ancaman➗7 (15+)

497 42 4
                                    

Malam ini serasa panjang, beberapa kali Yerin berusaha untuk memejamkan mata ia selalu teringat pada Jungkook yang masih setia menunggu didepan rumahnya.

Sesak, hanya hal itu yang ia rasakan sejak tadi.

Mama dan Abangnya sudah pergi sejak tiga hari lalu, ini sama sekali tidak direncanakan. Yerin memang akan pergi sangat jauh, hingga Jungkook mungkin tidak akan menggapainya.

Tring

Sebuah pesan terkirim padanya, ditengah malam seperti ini? Untuk apa.

Yerin membuka ponselnya dan ternyata itu pesan dari Papanya Taeyong, ia tersenyum sinis. Akan ada ancaman lagi yang kan menghampirinya.

"Pergi, jangan ganggu anakku lagi. "

Hm, Yerin berdehem setelah membaca pesan itu. Tapi tiba-tiba Yerin mengerenyit gelisah membaca pesan selanjutnya yang baru dikirim.

"Sebelum orang-orang yang kau sayangi lenyap dengan sendirinya, "

Yerin menelan salivanya paksa, ia melempar ponselnya sembarang dan berlari menuju lantai bawah. Awalnya ia ragu untuk membuka pintu tapi setelah mendengar ada suara percakapan dari luar, ia tidak mau ada apa-apa yang menimpa Jungkook.

"Jungkook, "

Badan Jungkook berbalik senyumannya mengembang, ia tahu Yerin tidak mungkin meninggalkannya.

"Yerin aku.. "

Telunjuk Yerin menempel dibibir Jungkook, ia hanya tersenyum tipis lalu mengangguk menyuruh lelaki itu masuk. Tidak mungkin ia menyuruhnya pergi tengah malam seperti ini apalagi setelah mendapat ancaman.

"Aku sayang sama kamu, maaf. " ucap Jungkook,

Lelaki itu masih berusaha menahan agar Yerin tidak pergi darinya.

"Aku tahu, dan kamu juga harus tahu kalau aku sayang sama kamu lebih dari apa yang kamu tahu. "

"Tapi, " Jungkook menggantungkan kalimatnya, ia merunduk menyesal.

"Awalnya aku nembak kamu karena disuruh sama Taeyong, tapi sekarang aku enggak bohong kok aku beneran sayang sama kamu. "

Yerin tersenyum,

"Aku tahu, udah jangan dipikirin duduk. "

Keadaan canggung, Jungkook hanya diam begitu juga dengan Yerin. Mereka terduduk disofa berdampingan sembari menonton TV yang tidak tahu sedang menampilkan serial apa.

Sesekali Yerin menatap jam dinding, ia akan segera pergi. Pergi jauh, sangat jauh.

Jungkook melirik Yerin melihat arah pandangan gadis itu,

"Udah malem kamu tidur gih, " titah Jungkook dengan senyuman indah diwajahnya.

Yerin menggeleng,

"Ini yang terakhir, " ucap Yerin lirih membuat Jungkook bingung dan cemas.

"Maksud kamu? "

Yerin tersenyum paksa rasanya ia ingin menangis, aku akan pergi. Kalimat itu tidak mau terucap, ia tidak mau melihat Jungkook seperti tadi. Ia hanya ingin melihat Jungkook selalu tersenyum.

Tatapan Jungkook masih terus bertanya-tanya hingga Yerin mendekat padanya, memegang kedua pipinya.

"Aku sayang sama kamu lebih dari sekedar kata, "

Perlahan Yerin mendekatkan wajahnya, bibirnya mendarat dibibir Jungkook dengan sengaja.

Ia menahan gejolak kesedihan dengan hal ini, nanti Yerin mungkin tidak akan punya kesempatan.

Jungkook terdiam ia menatap Yerin sepihak masih bingung dengan keadaan ini, untuk apa semua ini. Hingga ia merasa akan ada yang hilang,

Jungkook melepaskan tautan, ia menunggu jawaban bukan bungkaman seperti ini.

"Kamu kenapa? " tanya Jungkook namun Yerin hanya menggeleng sambil terus menatap bibir Jungkook datar.

Nafas Jungkook berderu kini giliran dia yang mencium Yerin paksa, tangannya memegang tekuk Yerin memperdalam ciuman mereka.

Salah satu tangan Jungkook memencar mencari jemari tangan kiri Yerin hingga ia menggenggamnya erat.

Tubuh Yerin terdorong oleh ciuman panas itu, hingga ia terjatuh dan lepas dari ciuman yang memaksa.

"Jungkook huft– "

Baru saja Yerin akan bernafas lega bibirnya kembali terkunci, Jungkook mengabsen setiap sudut dibibir Yerin enggan untuk meninggalkan salah satunya.

Dada Yerin kembang kempis, merasa susah untuk bernafas.

Jungkook melepaskan ciumannya Yerin sudah kehabisan nafas, kening gadis itu berkeringat ditambah dadanya yang kurang mendapatkan pasokkan oksigen.

Mata mereka bertemu Yerin bisa lihat ada rasa takut yang melanda Jungkook, meski begitu ia ingin pria diatasnya ini mengira jika tidak akan ada apa-apa.

Chup

Yerin kembali memulai tautannya, kini giliran dia yang memaksa.

Desahan keluar dari bibir Yerin ketika tidak sengaja Jungkook menjatuhkan tubuhnya diatas Yerin tanpa bicara.

Kini Jungkook lagi-lagi melepaskan tautan mereka ia mengerenyit,

"Kamu kenapa? " tanya Jungkook lagi, tapi yang Yerin lakukan tetap sama.

Ia membungkam Jungkook dengan bibirnya, enggan berbicara.

Yerin menaikkan pinggulnya membuat yang dibawah sana mengacung dengan sempurna,

"Arghh, Yerin ahh. "

Beberapa kali Yerin melakukan hal itu, hingga Jungkook merasa tidak tahan lagi.

Ia berdiri berusaha menjauh dari Yerin, ia tidak mau menodai gadis yang dia sayangi.

"Aku ke toilet dulu, " kata Jungkook terbata-bata.

Namun langkah Jungkook terhenti ketika Yerin kembali menyerbunya, mendorong tubuh Jungkook agar terduduk disofa kembali.

Jungkook sudah benar-benar tidak tahan apalagi ketika Yerin terus saja mendekatkan miliknya pada tubuhnya.

Itu membuat dirinya makin nafsu.

Ia berdiri menggendong Yerin dipangkuannya, perlahan ia berjalan menuju kamar Yerin membuka pintu tersebut dengan perlahan.

Jungkook menatap Yerin sekilas setelah menjatuhkan gadis itu diatas kasur miliknya sendiri.

"Yerin ini tidak benar tapi–

"Lakukan! " titah Yerin, gadis itu masih memaksa untuk melakukan hal tersebut.

Jungkook terdiam beberapa saat,

Tangannya meraih jemari Yerin menggenggamnya dengan erat.

Jungkook tidak bisa menahan nafsunya sendiri, ciuman itu turun pada leher jenjang Yerin.

Tangannya menarik tali baju Yerin dengan perlahan, menyentuh bagian tersebut dengan erotis.

Yerin mendesah pelan ketika Jungkook memainkan buah dadanya dengan sangat pelan.

"Jungkook-ah, " ucap Yerin disela-sela kegiatannya membuat Jungkook berdehem sebagai jawaban.

"Lakukan sekarang! "

"Tapi, "




TBC

Kakel Jung vs Dekel Jeon 「Byuntae Namja」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang