik itu nyelonong sembari menarik lengan Nabil"

Tak kuasa menolak, akhirnya surprise makan siang untuk Devan gagal total.

'Mau bagaimana lagi, bekal yang kubawa pun sudah berantakan. Lagipula, aku kangen dengan Renita, bertahun-tahun kita tak berjumpa, karena lulus SD, aku dan Renita berpisah. Ah ... tak apa. Surprise bisa lain kali'

Sesampainya di kantin.

"Bu, es teh manis dua, ya!"

"Kamu masih ingat, minuman kesukaanku, Ren?"

"Ya, ingatlah Bil! Kita kan sahabat? Hihi"

"So sweeet ... Haha"

"Oya, kamu apa kabar? Ih aku berasa mimpi, bisa bertemu kamu, disini.
Secara, ya. Tiap hari aku tu bangun tidur, siap-siap berangkat kerja, pulang kerja sore, sampai rumahku, malam. Karena macet. Lelah, tidur. Kadang aku tertidur dengan make-up yang masih menempel di wajahku. Haha"

"Alhamdulillahirobbil'Alamin, kabarku baik, Ren. Wah, kamu jadi wanita karir, ya! Kamu cantik sekali sekarang Ren. Maa SyaaAllah... sampai-sampai aku tak mengenalimu, tadi"

"Bisa aja, kamu. Aku pun tadi tak mengenalimu. Karena sekarang ... kau-"

"Alhamdulillahirobbil'Alamin, aku hijrah Ren. Sudah bertahun-tahun aku berpakaian seperti ini. Berniqob. In Syaa Allah, semoga selalu Istiqomah kedepannya. Doain, ya!"

Pacaran setelah MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang