in White

1.8K 203 11
                                    

Jeon Jungkook & Chou Tzuyu

Warning!: mungkin banyak typo

Tzuyu merasakan sesak di dadanya. Ia mencengkram kuat lengan pria di sampingannya. Samar samar ia dapat melihat Jungkook menunggu nya dengan tuxedo hitam panjang yang ia kenakan. Tzuyu hanya melihat pria itu berdiri melihatnya dengan posisi istirahat di tempat tak luput juga seorang pendeta tua yang tengah menunggunya.

"percaya lah semua akan baik-baik saja"

Tzuyu tiba. Pria yang tak lain adalah kakak Jungkook juga sudah melepaskan lengannya dari tangan Tzuyu. Gadis itu menarik nafas pelan, tak ingin Jungkook mendengarnya.

Tzuyu merasakan tangan hangat Jungkook memegang bahu nya. Ia membuat posisi Tzuyu kini berhadapan satu sama lain.

"Jeon Jungkook apakah kau bersedia menerima Chou Xien tzu-yu sebagai istrimu dalam suka maupun duka selalu bersama dan berada di sisinya?"

"ya aku bersedia"

Deggg, Tzuyu memejamkan mata.

"Chou Xien Tzu-yu apakah kau bersedia menerima Jeon Jungkook sebagai suami mu dalam suka maupun duka selalu bersama dan berada disisinya?"

Keheningan terjadi sejenak. Jungkook menautkan alisnya. Gadis itu lalu mengambil nafas dalam.

"ya aku bersedia"

Sorak Sorak memenuhi acara pernikahan pagi itu. Tzuyu tunduk, entah mengapa ia sedikit kecewa.

Tzuyu merasakan pergerakan. Ia dapat melihat Jungkook membuka tudung yang sedari tadi menutup wajahnya.

"oh yah tuhan"

Cup

First kiss. Tzuyu melihat Jungkook memejamkan matanya sejenak. Membuat pergerakan, sebelum akhirnya ia menarik wajah nya menjauh dari tzuyu.

"Woooooo" teriak para tamu undangan. Tzuyu tersenyum, tentu saja senyum palsu.

🍀🍀🍀🍀

Tzuyu berjalan mengangkat ujung gaunnya, sambil menentang sebuah koper ungu di tangannya. Ia terlihat beberapa kali memanyunkan bibir kala Jungkook yang tidak sama sekali mau membantunya.

Tzuyu ikut berhenti saat pria didepannya turut berhenti, tepat di depan sebuah pintu apartemen bernomorkan 9799.

Klekkk

Jungkook membukanya hanya dengan sebuah kartu. Tzuyu manutkan alisnya. Ini karena ia tak pernah tinggal di apartemen selagi di korea.

"sedang apa kau?" tanya Jungkook yang akhirnya menyadarkan tzuyu dari lamunannya.

Tzuyu hanya melirik Jungkook, yang tengah menggulung lengan kemeja putihnya. Matanya terpaku pada dua ranjang berbeda yang bersebalahan. Tzuyu mengagguk.

"ohh bagus la"

Tzuyu kembali menenteng kopernya, mendekati ranjang putih di sisi kanan. Ia duduk ditepi ranjang.

"apa kau mau terus menunggu di sana?"

Alis tzuyu bertaut, hampir menyatu.

Tzuyu semakin tegang, ia dapat merasakan bulu romanya berdiri dari ujung kaki hingga leher. Saat gadis itu melihat Jungkook membuka satu persatu kancing kemejanya.

Tzuyu berdiri, sangat pelan.

"mau apa kau?" tanya tzuyu para Jungkook yang mulai mendekatinya.

Jungkook tertawa hambar. Tzuyu ingin saja lari saat Jungkook memperlihatkan senyum yang mengerikan.

"kau ingat kan tujuan kita menikah" ia sudah tepat berada di hadapan tzuyu. Bahkan Jungkook dapat melihat, mata tzuyu menyimpan ketakutan.

Brukkk

Tanpa aba aba aba Jungkook memebanting tubuh tzuyu ke ranjang. Posisi mereka sekarang, Jungkook menindih tzuyu. Tzuyu terus berusaha menjauhkan tubuh Jungkook, namun apa daya kekuatan Jungkook tentu lebih besar darinya.

Tzuyu merasakan. Ia dapat merasakan nafas Jungkook semakin mendekar pada dirinya. Ia memejamkan mata.

"pemerkosaan!" teriak tzuyu.

Jungkook menarik wajahnya. Ia melihat tzuyu menutup matanya rapat rapat.

Ia beranjak dari tubuh tzuyu. Lalu memasukkan tangannya di saku celana.

tzuyu turut bangkit.

"kau melakukannya, tanpa keinginan dan izin ku. Kita juga bahkan belum saling mengenal dan menyapa" tegur tzuyu dengan nafas yang tergesa-gesa. Sepertinya ia sadari tadi menahan nafas.

"hhh kau tau, aku melakukan bukan karena atas dasar cinta atau apa. Aku hanya ingin kita cepat cepat berpisah"

Tzuyu diam sejenak. Perkataan Jungkook ada benarnya juga. Tapi ia sama sekali belum siap mengandung anak.

Jungkook berjalan pergi meninggalkan tzuyu. Ia membanting pintu apartemen sangat keras.

Sedangkan tzuyu hanya mematung disana.






































Yups.
Semoga chapter ini nggak terlalu buruk. Oh ya author usahain di chap selanjutnya agak panjang.

Jgn lupa komen dan suara nya yah.

Dan selamat menjalankan ibadah puasa bagi teman teman yang mengerjakan 🙏

Feel My Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang