Renata POV
gue selesai mandi, abang gue yang sedang jada papa harus pergi buat jemput mama
jadi gue langsung pergi ke rumah sakit buat jagain papa
gue jalan dikoridor sambil mencari kamar papa
pas gue buka pintu papa gue ngeliat banyak orang sedang berdiri dikamar papa
gue masuk dan gue ngeliat anggota crazy rich, ditambah presiden sobat missqueen
"kalian ngapain?" gue tanya
"jenguk bokap elo ren" kata mbak wid sambil memeluk gue
mereka semua memberi gue ucapan semangat, dan gue membalasnya dengan senyuman dan terima kasih
gue ngeliat rian dari kejauhan dia mendekati gue
"we, gue keluar ya?" kata fajar
"iya gue juga"
"sama"
"ikut kak!"
"dah!"
sekarang diruangan hanya gue, rian, dan papa
"gimana papa kamu?" rian tanya
"udah membaik" kata renata
"ren, gue mau min-"
"rere" kata om boy
renata langsung menghampiri om boy
"iya pa?" renata tanya
"laper" kata om boy
"oh iya bentar, rere cari suster dulu ya" renata pergi
"yan titip papa" katanya
om boy mencoba untuk duduk, gue langsung membantunya
"loh rian?" kata om boy
"iya om, saya rian" gue jawab
"ngapain kamu kesini?" tanya om boy
"rian mau minta maaf ke renata sama ke om boy"
om boy menatap gue dengan raut muka yang bingung
"rian mau minta maaf kalau rian udah nyakitin perasaan anak om, rian juga mau minta maaf karna rian enggak ada di sisi renata pas renata asma om, rian salah, makanya rian mau minta maaf" gue duduk disambing om boy
gue mendengar om boy menghela nafas
"rere udah cerita sama om, om juga tau kalau kamu salah yan, kemaren rere nangis sambil menceritakan kejadian itu, om gak habis fikir kenapa kamu enggak tahu kalau rere ditampar" kata om boy
"iya om, saya awalnya enggak tau, saya tahu saya salah, saya kesini ingin minta maaf sama renata dan sama om, rian juga sadar kalau rian enggak dimaafin atau enggak dapet restu buat pacaran sama renata lagi om, tapi setidaknya om, beri rian kesempatan untuk minta maaf sama renata om" gue bilang
"siapa bilang om enggak ngerestuin kamu pacaran lagi sama renata?" kata om boy
gue memasang raut muka bingung
"m-maksud om?" gue tanya
"lelaki yang mengakui kesalahannya, adalah lelaki yang pantas buat anak om" kata om boy
gue langsung tersenyum
"tapi yan, om gak mau ngelihat renata sedih seperti itu lagi ya yan" kata om boy
"iya om! makasih om!" gue langsunh menyalam tangan om boy
tiba-tiba renata masuk sambil membawa makanan
"nih makanan pa" katanya sambil masuk
dari belakang, mama dan abang renata mengikutinya
Renata POV
gue langsung duduk sambil dulang papa
"udah sana rere, sama rian sana! ada mama yang bisa nyuap papa" kata paap
apasih?!
"hah?" gue tanya
"udah sana ayo! mah suapin papa!" kata papa
gue bangkit bingung kenapa papa
kemaren gue baru ngasih tau kalau gue lagi berantem, masak papa lupa
"udah re sana! yan bawa dia keluar, ajak jalan jalan sana" kata papa
rian memegang tangan ku dan menarikku keluar
kita lagi berjalan di taman gak jauh dengan rumah sakit papa
"apa kabar?" tanya rian basa basi
gue udah capek dipermainin
"udah deh yan, langsung ke intinya aja, kamu ngapain ke sini?" gue tanya
"aku mau minta maaf ren" kata rian sambil memegang tangan gue
wah! mau mainin hati gue lagi dia!
"apasih? boong kamu! udah deh yan! kamu gak tau apa?! aku udah capek nangis buat kamu! hati aku juga sakit cape karna disakitin kamu mulu, kamu boong!" gue nyingkirin tangan gue yang dipegang rian
"enggak nat aku enggak bohong"
"aku punya hati yan! aku manusia! hati aku bukan kayak shuttlecock yang kamu kejar-kejar dan ujungnya kamu jauhin mulu!"
"aku tahu aku salah nat, makanya aku mau minta maaf, sekarang aku sadar kalau kamu zona nyaman aku" rian bilang
deg
lagi lagi hati gue sakit
gue ketawa
"kamu seenaknya aja tiba-tiba bilang kalau aku zona nyaman kamu, asal kamu tahu yan! sejak shinta bilang kamu udah putus sama aku, aku gak bisa tidur! hati aku sakit yan! dan aku bingung kenapa harus dia yang bilang! kenapa enggak kamu?!" gue jawab panjang lebar
"aku enggak pernah putusin kamu! shinta sendiri yang bilang sama aku kalau kamu udah punya cowok, ya dengan begitu aku langsung menghindari kamu nat!" kata rian
shinta?!
"aku enggak pernah deketin cowok lain yan dan kamu seharus nya tau, aku sayang banget sama kamu! tapi semenjak aku ngeliat kamu sama shinta selalu jalan berdua aku semakin yakin kamu mutusin aku, dan aku semakin yakin kalau kalian udah pacaran" gue jawab
"jujur nat, aku enggak pernah suka sama shinta apalagi pacaran sama dia! hal itu gak pernah terlintas di kepala aku nat! semenjak kita renggang aku selalu mikirin kamu, cuman kamu yang ada dipikiran aku! cuman aku gengsi buat kasih tahu kamu nat!" ujar rian
"dan aku masih sayang sama kamu nat" lanjut rian
"a-aku butuh waktu" pikiran gue kosong
"aku bakal nunggu kamu nat" kata rian
"terserah kamu mau itu setahun ataupun lima tahun, aku gak peduli! aku bakal nunggu kamu"
gue mulai berjalan perlahan memjauhi rian
"aku udah pernah ninggalin kamu nat, dan itu salah satu kesalahan terbesar ku, aku gak mau itu terulang lagi, kamu hanya perlu bilang ke aku kalau aku zona nyaman kamu nat" rian bilang
gue berlari ninggalin rian
ini cuman mimpi kan?
ini bukan kenyataan
rian pasti boong
aku gak mau hati aku sakit lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
Ethereal - Rian Ardianto
FanfictionRenata Purinda, seorang mahasiswa kedokteran yang sedang mencari pekerjaan. Suatu saat dosen Renata memberi suatu lowongan pekerjaan, tanpa mengetahui dimana pekerjaan itu, Renata langsung mengambil pekerjaan itu. Tanpa ia sadari ia bekerja menjadi...