Waktu terus berputar mengikuti porosnya, perasaan ini pun semakin lama semakin berkembang. Dan rasa sakitnya, semakin lama semakin terasa.
•••Mars mematut dirinya di depan cermin, hari ini ia akan bertemu dengan Bianca. Senyum tak surut dari bibirnya, ia menyisir rambutnya dengan kelima jari.
Cklekk
Titania menatap Mars bingung, "mau ke mana?"
Mars melirik sekilas Titania, "ketemu temen."
Titania menganggukan kepalanya, "gue mau ke sekolah, dua hari lagi ada pensi di sekolah."
"Gak nanya."
Titania mendengus, "ya udah sih."
"Lo berangkat sama siapa?" tanya Mars bingung.
Titania tersenyum manis, "temen."
Mars mendengus pelan, ia mengambil kunci motornya yang berada di atas nakas. Sedangkan Titania berlari menuruni anak tangga saat suara motor terdengar.
Mars menuruni anak tangga dengan bersiul, ia menatap ke arah pintu utama. Memperhatikan Titania yang sedang berbicara dengan seseorang. Mars berjalan mendekat ke arah pintu utama, ia mengintip dari jendela.
"Siapa tuh?!" Mars menatap seseorang yang berbicara dengan Titania dengan mata memicing, mengedikkan bahunya tak acuh mencoba untuk tidak peduli. Ia berjalan ke arah meja makan dan mengambil selembar roti untuk sarapan.
"Kamu mau ke mana?"
Mars menatap wanita paruh baya yang baru saja keluar dari dapur, "ketemu temen."
Wanita tersebut menganggukan kepalanya, ia tidak berkomentar apa-apa lagi.
"Aku berangkat dulu Bun." Mars menyalami tangan wanita tersebut, setelah itu ia berjalan keluar dari rumah.
Mars melajukan motornya meninggalkan rumah, senyum kecil terukir dibibirnya. Ia sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Bianca. Sahabatnya dulu, dan cinta pertamanya.
•••
Rigel tersenyum manis, ia menatap bunga Lily yang berada di tangannya. Ia menaruh bunga tersebut pada vas yang berada di atas nakas. Ia menghampiri Rhea dan mencium kening Rhea cukup lama."Halo Princess, gimana kabar kamu. Mimpi apa kamu hari ini?"
Rigel menarik kursi kecil di dekat brankar, ia duduk di kursi tersebut dan menggenggam tangan Rhea lembut.
"Dua hari lagi ada pensi di sekolah, maaf kalau aku agak telat datengnya ke sini."
"Coba kalau kamu bangun, aku bakal ajak kamu ke acara pensi aku. Aku mau kamu jadi pasangan aku nanti. Kamu jadi ratunya dan aku jadi rajanya. Pasti bahagia."
Rigel tertawa miris, "kamu betah banget sih tidurnya, gak cape apa."
"Sebentar lagi kamu ulang tahun, kamu mau hadiah apa dari aku. Nanti aku beliin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Cinta, Waktu, dan Takdir
Teen Fiction[COMPLETED] Bisakah ia menentukan cintanya sendiri? Mengharapkan sang kekasih kembali dan hidup bahagia bersama. Memulai awal kisah yang bahagia bersama perempuan yang ia cintai. Kisah cintanya tidak semudah yang. dipikirkan, ini lebih rumit dari ma...