kecewa➗6

315 36 15
                                    

Taeyong tidak mengerti apa yang terjadi pada dirinya, sejak awal harusnya dia tidak pernah melakukan hal tersebut pada Yerin. Menyesal? Pasti.

"Hallo? " ucap Taeyong pada seseorang disana, seorang lelaki yang sepertinya menjadi saingannya untuk merebut kembali hati Yerin.

"Ada apa? " jawab Jungkook, ia sedang sibuk. Tidak bisa berkata banyak.

"Kalau lo sayang sama Yerin, besok kita ketemu diclub biasa. "

"Oke, " tanpa pikir panjang Jungkook mengiyakan hal tersebut, tangannya meraih jaket hitam miliknya lalu berpamitan pada mama tirinya untuk pergi kesuatu tempat.

Dilorong rumah sakit Jungkook tercengang melihat banyak misscall juga pesan dari Yerin untuknya, ternyata gadis itu tidak melupakannya.

Jungkook berniat menemui gadis itu namun ini adalah pertemuan kejutan, sudah lama Jungkook tidak menatap mata Yerin.

Sesampainya dikediaman Yerin, Jungkook sengaja tidak mengetuk dan beralih mencari sebuah kerikil dihalaman melemparnya kebalkon kamar yang diduga itu kamar Yerin.

"Sayang! " teriaknya, tapi tidak lama suara teriakkan membuat Jungkook sontak bersembunyi.

"Woy! Siapa yang berani ngelempar kaca rumah gue! Kalau pecah tahu rasa lo, keluar gak! "

Jungkook menepuk jidatnya ia sampai lupa dengan nomor rumah Yerin, harusnya itu 96 bukan 69, dengan mengendap-endap Jungkook berjalan jongkok ke arah motornya dan kabur begitu saja.

Senyuman terbentuk diwajah Jungkook, ia bisa melihat Yerin yang sedang berdiri dibalkon kamarnya. Ia jadi teringat pertama kali dia kemari, dimana gadis itu nekat jalan diatas tembok dekat balkonnya untuk menghindari dirinya.

Jungkook turun dari motornya berjalan kearah rumah Yerin, dan berdiri tepat lurus dengan posisi Yerin.

Tapi kelihatannya Yerin sedang melamun, sampai tidak bisa menyadari kehadiran Jungkook.

"Sayang! " panggil Jungkook membuat Yerin malah berbalik melihat kebelakang, ke kanan juga kiri sambil memegangi lehernya.

"Aneh, kok denger suara Jeka yah. "

Jungkook terkekeh dan kembali berteriak, "sayang, aku disini! "

Yerin melihat kebawah dan mendapati Jungkook yang tengah melambaikan tangan, ada rasa bahagia yang menyulut dadanya. Tapi setelah ini, dia harus kembali melakukan hal yang dia perbuat satu tahun yang lalu.

Sama halnya seperti yang ia lakukan pada mantannya,

Yerin masuk dan segera turun dari lantai dua ke lantai satu, ia keluar menghampiri Jungkook disana.

Jungkook tersenyum gembira ia meregangkan tangannya bersiap memeluk Yerin, tapi hal pertama yang Yerin lakukan malah.. "Lo kemana aja sih? Gue cariin juga! "

Yerin misuh-misuh sambil mukulin pundak Jungkook, yang dipukul malah ketawa-ketiwi sembari berusaha menahan hantaman.

"Maaf, ada urusan keluarga mendadak. " kata Jungkook meski benar tapi bukan sepenuhnya itu masalahnya.

Perasaan Yerin tidak bisa dibohongi ia terus saja memukuli Jungkook, melampiaskan rasa kerinduan yang terus saja menumpuk disetiap harinya.

"Kenapa enggak jawab telpon, kenapa enggak bales chat, kenapa coba? " kata Yerin sembari bibirnya yang manyun.

Jungkook mengusap puncak kepala Yerin dan menarik gadis itu kedalam pelukkannya, ia juga sama rindunya dengan gadis ini.

Dada Yerin sesak, ia semakin tidak bisa untuk memutuskan hubungan ini. Ini jalan hidupnya, tapi mengapa ada saja orang lain yang memaksanya untuk mencintai tanpa memiliki.

"Jungkook, jangan pernah tinggalin aku yah, " ucap Yerin menarik jaket Jungkook agar bisa memeluknya lebih erat.

Jungkook mengangguk dan mengelus punggung Yerin dengan lembut, menyisakan rasa yang seharusnya tidak pernah muncul.

"Aku janji, enggak bakalan ninggalin kamu. "

"Tapi aku yang bakalan tinggalin kamu. "

Deg! Perasaan Jungkook sudah tidak enak, akan ada hal yang terjadi setelah ini. Apalagi ketika Taeyong menelponnya sebelum ia kemari tadi.

Jungkook berusah tenang menghiraukan perkataan Yerin barusan, ia masih betah memeluk gadisnya ini.

"Emangnya, kamu mau pergi kemana? Ke hati aku sih iya. " ucap Jungkook dengan kekehan diujung kalimatnya.

Yerin menggeleng dalam pelukkan, isak tangis terdengar sangat amat menyedihkan.

"Aku mau pergi, biarin kamu hidup bahagia. " kata Yerin, Jungkook makin bingung ia melepaskan pelukkannya menatap Yerin dengan tatapan nanar.

"Maksud kamu apa? " tanya Jungkook ia sangat takut.

Yerin menggeleng, "hubungan ini enggak bisa dilanjutin, aku mau pergi. Jauh, sangat jauh. Aku enggak mau kamu kecewa jadi lebih baik kamu lupain aku, aku juga akan berusaha ngelupain kamu. "

Jungkook menggeleng dengan cepat, matanya memerah detak jantungnya sudah tak terkontrol. Ia sangat takut, takut kehilangan cintanya.

"Enggak Yerin, kamu enggak akan kemana-mana. Kamu cuman buat aku, dan aku cuman buat kamu. Enggak ada yang bisa misahin kita, termasuk jarak. "

Yerin menggeleng, ia mendorong Jungkook menjauhkan dirinya dari lelaki muda itu. Adik kelas yang selama ini mengisi harinya dengan kekesalan juga tawa kebahagiaan yang senpurna.

"Enggak Jungkook. "

"Kita udah selesai, aku akan pergi sampai jumpa. " Yerin berlari memasuki rumahnya menutup pintunya dengan cepat.

Jungkook terus saja menggedor pintu tersebut, yang menjadi penghalangnya.

"Yerin! "

"Yerin tolong jangan tinggalin aku! "

"Aku sayang sama kamu, aku enggak mau kehilangan kamu! " Jungkook frustasi ia tak kunjung mendapati pintu tersebut dibuka, ia menangis sejadi-jadinya dan Yerin? Dia pun sama halnya.

Yerin mengunci pintu rumahnya rapat rapat, ia menangis hingga terperosot menangis diatas lantai rumahnya.

"Maafin aku kook, ini demi kebaikan kamu juga. " tatapan sendu itu membuat nya terlihat berbeda, bukan Yerin biasanya. Dia rapuh, serapuh-rapuhnya jiwa.

Jungkook menahan air matanya, ia menahan nafasnya agar tidak terus mengeluarkan air mata. Namun tidak bisa, ia tidak bisa melakukan itu.

"Yerin, Yerin! " ucapnya sesak.

"Enggak, aku enggak bakalan biarin kamu pergi. Aku akan tetap disini, Yerin. Sampai kamu mau keluar dan kembali sama aku! "

TBC

Kakel Jung vs Dekel Jeon 「Byuntae Namja」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang