Sudah dua hari lamanya Yerin tidak tahu keadaan Jungkook, bahkan tahu kabarnya saja tidak. Pria itu seakan ditelan oleh bumi, tidak ada seorangpun yang tahu dia dimana."Masa sih yeom, lo enggak tahu biasanya kan dia sama lo Dok. " cerca Yerin kepada Dokyeon selaku teman sekelas Jungkook.
Dokyeon hanya tersenyum canggung, sungguh apa yang dia tahu sudah diinformasikan pada Yerin. Tapi untuk sekarang Jungkook dimana dan sedang apa ia tidak tahu, ia juga lost kontek dengan Jungkook.
"Kapan terakhir lo kontekkan sama dia? " tanya Yerin yang semakin cemas, sudah dua hari tidak ada kabar.
"Tiga hari yang lalu, " jawab Dokyeom seadanya.
"Ah lo enggak bantu banget. " tungkas Yerin lalu pergi begitu saja mencari seseorang yang mungkin tahu keberadaan Jungkook sekarang.
Jimin yang melihat Yerin keluar dari kelasnya dengan wajah emosi jadi bingung sambil menenteng keresek isi gorengan.
"Yeom, si Yerin kenapa? " tanya Jimin diiringi anggukkan Ten yang juga baru datang.
"Dia nyariin si Jungkook, " ujar Dokyeom stress dan memilih terduduk dibangkunya.
"Tapi lo enggak bilang kan ke Yerin? " tanya Ten yang was-was rahasia ini akan bocor.
Dokyeom menggeleng,
Langkah Yerin terhenti melihat Taeyong yang sedang menikmati rokoknya dibawah pohon belakang sekolah.
"Eh ada Yerin, " sapa Yuta yang sedang memijit pundak Taeyong.
Taeyong membuang puntung rokok itu dan beralih melihat kearah Yerin, terlihat sekali jika Yerin benci pemuda itu. Iyalah benci orang mantan.
"Ada apa? " tanya Taeyong datar dengan tangannya yang menepuk pundak kanannya menginstruksikan pada Yuta agar memijitnya lebih keras.
"Dimana Jungkook? "
Rahang Taeyong mengeras tatapannya berubah sinis, ia mendecih dan berdiri sembari mengibaskan ujung seragamnya yang berantakkan.
"Ngapain nanyain dia? Gue kira lo mau minta balikkan sama gue, haha. "
"Ck, enggak usah MIMPI. Makanya kalau bangun tidur itu cuci muka biar bangun! "
"Sekarang apa mau lo? " ucap Taeyong yang kesal mendengar cibiran Yerin yang nyelekit.
"Dimana Jungkook? " ujar Yerin mengulang pertanyaannya tadi.
"Dia dikuburan, " ucap Taeyong asal. Membuat Yerin geram pada kelakuan pria dihadapannya ini.
"Lo jangan main-main ya sama gue! "
Taeyong tersenyum sinis,
"Dulu! Siapa yang main-main? Elo yang tukang mainin hati cowok, dan sekarang lo bilang jangan main-main? Dasar cewek maunya untung sendiri. " kata Taeyong kembali mengingat memori dulu bersama Yerin, sang mantan.
"Gue enggak pernah mainin hati cowok yah! " bela Yerin karena merasa dia tidak bersalah.
"Terus gue apaan? Gue korban lo Yer, lo udah bikin hidup gue kesiksa ngeliat lo bahagia! " bentak Taeyong sembari menunjuk dirinya penuh amarah.
"Itu bukan kesalahan gue, itu bukan sepenuhnya salah GUE! " teriak Yerin tak mau kalah bertanding volume dengan Taeyong.
"Cih, terus gue gitu yang salah? Hello! Lo yang ninggalin gue Yer! Dan dimana-mana yang ninggalin itu yang salah, "
"Lo enggak akan pernah tahu, yong. Gue ngelakuin ini demi lo, gue korbanin perasaan gue buat lo. Tapi apa? Lo malah nekan gue sampai gue harus terpuruk ketika ngelepas lo! "
Taeyong mengusap wajahnya, tidak tahan. Pipinya memanas,
"Yerin, dulu. Elo enggak mau denger penjelasan gue, bahkan ketika gue minta penjelasan lo kenapa lo putusin gue aja, lo bungkam. Lo biarin gue kayak pepes tahu yang enggak diangin-angin dan akhirnya gue basi! Dan dibuang, "
"Apa salah gue Yer, apa salah gue. " lanjut Taeyong, matanya berkaca-kaca.
Perasaannya dari dulu hingga sekarang tidak pernah berubah, hanya ada rasa benci yang terselip sampai dia menjadi seperti ini.
Yerin membuang muka, dia tidak bisa membohongi dirinya.
"Yong, gue ngelakuin ini semua buat lo. Biar papa lo enggak ngebuang lo dari keluarga lo. " ucap Yerin dengan lemah.
"Maksud lo apa? " tanya Taeyong yang tidak mengerti apa yang Yerin katakan barusan.
"Papa lo! Papa lo, yang maksa gue jauhin lo. Dia yang nyuruh gue buat putusin lo, dia ngancam lo lewat gue yong! "
"Papa? "
Yerin mengangguk, ia tahu ini berat untuk Taeyong apalagi menyadari bahwa Taeyong hanya punya papanya. Mamanya sudah meninggal dan dia anak tunggal.
Langkah Yerin mendekat mendekap Taeyong dengan lembut, ia tidak tega pada Taeyong.
Covernya mungkin Taeyong adalah sosok yang bad, namun dia sangat rapuh. Sama seperti dirinya.
"Ini kenyataannya yong, lo enggak bisa nyalahin kenyataan. "
Taeyong terperosot menatap rumput halaman dengan nanar, ia tidak percaya akan hal ini. Tapi ia juga hafal bagaimana papanya itu,
"Tapi kenapa harus papa Yer? Kenapa? " tanya Taeyong serak.
Yerin menatap Taeyong sepihak, hatinya sakit melihat itu semua. Menyadari perasaan ini masih juga menetap meski perlahan memudar.
"Maafin gue yong, tapi itu kenyataannya. Maaf gue baru jujur sekarang, karena gue takut. Gue takut lo kenapa-napa, "
Telapak tangan Yerin mengusap punggung Taeyong berkali-kali menguatkan lelaki itu.
"Apa dengan ini itu artinya lo masih sayang sama gue? "
"Apa lo masih Cinta sama gue? " tanya Taeyong, ia terbelenggu oleh kesedihannya.
"Maaf Taeyong tapi..
"Jungkook, " potong Taeyong, Yerin hanya mengangguk dan memilih berdiri membiarkan Taeyong disana.
"Tapi Jungkook cuman mempermainkan lo doang Yer, " kata Taeyong membuat Yerin berhenti dan berbalik menatap Taeyong.
"Gue udah tahu, gue cuman butuh pengakuan Jungkook aja sekarang. Dan setelah itu, selesai. "
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakel Jung vs Dekel Jeon 「Byuntae Namja」
Short StoryEND [ kakel terempong dan nyusahin ] "Maaf gue kira lo itu sasaeng gue,hehe^^." ☑non baku ☑up kadang ☑typo maafkan Start:11 mei 2018 End: