Aideen Junior

3K 140 5
                                    

"Hahhhhh" kataku saat tiba disofa tamu.

Saat aku ingin duduk sejenak disana, Aideen dengan cepat mengangkat tubuhku untuk dibawa langsung kekamar.

"Istirahatnya dikamar aja ya" ucap Aideen senyum.

Aku hanya diam menatapnya, ia meletakan tubuhku dikasur sambil menatapku dengan tatapan yang menurutku penuh kasih sayang.

"Makasih ya" ucapku lalu sekilas mencium pipinya.
"Waduh.. sebelahnya lagi!" pinta Aideen sambil mengarahkan pipinya kewajahku.

Dengan cepat aku menurutinya.
Tak hanya kedua pipinya.
Aku mencium setiap inci wajah Aideen. Aku benar-benar bersyukur mendapatkan suami seperti dia..

Aku selalu berharap ia tak pernah berubah sampai kami menjadi kakek-nenek nanti.

"Yaudah, aku mandi dulu ya. Kamu istirahat" ucap

1 tahun kemudian.

Saat ini aku benar-benar menjadi ibu rumah tangga untuk Aideen.

Aku meninggalkan pekerjaanku untuk fokus menjadi istri yang baik untuknya. Meskipun berat meninggalkan karir, aku tetap bertekad menjadi istri yang selalu ada untuk Aideen.

Karna memang dari awal alasan aku tetap bekerja adalah murni keegoisanku yang tak mau bergantung dengan suami.
.
.

Hari ini ada acara dirumahku, kebetulan keluarga besar Aideen datang kemari untuk mengunjungiku dan Aideen.

"Gimana Aii? Udah isi?" tanya Utari sepupu Aideen.
"Hmm doain aja mba" jawabku pelan.
"Gapapa, kalian kan masih muda nikmati ajaa dulu masa pacarannya" ujar Utari ramah.
"Gak bisalah Tar, kan budemu itu sudah tua mesti pengen cucu" sahut bibik Tiara.
"Hmmpt. Sabar Aii" batinku.

Aku hanya tersenyum mendengarkan bibik Tiara dan Utari saling berdebat.

"Udah lah raa. Urusan anak itu, urusannya Tuhan. Umurku juga urusan Tuhan, jangan ngomong kayak gitu ya kemantuku" ujar Ibu Aideen tiba tiba muncul dibelakangku.
"Eh, Ibu kapan datang?" kataku langsung menyapa.

Karna Ibu mertuaku memang terlambat datang, karna pesawatnya delay.

"Sudah makan bu?" tanyaku.
"Sudah ndok, Aileen udah makan? Suamimu mana?" tanya Ibu.
"Hmm Mas Aideen, mana yaa?" gumamku bingung.
"Bentar Aileen telpon bu" kataku.

"Yang, kamu dimana?"
"Diruang kerja, kenapa sayang?"
"Kok diruang kerja, kan lagi banyak orang"
"Iya, bentar aja kok. Aku lagi ngecek email penting dari pusat"
"Ini Ibu udah datang"
"Oh udah dateng? Yaudah bentar aku keluar"
"Yaudah"

"Bentar bu, Mas Aideen lagi ngecek email penting katanya" ucapku.
"Yaudah gapapa, kita duduk disana yuk. Ibu mau ngobrol" ujar Ibu.
"Iya" kataku mengangguk.

Kamipun menuju taman yang berada dibelakang rumah, dan duduk disana.

"Gimana keadaan kamu? Udah sehat? Luka bekas operasinya udah kering?" tanya Ibu.
"Udah bu, Aileen udah sehat" jawabku senyum.
"Sabar ya Aii, Ibu gapapa kalau belum bisa punya cucu. Lagian gada wanita yang setelah menikah gamau punya anak. Ibu tau gimana rasanya" ujar Ibu mengelus pundakku pelan.
"Iya bu, mungkin karna Aileen terlalu sibuk kemaren" ucapku pelan.
"Hmm, Ibu denger kamu berenti kerja? Kuliah kamu gimana?" tanya Ibu penuh perhatian.
"Iya bu, Aileen berenti kerja. Tapi kuliah tetap jalan" kataku.
"Kenapa berenti?" tanya Ibu.
"Aileen mau jadi istri yang selalu ada buat suaminya bu, bukan yg sibuk sendiri" ujarku.
"Ga salah pilih istri ya ternyata anak ibu" ujar Ibu tersenyum.
"Haha Ibu bisa aja" kataku terkekeh.
"Dulu, Ibu juga lama banget baru punya anak. Ibu tau gimana rasanya ditanya mulu sama keluarga, tapi gapapa. Ibu berdoa aja sama Tuhan, yang paling penting itu gimana kita ke Tuhan dan ke Suami. Selama kita menjadi istri yang baik, sholehah, taa pada Tuhan dan juga Suami. Masalah anak isha Allah nanti akan digampangkan" ujar Ibu menasehati.
"Oh iya Ibu kesini, mau ngasih sesuatu" ucap Ibu mengeluarkan amplop dari tasnya.
"Apa ini bu?" tanyaku.
"Buka dong" ucap Ibu tersenyum.

Akupun membuka amplop tersebut terlihat ada sebuah tiket pesawat menuju Bali.

"Ini buat Aileen sama Aideen bu?" tanyaku senang.
"Iya dong, Ibu mau kalian liburan bareng minggu depan. Liburan tanpa memikirkan apapun selain hubungan kalian" ucap Ibu senyum.
"Tapi Aideen kan kerja bu" kataku.
"Nggak, Aideen udah tau soal ini. Dia udah cuti. Kalian butuh liburan biar kalian happy. Kalian berdua bahagia dulu, baru deh bahagiain ibu abis itu" ucap Ibu memelukku.

Ya Tuhan.
Aku pikir mertuaku kelak akan sangat jahat seperti disinetron azab.
Ternyata tidak.

Pulang dari Bali bisa bawa pulang Aideen junior gak ya?

My Annoying Boss (After Marriage)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang