7

5.2K 312 4
                                    

Rian POV

ohh jadi nama dia dokter pengganti kak ella

ketika semua orang menoyor kepala fajar gue ngeliatin dia ketawa

canti-

"jom! makan! mikirin apa sih?"

Renata POV

akhirnya gue duduk di antara jorji dan kak greysia

"jadi ren ini greysia, jorji, melati, ketut, fitri, terus itu ada kevin, reza, fajar alias aa' majalaya" mbak wid duduk

"oh iya hampir lupa bening kali mukanya soalnya, itu rian aka jombang, cowok terglowing di pelatnas" mbak wid ngomonv terus makan

oohh rian namanya

****

setelah makan gue kembali ke ruangan kerja gue

karna gue bosan, gue stop ngerjain berkas dan malah ngerjain skripsi gue tiba-tiba ada yang ngetok

kali ini fajar yang ngetok

"dokter cantik hehe!" kata fajar

"apaan sih? kenapa mas?" gue tanya

"aduh dipanggil mas! jangan deh panggil aa' aja atau nama langsung! ini gue nyeret jombang soalnya kak ella nyuruh dia konsul kemaren tapi karna kak ella gk ada jadinya hari ini" fajar dorong rian masuk

"emang biasanya konsul apa mas?" gue nanyak mas rian

"kurang tau juga" dia bilang sambil berjalan ke tempat duduk

"ntar ya gue cek dulu" gue buka komputer dan mengetikkan nama rian

"umm nama panjang mas rian siapa ya?" gue tanya

"rian ardianto" dia jawab

gue ketikkan namanya dan melihat apa yang harus gue lakukkan

"waduh! mas udah lama banget gk kemari ya?" gue tanya

"iya nih ren, jombang takut jarum hahaha" ucap fajar yang menunggu rian

"apaan sih? ngawur!" ucap rian

gue denger ada yang ketok pintu lagi, melati menjulurkan kapalanya

"A' fajar dipanggil coach naga api tuh" Mely bilang

"yodah deh gue tinggal bentar ya jom! jangan rindu! Ren duluan" fajar tutup pintu

"yeee" ucap rian

"kamu berarti hr ini gue suntik ya mas, seharusnya minggu kemaren sama kak ella tapi kamu gk hadir" gue bilang

"gak hadir? oohh minggu kemaren aku ada pertandingan di malaysia" ucap rian

"oohh" gue bilang

"kamu beneran takut sama jarum mas?" gue tanya

"hah e-enggak kok, fajar tuh ngomongnya suka ngawur" dia bilang

gue ketawa, gue yakin dia takut, tapi gue tetep ajak ngoming dia

"kamu kemaren menang pas tanding di malaysia mas?" gue tanya

"enggak" dia jawab

"ehh itu tadi kamu lagi ngerjain skripsi ya?" dia tanya

"iya"

"bukannya kamu udah jadi dokter"

"umm gimana ya jelasinnya?" aku mulai memegang jarum dan pelan-pelan menusukknya ke lengan mas rian

kayaknya dia gak nyadar deh, gue distract dia dengan tetap ngomong

"jadi gue seharusnya udah wisudah, skripsi gue sebelumnya udh disetujuin. tapi gue ada masalah sama salah satu anak yang powerful, jadi yaa gue wisudahnya diundur samoe gue selesai bikin skripsi" gue jawab

"selesai" gue tarik jarumnya dan buka masker gue

"udah?!" mas rian shock

"udah mas" gue ketawa

"eh udah deh gak usah manggil gue mas, panggil nama aja" dia bilang tangannya mau menyentuh bekas jarum tadi

"et et et! jangan dulu" gue singkirin tangannya dan mengambil handsaplast yang buat selesai disuntik dan memempelkannya

"makasih" dia senyum

"iya"

"udah siap nih?" dia tanya

"eh belum, ntar aku cari obat kamu dulu ya" aku berjalan ke kabinet buat cari obat Rian

"kalo boleh tau kamu ada masalah apa sama anak yang poweful itu?" dia kembali duduk

"isi skripsinya sama yan" gue bilang

"kok bisa?" dia tanya

"aku pun bingung, nah semua dosen aku itu udah tau kalo itu tuh emang aku yang bikin karna aku sering minta pendapat sama dosen-dosen aku, tapi karna dia anak salah satu orang yang sangat dihormati jadinya mereka memberi aku kesempatan buat bikin skripsi ulang denga. judul yang udah mereka tetapkan"

"kamu tahu dia siapa?" tanya rian

"enggak yan, gue gak tahu siapa namanya, mukanya gimana" gue jawab

drtt drtt..

"ada telfon nih" ucap rian, berhubung hp gue disamping kursinya

gue liat siapa

Aldy

Ethereal - Rian ArdiantoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang