{4} Sakit

627 51 48
                                    

"Nyatanya orang yang berarti menurut kita, belum tentu mereka peduli akan keadaan kita yang sebenarnya."

~Agatha~

Setelah selesai bermain truth or dare di rumah Agatha, keduanya memilih untuk jalan-jalan sebentar untuk menghabiskan waktu yang ada.

Dan sesuai aturan permainan tadi, Agatha harus menuruti tantangan dari Alfin untuk menjadi pacar pura-puranya selama satu bulan.

Hampir satu jam mereka menempuh perjalanan, keduanya telah sampai di tempat tujuan. Pantai dengan pasir putih yang berada di balik bukit membuatnya sepi oleh pengunjung. Memasuki bibir pantai, angin yang berhembus membawa ketenangan tersendiri bagi penikmatnya. Juga pohon kelapa yang melambai-lambai menambah keindahan pantai. Tak lupa deburan ombak yang bertabrakan dengan karang menjadi bunyi yang khas.

Agatha segera turun dari mobil dan berlari sedikit menengah ke arah pantai. Alfin yang melihat itu pun tersenyum dan segera menyusul Agatha. Mereka bermain air, kejar-kejaran, dan membuat istana pasir yang berakhir hancur karena terpaan ombak. Namun semua itu malah membuat keduanya tertawa dan membangun istana pasir lagi.

Karena sedikit kelelahan, mereka duduk di pinggir pantai melihat sunset sambil meminum es kelapa yang mereka beli sebelumnya.

"Gue nggak yakin deh tantangan dari lo berhasil," ucap Agatha memecah keheningan.

"Kenapa? Lo takut jatuh cinta beneran sama gue?" tanya Alfin terkekeh pelan.

"Ngaco lo!"

"Udah ahh yuk pulang," ucap Agatha sambil menarik tangan Alfin menuju mobil. Cowok itu yang melihat genggaman keduanya tersenyum tipis.

Di perjalanan kali ini suasananya sedikit hangat karena obrolan keduanya. Namun harus terhenti kala Alfin mendapati Agatha yang tertidur. Melihat wajah cewek itu yang damai ketika tertidur membuatnya merasa tenang.

Tak lama mereka sampai di depan rumah Agatha. Alfin yang tidak tega membangunkan Agatha akirnya mengendongnya ala bridal style.

Alfin membaringkan tubuh Agatha keranjang dan melepas sepatu, ditaruhnya benda itu ke rak yang berada di sana. Lalu menyelimuti Agatha agar cewek itu tidak merasa kedinginan.

"Good night," ucap Alfin lalu menutup pintu kamar Agatha.

Mendengar suara pintu tertutup membuat Agatha membuka matanya. Sebenarnya saat Alfin menggendongnya tadi, ia sudah bangun hanya saja merasa malu saat melihat Alfin menggendongnya.

Agatha segera beranjak dari atas ranjang dan membuka pintu balkon. Disana terlihat Alfin yang memasuki mobil setelah itu menjalankan mobilnya. Cewek itu terus memandangi mobil Alfin sampai hilang dari penglihatannya.

***

Pagi ini Agatha tidak berangkat kesekolah karena badannya tiba-tiba demam. Mungkin efek terlalu lama bermain air kemarin.

Agatha hanya di rumah sendiri jadi tidak ada yang menyiapkan sarapannya. Miris bukan saat seorang anak membutuhkan orang tua ketika sakit tapi tidak ada yang peduli.

Tadi Agatha sempat menelfon mamanya tapi mamanya bilang sedang ada pekerjaan mendesak jadi tidak bisa pulang begitupun papanya. Katakanlah Agatha lebay karena demam sedikit saja menelfon orang tuanya yang  berada di luar negeri. Sebenarnya ia hanya mengetes orang tuanya saja apakah mereka khawatir akan kondisinya, tapi yang ia dapati sekarang membuatnya sakit hati.

Suara bel ditekan membuat Agatha menggerang kesal. Kepalanya terasa pening tapi ia paksakan untuk membuka pintu.

Disana terlihat Alfin yang memandanginya dari atas sampai bawah.

AGATHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang