2

6.3K 406 10
                                    

Renata POV

Ketika aku sampai di gerbang PBSI, seorang satpam datang menghampiriku.

"Ada apa ya neng?" aku mendengar ia bertanya ketika aku menurunkan jendela mobilku

"Uhh... ini pak, saya mau ngelamar kerja"

"Waduh neng, salah tempat! disini gak menerima lowongan pekerjaan" pak satpam itu bilang

"Tapi dosen saya pak yang suruh saya datang ke sini"

"waduh neng, gimana ya? saya percaya sama eneng, tapi saya takut dipecat, mending eneng telepon orang di PBSI aja, gimana?"

"Umm, boleh deh pak, bapak ada nomornya?"

"Ada, bentar ya neng"

satpam itu pergi ke posnya dan kembali lagi membawakan sebuah kertas yang dirobek

"Saya telpon ya pak"

"iya neng"

aku menelfon nomor yang tertulis di sobelan kertas tersebut dan langsung diangkat

selamat siang! kantor PBSI, ada yang bisa saya bantu?

iya siang, saya Renata, saya mendapatkan lowongan pekerjaan sebagai dokter

umm dari siapa ya mbak? soalnya kami enggak ada mencari loeongan pekerja-

Tiba-tiba aku mendengar suara tidak jelas

halo?

kamu renata ya?

uhhh, iya mbak

ohh ayok masuk-masuk, bilang sama kang ujang, satpamnya, kalau kamu disuruh Ci Susi masuk

oh iya mbak, makasih

iya

dengan begitu aku mematikan obrolan ini

"Pak, tadi saya di suruh Ci Susi buat masuk"

"Oh, gitu ya neng? saya buka dulu ya gerbangnya"

"makasih ya pak"

"Gak usah bilang bapak atuh, bilang aja akang, neng"

"Oh iya pak, eh kang"

Setelah aku masuk, aku mencari parkiran

sumpah ini lapanga gede tapi kendaraan juga banyak banget! emang sekampung apa orang datang hari ini?!

setelah muter-muter cukup lama akhirnya aku mendapatkan parkir di sebelah mobil biru

Tak lupa untuk mengambil tasku, aku keluar dari mobil dan berjalan ke lobby PBSI

waduh gak ada orang lagi!

ku taruh satu tanganku di handle pintu

masak aku masuk aja?! Gak mungkin lah

aku bingung buat masuk gitu aja atau telepon ci susi dulu

"Umm, mbak mau masuk?" aku denger suara cowok yang deket banget di kupingku

"Astaga!" aku lompat

eh dia malah ketawa

"Mbak napa sih? kalau mau masuk ya tinggal dibuka aja, gk di kunci kok" dia tunjukkin kalau pintu itu enggak dikunci

"Saya kirain kenapa gitu, dari tadi dibelakang mbak, nunggu mbaknya masuk, ehh lama banget, lagi mikir apa mbak?" dia ketawa lebar bener

"E-enggak kok, gak napa-napa, mas dari tadi liatin saya ya?" aku nanyak

"sebenernya enggak ada niat ngeliatin mbak, tapi secara tidak langsung kan saya nunggu embak masuk, tapi embaknya enggak masuk2 jadi ya saya liatin"

"Aduhhh..." aku nutupin kepala aku dengan tangan

"hahahahaha..." dia ketawa kocak bener

"Udah deh mbak, gak usah malu. Mbaknya lagi mau apa, sini biar saya bantu"

"Saya mau ketemu ci susi" aku bicara sambil menutup mukaku

"hahaha, kalau mau ngomong itu yang bener gak usah nutup-nutupin" dia memegang kedua tanganku

"nah gitu dong, kenalan dulu yuk?"

"Fajar"

dia menyodorkan tangannya

Ethereal - Rian ArdiantoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang