27

2.9K 212 0
                                    

Renata POV

gue sama rian udah di dalam pesawat nunggu buat take off

oh iya pesawatnya banyak kursi yang kosong, dan kerennya satu row nomor 18 ini gak ada yang dudukin selain kita berdua

"nat, makasih ya aku seneng banget ke jogja kali ini" rian bilang

"ya iyalah namanya juga ketemu keluarga kamu lagi" aku jawab

"iya tapi bukan itu yang aku pikirkn tadi" kata rian

"jadi?" gue natap dia

"aku seneng kamu bisa akrab sama keluarga aku terutama ibu, dan mbak vivin, dan aku juga seneng udah ketemu sama keluarga kamu dan dapat restu buat pacaran sama kamu, selain itu aku juga seneng kamu akrab sama teman-teman aku juga, makasih ya nat" rian jelasin

"iya yan, sama-sama, tapi kayaknya aku gak terlalu akrab sama satu orang deh" aku jawab

"siapa?" tanya rian

"caca" gue jawab dan rian kembali dengan ekspresi datar

****
udah lebih dari satu minggu aku go public dan ketemu dengan ibunya rian

gue sekarang lagi di kampus nunggu keputusan dosen kapan gue kelulusan

"yaudah, kalau begitu kamu lulus selasa depan" kata dosen gue

gue berdiri dan langsung nyalamin dosen gue

"makasih banyak dok"

"iya iya" dosen gue bilang

gue pun keluar dan memesan ojol buat ke cipayung

pas nyampe di pelatnas, waktu sudah menunjukkan makan siang dan gue pun ke kantin sambil mengambil makan, tak lupa membayarnya

gue ditarik sama mbak wid dan disuruh duduk disebelah rian dan geng crazy rich

"gimana? gimana?" tanya kevin

"gimana apanya?" tanya gu

"elo kapan lulus?" tanya fajar

"kapan kak?" tanya jorji

"kapan ren??"

"besok?"

"lusa"

"atau minggu depan?"

"kok kalian brisik ya, cowok gue b aja loh" gue makan dengan tenang sambio melihat rian makan dengan tenang

clonteng

suara sendok diletakkan

"ihh kamu ngasih tahu dong, aku pengen tahu ini" rian mengeluarkan suaranya

"ohh akhirnya kamu penasaran juga" gue bilang

"yaiyalah! dari tadi dia yang gereget renata! dia yang ngeliatin hpnya mulu nunggu kabar dari elo!" kata ginting

"ohh" gue jawab sambil ketawa

"kok cuma oh, kapan nat? kapan?" rian goyangin bahu gue

"ihh berhenti" gue nyingkirin tangannya tapi dia tetep ngelakuin hal yang sama

"yan stop yan" tetep ngelakuin hal sama

"iya iya, aku kasih tau tapi kamu berhenti"

rian langsung berhenti

"jadi kapan?" dia kembali makan dengan gaya jaimnya seakan dia gak ngelakuin hal yang tadi

"selasa depan"

dan dengan begitu gue denger suara

tiiitt

telinga gue berdenging sangking ributnya meja ini

"gilaaa, kita diundang gak nih?" tanya jorji

"yaiyalaah, gue undang satu pelatnas" gue bilang

"itupun kalau cukup gedungnya" gue bilang

Rian POV

waduh renata lulus selasa depan dan sekarang hari sabtu, gue harus beliin dia apa coba?

gue lagi dijalan nganter dia pulang

"yan, kayaknya ortu gue gak bisa hadir di sidang gue" renata bilang

"loh kenapa?" gue tanya

"gak tau, kata abang sih ada sedikit masalah di kantor mereka" renata nunduk

"coba aja tanya langsung ke papa mama kamu" gue bilang

"enggak berani, takut ngerepotin" dia bilang

"jangan sedih dong! semangat, nanti kamu bawa pulang kelulusan kamu" aku elus kepalanya

"makasih yan" dia bilang

oke, gue tau mau ngapain buat kelulusan dia

"oh iya itu temen sekamar kamu kok gak balik-balik?" guume tanya

"gak tau juga yan, aku chat, telfon, wa gak dibales satupun, tapi kata orang tuanya dia baik-baik aja dan masih chatan sama dia, itu anak kayak ditelan bumi" renata bilang

"mobil kamu gimana?" gue tanya

"aku rasa sih gak papa, aku percaya sama dia yan" renata bilang

"yaudah aku turun ya, kamu hati-hati dijalan" renata bilang

"iya, dada nat" gue kecup keningnya

****
pas nyampe pelatnas gue gak langsung masuk kamar gue masih di dalam mobil buat nelfon papa renata

"asalamualaikum om?" gue tanya

"waalaikumsalam rian, kenapa yan?" tanyanya

"gini om, renata lulus hari selasa, om bisa hadir enggak?" gue tanya

"loh renata kok gak bilang?" tanyanya

"iya angga bilang sama renata katanya ada masalah di perusahaanya om jadi dia gak enak ngajak om sama tante" gue jelasin

"oh gitu, yaudah iya yan kami bakal datang kok, lagian itu permasalahan kecil aja enggak rumit amat" katanya

"oh gitu om, yaudah makasih ya om" gue jawab

"iya rian, om yang makasih seharusnya" dengan begitu papa renata menutup panggilannya

Ethereal - Rian ArdiantoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang