Jangan marah😂

4K 210 13
                                    

"Assalamua..lai..ku..m" ucapku terbata saat melihat Aideen sudah berada didepan pintu rumah mama saat mendengar suara mobil.
"Hey.. Sayang" kataku mencoba senyum tapi hanya dibalas dengan tatapan dingin olehnya.

Wajah Aideen dingin sekali, sama seperti Aideen yang dulu sering marah dikantor 🤯😂
Akupun berjalan perlahan menuju pintu tepat dimana Aideen berdiri dengan wajah yang sangat menyeramkan.

"Kamu kapan pulang? Udah makan?" ujarku saat berdiri didepannya.
"Kamu dari mana?" tanyanya dingin.
"Akuu dari hmm beli siomay" kataku.
"Siomay? dimana?" tanyanya.
"Dipelabuhan seberang" kataku menunduk.
"Nyetir sendiri?" tanya Aideen masih menatapku.
Aku hanya diam mengangguk karna merasa 'sedikit' bersalah 😂
"Huffff" ujar Aideen membuang nafas
Aku tahu sekali saat ini ia sedang sangat marah padaku. Aideen itu tipe orang yang cepat panik, aku mengerti sekali perasaannya sekarang.

"Oh iyaa, ini siomaynya" kataku sok polos memperlihatkan siomay yang aku beli tadi sore.
"Ayokk makan yuk" kataku langsung menarik tangannya kedapur.

Karna Aideen dan aku tak mungkin berbicara panjang lebar dihadapan mama dan Kak Ryska.
Sesampai dimeja makan Aideen hanya diam menatapku, sedangkan aku sibuk menyiapkan piring untuk siomay yang bahkan aku tahu Aideen tak akan mau memakannya.

"Maaf" kataku pelan.
"Iya, aku salah.. Tadi nggak ada sinyal" ucapku lagi.
"Aku bingung mau ngasih kabar gimana" sambungku lagi.
"Terserah" ujar Aideen ketus.
"Kan aku udah minta maaf" kataku menatapnya.
"Kamu tau nggak aku sekhawatir apa? Hah?" ujar Aideen meninggi.
"Apa susahnya datang kekantorku dulu, atau aku bisa antar kamu kesana. Kenapa sih sampai nekat jalan sejauh itu sendiri" ujar Aideen lagi.
Wajahnya memerah seperti benar benar marah padaku.
"Aku sama Kak Ryska kok, nggak sendiri" kataku menyela omongan Aideen.
"Kak Ryska nyetir? Engga kan?" tanya Aideen ketus.
Aku hanya diam menggelengkan kepala. Aku tak tahu harus mengatakan apa padanya.
"Kalau kamu sampe kenapa-napa dijalan gimana? Kalau ban pecah dijalan, atau apa kamu itu cewek jalanan disana sepi. Kenapa sih nggak mikir dulu" ujar Aideen lagi.
"Iyaa maaf, kan aku udah disini.. Aku baik baik aja" ujarku memegang tangannya.
"Udahlah, terserah kamu. Aku capek" ujar Aideen berlalu meninggalkanku dimeja makan.
"Mah, Kak Ryska.. Aideen pamit pulang dulu. Assalamualaikum" ujar Aideen.
"Loh Aileen ga diajak pulang?" tanya Mama.
"Oh, dia bisa pulang sendiri mah udah pintar kok dia. Udah besar" ujar Aideen dingin.
"Aideen pamit mah" ujar Aideen mencium tangan mama dan langsung menuju mobilnya.
"Aku ditinggal?" kataku sedikit berteriak karna Aideen sudah menuju mobilnya.
"Bodo" ucap Aideen langsung menyalakan mesin mobil.

Rasanya aku ingin menangis tapi aku malu karna ada Kak Ryska dan mama disana-_-
"Udah nggak papa Aii, kamu tidur dirumah Kaka aja" ujar Kak Ryska.
"Engga kak, Aideen paling bentar balik" kataku masih melihat jalan.

Mobil Aideen sudah menghilang dari pengelihatanku, apa ia benar benar meninggalkanku?
"Kamu juga sih nggak bilang dulu, dia dari sore disini mondar mandir nggak jelas" ujar mama.
"Iya mah, kan Aileen kira dia bakal pulang jam 8 malam" ucapku menyesal.
"Kan kamu dari siang kata Aideen gak bisa dihubungin, makanya dia pulang" ujar mama.
"Udah sih nggak papa, besok juga udah baik. Sini duduk sini tidur dirumah Kaka aja" ucap Kak Ryska santai.
"Nggak, Aideen pasti balik liat jarum panjang itu sekarang ada diangka lima sebelum pindah ke Enam Aideen pasti udah datang jemput aku" ujarku tetap berdiri didepan pintu.

Dan ternyata..
Aku benar.
Aku tak salah pilih suami.
Aideen kembali..
Senyumku langsung mengembang saat mendengar suara mobilnya, melihatnya keluar dari mobil, meskipun wajahnya masih dingin tapi dia datang menjemputku 😉
"Hei, aku tahu kamu nggak bakal ninggalin aku disini" kataku percaya diri.
Aideen hanya menatapku sebentar.
"Misih, laptopku ketinggalan" ujarnya menyuruhku memberi jalan masuk kedalam rumah.
.
.
"What?" kataku dalam hati.
Aku benar benar ingin menangis karna kesal dibuat Aideen.
"Oke fine! Aku nggak mau pulang" kataku langsung masuk kedalam kamarku yang dulu.

Aideen benar benar menyebalkan.
Aku akhirnya menangis juga karna kesal pada Aideen. Aku pikir ia ingin menjemputku, ternyata menjemput laptop.

"Huff Sayang!! Yaudah ayo pulang. Aku jemput kamu bukan laptop" ujar Aideen tiba tiba didepan pintu kamarku.

Aku langsung menghapus airmataku aku pikir Aideen sudah pulang karna ia menyalakan mesin mobil diluar saat aku masuk kamar.
"Yang!! Udahan ah aku laper nih, nggak ada makan" ujarnya lagi.
"Yang" ujar Aideen sekali lagi.
"Kamu udah nggak marah?" tanyaku saat membuka pintu.
"Enggak, pulang yuk! Aku laper" ujar Aideen menatapku.
"Yaudah yuk" kataku sambil menarik ingus😂
"Kita pulang pake mobil masing masing?" tanyaku.
"Oh, mau nyetir sendiri lagi?" ujar Aideen menatapku.
''Heehee nggak deh, mobilnya tinggal sini aja besok aja aku ambil. Kita cari makan dulu" kataku tertawa.

😂😂😂

My Annoying Boss (After Marriage)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang