"Rafaa!!" Teriak seseorang yang kemudian menghentikan langkah Rafa.
"Kemarin Rafa kemana aja sampai nggak jawab pesan nya Kara?" Kara mengerucutkan bibirnya beberapa senti.
"Bukan urusan lo," jawab Rafa cepat cepat.
"Hihh... ya kan Kara pengen tau."
"Kan udah gue bilang bukan urusan lo," Rafa menekankan suaranya.
"Rafa masih marah sama Kara ya?" Tanya Kara takut salah.
"Nggak."
"Beneran?"
"Nggak."
"Ya udah deh kalau gitu senyum dong!" Kara meng-intruksi Rafa untuk menarik kedua ujung bibirnya.
"Ogah."
"Senyum dongg!" Rengek Kara sambil menarik seragam sebelah kiri Rafa.
Rafa memperlihatkan serentetan gigi nya yang ia tunjukkan secara paksa agar membuat gadis itu diam.
"Wahhhh.... Rafa senyumin Kara! Kerenn!"
'Salah tekhnik nih gue' ucap Rafa sambil menepuk jidatnya.
"Lo nggak masuk kelas?" Tanya Rafa berusaha membuat gadis itu lenyap dari pandangannya.
"Ya kan Kara masuknya sama Rafa."
"Harus?" Tanya Rafa sekali lagi.
"Harus dong. Kan Kara pacarnya Rafa." Jawab Kara meyakinkan.
"Mau sampai kapan?" Ucap Rafa.
"Ya.. ya.. sampai Rafa bener bener suka sama Kara." Sahut Kara tak mau kalah.
"Suka itu relatif, Ra. Yang langka itu rasa cinta nya." Ucap Rafa seraya melangkahkan kakinya dan meninggalkan Kara yang terdiam di tempat.
"Dasar es batu berjalan!" umpat Kara lirih.
****
Baru saja ingin melangkahkan kaki nya ke kelas. Kemunculan seorang gadis yang telah lama tak dilihat oleh Rafa kemudian berada di hadapannya. Rafa menyipitkan matanya karena sedikit pangling dengan gadis itu.
"Shella?" Ucap Rafa ragu.
"Rafa! Wahhhh.... i'm so lucky can meet you," sahut Shella seraya memeluk Rafa.
"Lo kenapa ada disini? Bukannya lo di Berlin?" Jawab Rafa masih tak mengerti.
"Papa pengen gue balik ke Indonesia." Ucap Shella masih memeluk Rafa.
Rafa mencoba menjauhkan tubuhnya dari perempuan itu. Bagaimanapun ia sedang berusaha untuk move on dari Shella. Shella yang diperlakukan seperti itu menaikkan alisnya dan bergeming karena keheranan.
"Kenapa, Raf? Biarin gue meluk lo. Kita udah lama nggak ketemu sejak gue pindah ke Berlin."
"Lebih tepatnya sejak gue kecelakaan dan lo malah balikan sama Aldo."
"Apaan sih, Raf. Udahlah masa lalu kan tetep masa lalu, lagian sekarang gue udah nggak ada hubungan apa-apa lagi sama Aldo. Beneran deh."
"Oh ya? Trus gue harus gimana?"
"Ya.. kita jadian lagi, Raf! Lo pasti belum bisa move on dari gue. Secara kan gue cantik, kaya, punya segala-galanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTEREGO
Romansa"Kita adalah berbagai serpihan luka yang tuhan coba tuk satukan. Kamu adalah rasa dan aku adalah rana. Apakah akan fana atau kita memang benar-benar bisa bersama?" Rafa. "Aku tak peduli ilusi. Aku juga tak ingin terlihat seperti halusinasi. Yang kui...