1. Meet

311 23 0
                                    

Aroma kue coklat tercium sampai sudut sudut ruangan kelas. Gadis dengan rambut panjang terurai itu membelalakkan mata.

"Hem... kayaknya ini kue coklat kesukaan gue," ucap gadis itu berusaha menyelidiki.

Kara. Namanya Karamella Vionica. Apakah orang tuanya penggemar fanatik karamel sehingga menamai anaknya seperti itu? Tidak juga. Itu hanya sebuah kebetulan. Namun, realitanya Kara memang menyukai segala hal yang berbau manis. Mungkin dia sweetistik!

Kara berlarian. Dari semua rasa yang pernah ia rasakan di ujung papila lidahnya, ia percaya bahwa manis adalah rasa yang paling indah di hidupnya.

Brak..

"Ups... sorry sorry... gue nggak sengaja," ucap Kara melihat beberapa lembaran kertas berceceran karena-nya.

Seorang yang di tabraknya tak merespon apapun. Ia laki laki yang tidak normal. Sungguh!

"Sorry sorry... gue minta maaf ya udah nabrak lo, gue kurang hati hati." tambah Kara membuat wajah malang disertai melankolis.

"Ya,"

Jawaban singkat itu membuat fikiran Kara benar benar error. Satu kata dua huruf itu merusak seluruh keinginan frontal nya untuk mencari siapa pemilik kue coklat itu.

"Hah? Gimana?," Tanya Kara mencoba memastikan.

"Nggak papa."

"Beneran? Maaf ya.. gue jadi nggak enak,"

Laki laki itu tak menjawab rasa pengungkapan penyesalan gadis itu.
Kara semakin merasa bahwa dirinya melakukan kesalahan besar dan ia harus menuntaskannya.

"Biar gue bantu beresin..," kata Kara terpotong.

"Nggak perlu!" Teriak laki laki itu mendadak.

"Kenapa?," Tanya Kara berusaha mencari tau.

"Intinya nggak perlu! Minggir!," ucap laki laki itu seraya membereskan keadaan tersebut.

"Itu tadi manusia apa titisan monster inc?," sela Kara dengan wajah setengah ingin tertawa.

****

Tap tap tap.

"Warning warning!!" Teriak Pak Rendy yang memang terbiasa terlihat konyol di depan para muridnya.

"Ada apa, pak?," tanya Kara membuat guru anarkis itu menjawabnya.

"Kamu tau nggak sih, Kara!"

"Ya nggak tau lah, pak. Kara aja belum dikasih tau,"

"Oiya ya, Pak Rendy lupa. Nih nih, tra tra tra tra traaaa.......," ucap Pak Rendy seperti ingin memberi kejutan.

"Apaan sih pak?,"

"Heh, cepetan masuk!" Intruksi Pak Rendy seperti meng-kode.

Sumber kode-an Pak Rendy itu mulai menampakkan keberadaannya. Aroma tubuh khas vanilla yang ia pakai membuat Kara seperti jatuh dalam awan ilusi nya.

"Yap! Aktor wangi bin menawan kita sudah datang! Silahkan perkenalkan diri kamu, nak" intruksi Pak Rendy sedikit membuat Kara bergidik ngeri.

"Oke. Kenalin nama Rafasya Alvaro Maha.." ucapnya terpotong.

"Buset dahh... nama apa rel kereta api, kanan kiri maju mundur aja" sela Pak Rendy memotong perkenalan manusia itu. "Ehm.. ya sudah lanjutkan"

ALTEREGOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang