🍁 Trente Sept - 37

347 51 0
                                    

Ini terlalu rapuh dan baik, hati selalu mengorbankan perasaannya untuk orang yang disayang. Hati ini selalu mengalah akan perasaannya, dan sering menahan sakit sendirian.
•••

Bunyi detak jam dinding memenuhi ruang kamar bernuansa biru muda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bunyi detak jam dinding memenuhi ruang kamar bernuansa biru muda. Rigel menyandarkan tubuhnya pada sofa kamar Bianca. Memainkan ponselnya untuk menghilangkan bosan.

Rigel menghela napas, ia menatap Bianca yang tertidur dengan tenang. Kakinya ia langkahkan menuju pintu kamar, dibukanya pintu kamar Bianca dengan pelan. Melangkah pelan menuruni anak tangga rumah Zulfikar.

"Rigel? Mau ke mana?"

Rigel membalikkan tubuhnya, menatap Lesti yang tersenyum manis ke arahnya.

"Pulang Mah."

"Ke mana?"

"Janjian sama temen."

Lesti mengerutkan keningnya bingung, ia menatap jam dinding yang menunjukkan pukul sepuluh malam, "ini udah malem loh."

"Gak masalah."

Lesti menghela napas, "bahaya nyetir malem-malem."

"Udah biasa."

"Besok aja ya, udah malem. Temen kamu pasti juga udah tidur."

Rigel menghela napas, ia menggelengkan kepalanya pelan, "gak bisa, temen aku udah nunggu."

"Gak bisa besok? Nanti Bianca nyariin loh."

"Gak bisa," ucapnya sedikit kesal. "Aku udah janji sama temen aku, udah ya Mah aku berangkat." Rigel menyalami tangan Lesti, ia melangkah keluar dari rumah tersebut dengan perasaan sedikit kesal.

Ia melangkah menuju mobilnya yang terpakir di halaman rumah. Melajukan mobilnya dengan pelan meninggalkan perkarangan rumah. Ia mulai melajukan mobilnya menuju rumah sakit untuk menemui Rhea.

Dering ponsel yang ia letakkan di atas dasboard membuat perhatiannya teralihkan. Tangan kanannya terukur mengambil ponsel tersebut, menggeser tombol berwarna hijau untuk menjawab panggilan tersebut.

"Kenapa Mah?"

"..."

Rigel menghela napas pelan, "aku mau ke rumah sakit Mah, mau ketemu Rhea."

"..."

"Aku bawa baju ganti kok."

"..."

"Gak bisa nanti aja Mah."

"..."

Rigel mendengus, "ya udah, aku ke rumah."

"..."

"Hm."

Rigel mematikan sambungan telepon, ia memutar balik mobilnya menuju rumahnya. Niat untuk menjenguk Rhea kandas sudah. Dirinya mengetikkan beberapa pesan pada ponselnya. Lalu mulai melajukan mobilnya menuju rumahnya yang berlawanan arah dengan rumah sakit.
•••
Rhea mencoba melangkahkan kakinya menuruni brankar rumah sakit, tangannya memegang meja di sampingnya agar tidak terjatuh.

Antara Cinta, Waktu, dan TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang