Waktu sudah menjawab semuanya, berakhir bahagia di antara kita berdua. Dan sekarang, aku dan kamu sudah menjadi kita.
•••Suasana kantin semakin ramai, banyak murid kelas duabelas yang menyelesaikan berkas-berkas untuk keperluan jenjang selanjutnya.
Banyak juga yang hanya sekedar masuk untuk mendapat uang saku. Atau hanya untuk bertemu teman sekelasnya saja dan menghilangkan bosan.
Titania memainkan ponselnya, ia menunggu Leo yang sedang memesankan makanan untuk mereka berdua.
"Nih Ti, masih panas." Leo menaruh nampan berisi dua mangkuk bakso dan dua gelas es jeruk. Ia duduk di depan Titania dan mengambil makanan miliknya.
Titania tersenyum manis, ia mengambil bakso miliknya, "makasih."
Leo menganggukan kepalanya seraya menuangkan beberapa sendok sambal ke dalam mangkuk baksonya.
"Lo ikut promnight kan?" tanya Titania.
Leo menganggukan kepalanya, "gue pergi ke Belanda setelah acara promnight kok."
Titania mengangguk mengerti, "nanti gue ikut anterin gimana?"
"Boleh kalau lo gak keberatan."
Titania menggelengkan kepalanya, "gak kok, gue gak keberatan sama sekali."
Leo menganggukan kepalanya, "ya udah gakpapa." Ia tersenyum manis ke arah Titania. "Gue juga seneng kalau banyak yang ikut."
Titania tersenyum, "Yo, gue boleh ngomong sesuatu?"
"Apa?"
"Hm." Titania mengetuk jarinya di meja kantin. "Kayanya... Lo berhasil deh."
"Berhasil apa?" Leo mengerutkan dahinya bingung.
Titania menunduk, "buat gue suka sama lo," ucapnya pelan.
Leo mengerjapkan matanya, ia menatap Titania tidak percaya, "apa?"
Titania menghela napas, "itu."
"Itu apa?"
Titania mendengus, ia mengembangkan pipinya yang memerah, "emang gak denger ya," ucapnya seraya menundukkan kepalanya.
Leo tertawa kecil, "cuman mau denger sekali lagi."
"Gak usah."
Leo kembali tertawa, "coba sekali lagi, mau denger."
Titania menggelengkan kepalanya, "malu Yo, sumpah malu."
Leo menganggukan kepalanya, "gakpapa kok, kan sama gue."
Titania menggembungkan pipinya, ia menatap Leo sekilas, "lo berhasil... Bikin gue suka sama lo."
Leo tersenyum manis, "tapi gue gak bisa ajak lo pacaran."
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Cinta, Waktu, dan Takdir
Ficção Adolescente[COMPLETED] Bisakah ia menentukan cintanya sendiri? Mengharapkan sang kekasih kembali dan hidup bahagia bersama. Memulai awal kisah yang bahagia bersama perempuan yang ia cintai. Kisah cintanya tidak semudah yang. dipikirkan, ini lebih rumit dari ma...