{27} Memilih Pergi

244 19 2
                                    

"Kita nongkrong dulu yuk."ajak Bintang.Sekarang ini mereka sedang berada diparkiran.

"Ayo dah,cafe biasa."ucap Vano menyetujui usulan Agatha.

Mereka berjalan kearah kendaraan masing-masing.Tapi suara Gyta membuat mereka berhenti.

"Sorry guys.Gue nggak bisa ikut.Gue duluan ya."pamit Gyta sambil berlari menuju depan gerbang dan menaiki taksi.

Mereka semua bingung melihat tingkah Gyta.Semuanya menoleh kearah Albar meminta penjelasan.

"Kalian udah putus."tanya Alfin.

"Belum."jawab Albar.

"Terus kenapa sikap kalian berubah."tanya Agatha.

"Gyta yang pilih ngejauh dari gue entah karena alasan apa.Setiap gue mau ngajak ngomong dia selalu ngehindar."ucap Albar terdengar frustasi.

"Yang sabar ya Al.Besok omongin deh baik-baik kenapa Gyta ngehidar dari lo.Kalau ada masalah ya selesain secepatnya."ucap Agatha yang disetujui yang lain.

Albar pun mengangguk disertai helaan nafasnya.Sebenarnya ia bingung akan sikap Gyta yang seperti ini.Tapi...entahlah.

▪▪▪

"Gini nih kalau otak lo udah terkontaminasi sama bualannya Levan."ucap Devi.

"Enak aja."jawab Febby mengelak.

"Apaan bawa-bawa nama gue dah."sungut Levan.

"Cewek lo nih ngomongin lo mulu."ucap Devi membuat Febby melotot.

"Enggak ya! Mana ada."ucap Febby.

"Wahh kayaknya bau-bau orang mau jadian nih."ucap Vano.

"Apa sih lo! Nggak jelas banget!"ucap Febby kesal.

Drt drt drt

Bunyi dering ponsel Albar membuat mereka mengalihkan pandangannya kebenda pipih tersebut.Tertera jelas nama Gyta dilayar ponsel Albar.Dengan segera Albar mengangkat panggilan tersebut.

"Hallo Ta."sapa Albar dengan nada yang terlihat bahagia.Akhirnya Gyta menelfonnya setelah kekasihnya itu memutuskan untuk menjauhinya.

"Hallo.Ini tante nak."ucap seseorang disebrang sana.

Albar terkesiap setelah mendengar suara diseberang sana.Albar menjauhkan ponselnya dan melihat nama sang penelpon..benar nama Gyta yang tertera disana.Tapi kenapa yang menjawab wanita paruh baya?

"Hallo.Ini Albar kan."terdengar lagi suara dari seberang sana.

"Eh..iya tan."jawab Albar kembali mendekatkan ponselnya ketelinganya.

"Ini mamanya Gyta.Kamu bisa kerumah sekarang."

Albar kembali terkejut saat mendengar suara mama Gyta yang serak seperti habis menangis.Apakah terjadi sesuatu disana?

"Memangnya ada apa tan."

"Gyta...hiks dia memilih...hiks mengakhiri hidupnya."

Bagaikan tersambar petir disiang bolong.Albar mematung mendengar pernyataan tersebut.Ponselnya pun sudah jatuh dari genggamannya entah sejak kapan.

AGATHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang