{15} Mencurigakan

310 34 9
                                    

"Jika aku bisa menghentikan waktu. Mungkin kebahagiaan itu tetap masih ada."

~Agatha~

Di hari Minggu yang cerah ini, Agatha memanfaatkan waktu liburnya untuk membereskan rumah. Mengingat hanya dirinya sendiri yang tinggal di sana, tak heran jika dirinya tak memiliki waktu untuk membersihkan rumah setiap hari.

Selesai membersihkan setiap ruangan di lantai satu, Agatha berpindah tempat ke lantai dua dimana kamarnya berada. Agatha mulai membereskan kamarnya yang terlihat seperti kapal pecah. Dengan cekatan tangannya menata buku-buku yang berserakan dan menatanya di atas meja belajar.

Beralih ke rak samping meja belajar, Agatha mulai menyusun buku sesuai dengan genrenya. Saat dirinya tengah mengambil salah satu buku di rak paling bawah, sesuatu jatuh mengenai kakinya.

Agatha mengambil benda tersebut yang ternyata selembar foto. Di dalam foto yang diambil secara candid itu, terdapat tiga orang yang tengah tertawa lepas.

Itu adalah foto Agatha dan kedua orangtuanya saat mereka liburan keluarga di daerah puncak empat tahun yang lalu.

Agatha mengusap foto itu dengan lembut. Ia merindukan momen itu. Momen dimana semuanya masih terasa menyenangkan. Bahkan rasanya Agatha enggan untuk sekedar beranjak pergi.

***

"Lo ngapain sih dari tadi mondar-mandir di rumah gue? Gak ada kerjaan lain apa? Pusing gue liatnya," ucap Agatha kesal melihat makhluk berjenis laki-laki di depannya ini.

Baru saja dirinya selesai dengan pekerjaan rumah, tiba-tiba Alfin sudah berdiri di depan rumahnya. Entah apa maksud kedatangan cowok itu di hari libur seperti ini.

"Lo bisa buatin gue minum nggak? Gue haus," ucap Alfin berdehem pelan.

"Emang gue babu lo apa?!" protes Agatha melihat kelakuan Alfin yang tak ada habisnya.

"Sekali aja lo baik sama gue. Haus banget gila," ucap Alfin mengubah rautnya menjadi nelangsa membuat Agatha yang melihatnya hanya bisa memutar bola matanya malas.

"Yaudah iya. Mau minum apa?" tanya Agatha yang tak tega melihat cowok di hadapannya ini.

"Apa aja yang penting dingin," jawab Alfin cepat.

"Es batu mau?"

"Yakali pacar sendiri di suruh minum es batu," balas Alfin kesal membuat Agatha terkekeh pelan. Segera beranjak ke dapur untuk membuatkan Alfin minuman.

Sedangkan Alfin menunggu Agatha di ruang tamu sambil memainkan ponselnya. Bahkan karena terlalu fokus dengan benda canggih di genggamannya itu, Alfin tidak menyadari kehadiran Agatha yang baru saja kembali dari dapur.

"Alfin!" panggil Agatha sedikit keras karena sedari tadi cowok itu tidak menyahuti ucapannya.

"Hah? Iya apa?" tanya Alfin menatap Agatha bingung. Segera mematikan ponselnya dan menyimpannya di saku celana.

"Lo ngapain sih?" tanya Agatha sambil menatap Alfin dengan pandangan curiga.

"Gue ngapain emangnya?" tanya Alfin balik membuat Agatha kesal.

"Lo dari tadi gue panggil nggak nyaut. Malah sibuk sendiri," ucap Agatha. Meletakkan gelas di hadapan Alfin dengan sedikit keras.

AGATHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang