{12} Camer Lagi

332 39 12
                                    

"Kedatanganmu mampu membuatku tau arti sebuah keluarga yang sebenarnya."

~Agatha~

Agatha membuka pintu rumahnya saat suara bel terdengar berisik di waktu yang masih terbilang pagi. Dirinya sudah memakai seragam lengkap khas anak pelajar.

"Kok pagi banget datangnya. Gue aja belum sarapan," gerutu Agatha melihat Alfin sudah berdiri tepat di depan pintu rumahnya.

"Yaudah ayo sarapan. Gue juga belum," jawab Alfin membuat Agatha mendengus pelan.

Ia segera masuk kembali ke dalam rumah menunju ruang makan diikuti Alfin di belakangnya.

"Kok sepi? Orang tua lo kemana Tha?" tanya Alfin yang memang tak tahu tentang kedua orangtua Agatha.

Cewek dengan rambut yang dikuncir tinggi itu menghentikan pergerakannya, menoleh ke arah Alfin.

"Di Australia."

"Ngapain?"

"Kerja." Agatha meletakkan sepiring nasi goreng di hadapan Alfin. Untung saja tadi dirinya sudah memasak untuk sarapan.

"Kenapa lo nggak-"

Prang

Bantingan sendok itu mampu membuat Alfin menghentikan ucapannya. Menatap Agatha dengan raut heran.

"Udah deh Fin nggak usah banyak tanya! Gue males ngomongin mereka! Cepet abisin nanti keburu telat," ucap Agatha, nadanya sudah berubah menjadi dingin.

"Oke sorry," ucap Alfin lalu melanjutkan makannya dengan terburu-buru. Takut terkena semprot oleh cewek di depannya ini.

Agatha yang melihat Alfin makan terburu-buru jadi merasa tidak enak. Sebenarnya tadi Agatha hanya kesal saja karena Alfin membahas topik yang tak diinginkannya.

"Fin," panggil Agatha. Cowok itu mendongak menatap kearahnya.

"Sorry soal tadi. Gue paling males aja kalau ngomongin keluarga gue."

"Gapapa gue ngerti kok. Gue mah biasa aja."

"Gue jadi ngerasa nggak enak."

"It's oke."


***

Bel istirahat berbunyi, sudah menjadi hal biasa bagi seorang pelajar yang suntuk dengan pelajaran maka akan berubah semangat ketika mendengarnya.

"Kantin yuk!" ajak Devi. Sudah lebih dulu berdiri dari kursinya setelah melihat guru keluar dari kelas.

"Lo yang traktir ya. Itung-itung pajak jadian," kekeh Febby sambil memasukkan bukunya ke dalam laci.

"Pajak jadian? Siapa emang?" tanya Agatha menatap keduanya dengan pandangan bingung.

"Tuh Devi sama Vano." Febby berbicara sambil memainkan kukunya yang baru saja ia cat kemarin.

Agatha yang mendengar itu terkejut bukan main. Kok dirinya tidak tahu?

"Kok lo nggak ngasih tau gue sih Dev? Tega lo sama gue," gerutu Agatha.

"Hehe sorry Tha, gue lupa mau ngomong sama lo. Lagian dari kemarin lo sama Alfin terus jadi gue nggak ada waktu buat ngomong," ucap Devi.

"Yaudah deh nggak papa, yang penting sekarang kita makan gratis!" seru Agatha yang dibalas anggukan antusias oleh Febby.

Keduanya lalu keluar meninggalkan Devi yang masih terbengong di dalam kelas, mengamati tingkah kedua sahabatnya yang sangat menyebalkan. Setelah tersadar, Devi mengikuti kedua sahabatnya menuju kantin.

AGATHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang