Sebagian dari hatiku ingin melepaskan agar dia pergi menemui cintanya, tapi sebagiannya lagi memilih untuk bersikap egois. Dan aku memilih untuk bersikap egois.
•••Orion menatap Sara dan Atha dengan perasaan lega, matanya beralih menatap Rhea yang sedang diperiksa oleh dokter. Ia menatap Leo dan Dione yang sedari tadi terdiam di sampingnya.
Dokter tersebut tersenyum pada Sara dan Atha, "suatu keajaiban, baru saja saya ingin menyuntik mati pasien. Tapi pasien sudah lebih dulu sadar." Ia menatap Rhea yang masih terlihat lemas. "Nanti saya kasih jadwal untuk terapi."
Atha menganggukan kepalanya, "makasih Dok, makasih banyak."
Dokter tersebut mengangguk seraya tersenyum tipis, "itu sudah kewajiban saya. Kalau begitu saya permisi dulu, nanti saya akan kembali memeriksa keadaan pasien."
Semuanya mengangguk mengiyakan, dokter tersebut keluar dari ruang rawat. Sara langsung mendekat ke arah ranjang Rhea, mengelus rambut putrinya tersebut dengan sayang.
"Akhirnya kamu bangun sayang, Mama khawatir banget kalau kamu gak bangun lagi." Sara terus mengucapkan syukur saat melihat anaknya membuka mata.
"Mah," panggil Rhea dengan pelan.
"Iya sayang."
Rhea menatap Sara dengan tatapan sayu, "Shea... Rigel... Mana Mah?"
Sara terdiam, ia menatap Atha dengan tatapan sedih, "Rigel... Pasti ke sini sayang."
"Shea."
"Shea pergi," ucap Orion.
Rhea menatap Orion dengan intens, "pergi sama temennya ya?"
"Kamu butuh sesuatu sayang?" Sara mengelus rambut Rhea dengan lembut seraya mengalihkan pembicaraan agar Rhea tidak menanyakan sesuatu tentang Shea.
Rhea menggerakkan tubuhnya mencoba untuk duduk, Atha dengan sigap menaruh bantal di belakang tubuh Rhea untuk bersandar.
"Gimana? Butuh sesuatu?"
"Minum."
Atha langsung mengambil gelas yang berada di atas nakas, memberikannya pada Rhea yang langsung diteguk hingga tandas.
"Rigel... Gak dateng?" tanyanya lagi.
"Rigel dateng kok Rhe, dia lagi diperjalanan."
Rhea menganggukan kepalanya pelan, ia menatap ke arah Dione dan Leo dengan tatapan bingung. Orion yang mengerti tatapan Rhea langsung memperkenalkan Leo dan Dione yang sedari tadi diam.
"Dia temen gue Rhe, namanya Dione sama Leo."
Bibir pucat Rhea tertarik membentuk senyum manis, ia mengulurkan tangannya pada Dione, "Rhea."
Dione tersenyum tipis, "Dione."
Lalu Rhea beralih mengulurkan tangannya pada Leo, "Rhea."
"Leo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Cinta, Waktu, dan Takdir
Novela Juvenil[COMPLETED] Bisakah ia menentukan cintanya sendiri? Mengharapkan sang kekasih kembali dan hidup bahagia bersama. Memulai awal kisah yang bahagia bersama perempuan yang ia cintai. Kisah cintanya tidak semudah yang. dipikirkan, ini lebih rumit dari ma...