Ada apa? Kenapa? Bisakah?

3K 150 6
                                    

"So, kamu mau cerita sendiri, atau mau aku tanya lagi?" ujarku menatap layar ponsel karna sedang melakukan vcall dengan Aideen.
"Cerita apasih yang?" jawab Aideen santai.
"Yaudah lupain aja" ucapku kesal.
"Reina? Ya apaan sih bahas dia lagian emang dia kesini itu ada kerjaan ya profesional" ujar Aideen serius.
"Hmm" kataku singkat.
"Udah ya?" ujar Aideen.
"Apanya?" tanyaku asal.
"Keselnya lah, kamu cemburu sama Reina?" tanya Aideen lagi.
"Gak, cuma nggak suka aja" ujarku.
"Nggak sukanya kenapa?" tanyanya.
"Ya nggak suka kalo dia ngobrol sama kamu" ujarku pasti.
"Hmmm Iya aku gak bakal ngobrol sama dia" ucap Aideen sambil tersenyum penuh arti.
"Kenapa senyum gitu?" tanyaku.
"Nggak papa, aku senang aja" ucapnya melebarkan senyumannya.
"Dih, apaan" kataku bingung.
"Aaaah kangennya, kangen aku nggak?" tanya Aideen.
"Kangen lah, tapikan lusa kamu pulang" ujarku.
"Iyasih, oh iya udah makan malam?" tanyanya.
"Udahh, yaudah tidur yuk. Besok pagi aku mau berangkat kekantor agak pagian" ucapku.
"Hmm Iyadeh, aku juga mau tidur. Love you!! I miss you.. Assalamualaikum sayang" ujar Aideen .
"Hmmm love you too, walaikumsalam" ucapku.

Setelah panggilan dari Aideen terputus aku merasa ada yang hilang.. Ini pertama kalinya Aideen pergi setelah kami menikah. Dan rasanya sangat tidak enak. Entah kenapa aku selalu ingin berada didekatnya tapi mau bagaimana Aideen bukan sekedar karyawan biasa. Dia akan terus terusan seperti ini 😔

.
.

Saat pagi hari tiba, aku bergegas bersiap untuk pergi kekantor. Sebelumnya aku menyiapkan sehelai roti tawar dengan selai coklat diatasnya untuk aku makan diperjalanan menuju kantor.

"Iya pagi sayang, aku lagi dijalan masih nyetir" ucapku menjawab panggilan telpon dari Aideen.
"Yaudah sampai sana telpon aku" pinta Aideen.
"Okay, nanti aku kabarin yaa" kataku singkat.
"Hati hati nyetirnya, yaudah aku..."
"Eh yang jangan dimatiin dulu, aku ntar tidur dirumah mama ya aku sepi tidur sendiri" ujarku saat Aideen hendak memutuskan panggilan.
"Ohh, iyaa yang gapapa. Yaudah yaa aku tutup kamu fokus nyetir aja nanti aku telpon lagi" ujar Aideen.
"Okayy, assalamualaikum" ucapku.
"Walaikumsalam" jawab Aideen.

Tut.
Tut.
Tut.
Tut.

Panggilan terputus.
Aaaah aku ingin Aideen cepat pulang!

Setelah tiba dikantor, aku meeting bersama para spg dishowroom membahas beberapa hal yang belum aku ketahui, dan apapun mengenai brand yang aku pegang.

"Oke, sampai sini ada yang mau ditanyain?" kataku pada para spg.
"Nggak ada kak" jawab mereka.
"Okedeh kalo gitu kalian bisa siap siap kerja yaa" ujarku menutup meeting pagi itu.

Saat telah disibukan dengan berbagai pekerjaan, staff memanggilku keluar karna ada seorang customer yang komplain.
Huh apalagi ini..

"Kak, diluar ada customer yang komplain katanya ingin bertemu spv"ujar seseorang mengetuk pintuku.
"Kok bisa komplain? masalahnya apa?" tanyaku sambil beranjak dari meja.
"Gatau kak, katanya semalam belanja tapi bukan sama saya. Terus customernya bilang spg kita salah masukin barang, jadi dia mau ketemu spv langsung" ujar staff menjelaskan.

.
.

"Permisi mas, saya... " aku terdiam sesaat karna melihat siapa yang ada dihadapanku saat ini.
"Iya mbak? Spvnya?" ujar 'customer' yang komplain sambil menatap dengan tatapn khas seseorang yang sudah lama aku kenal.

Iya dia Arya..

"Iyaa saya sendiri mas" ucapku menahan senyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Iyaa saya sendiri mas" ucapku menahan senyum.

Arya menatapku sebentar lalu berusaha menahan senyum agar tidak terlihat aneh dihadapan spg yang berada didekatku.

"Hmm.. Ini customernya biar saya yang urus, kamu bisa balik kerja" ucapku meminta spg untuk meninggalkanku dengan Arya.

.
.

"Jadi, kamu beneran komplain? salah masukin barang beneran?" ucapku masih fokus pada masalah awal kenapa aku ada diluar sekarang.
"Hheehe nggak, aku bohong" ujar Arya polos.
"Hnm kirain, aku udah takut tadi bakal ada customer yang marah-marah" ujarku sedikit cemberut.
"Sorry!! Sibuk nggak? Pengen ngajak ngobrol bisa?" tanya Arya.
"Hmm bisa, aku ambil dompet sama ponsel dulu yaa tunggu sini" ucapku.
"Okay" ujar Arya.

"Sayang, aku mau makan siang bareng Arya gapapa kan?" tanyaku melalui chat whatsapp pada Aideen.
.
.
.
"Iyaaa, gapapa yang. Ntar aku telpon aku lagi meeting" balas Aideen cepat.
"Okay, love you!!" balasku.

.
.
"Yuk!" ucapku saat tiba disamping Arya.
"Mau ngobrol dimana?" tanyaku lagi.
"Hmm, ngopi mau nggak? Eh tapi kamu gasuka kopi ya" ucap Arya.
"Hmm iya. Dijco aja gimana? Aku pengen makan donat sekalian" ujarku.
"Boleh yuk" ujar Arya menurut.

.
.

"Soo, kamu apakabar? Baik kah?" tanyaku memulai obrolan saat kami duduk dengan segelas hot coklat dan donat dimeja.
"Hmm yaa, i'm good. Kamu? bahagia kah?" tanya Arya menatapku sekarang.
"Of course, aku bahagia haha" jawabku sambil tertawa.
"I'm happy for you" ucap Arya.
"Oh iyaa, jadi kapan?" tanyaku tiba tiba.
"Apanya?" jawab Arya bingung.
"Kok apanya? Itu siapa namanya calon istri kamu.. Alia, Alisa, Alila?" tanyaku asal menyebut nama karna lupa.
"Alila?" tanya Arya.
"Yaa! Alila.. Kapan kalian nikah?" tanyaku memastikan.
"Hmm.. belum tau" jawab Arya pelan.
"Aku masih butuh waktu buat mastiin perasaanku kedia gimana" ujar Arya serius.
"Iya bener, kamu harus mastiin dulu" ucapku mengangguk sambil menyeruput hot coklat milikku.

Arya terus saja menatapku seolah ada sesuatu yang ingin ia katakan, tapi bingung harus memulai darimana.

"Okee, kamu mau cerita apa? dan kenapa tiba tiba datang?" tanyaku serius.
"Menurutmu aku bisa nggak sih jatuh cinta lagi?" tanya Arya.

.
.
.

Hmm..

My Annoying Boss (After Marriage)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang