{5} Murid Baru

516 45 21
                                    

"Walaupun udah kenal orang tuanya. Tapi kalau Tuhan tidak mentakdirkan bersama, kalian bisa apa?"

~Agatha~

Alfin memasuki rumah bergaya modern itu setelah tadi menjenguk Agatha. Memasuki rumah Alfin melihat bundanya yang sedang menonton tv.

"Assalammualaikum," salam Alfin membuat wanita paruh baya itu menoleh ke arahnya.

"Waalaikumsallam. Eh udah pulang? Darimana kamu?" tanya Dewi, bundanya dengan curiga.

"Jenguk temen."

"Siapa?" Alfin mengerutkan keningnya saat bundanya tak henti-hentinya bertanya.

"Agatha."

"Temen apa temen?" goda Dewi sambil menatap putranya dengan senyum jahil.

"Apaan sih Bun... cuma teman kok," jawab Alfin sambil menggaruk rambutnya yang tidak gatal sama sekali.

"Cuma temen kok sampai gak masuk sekolah?" tanya Dewi memasang muka serius kemudian tertawa pelan.

Alfin tak bisa menjawab pertanyaan bundanya itu. Bagaimana bundanya bisa tau jika ia tidak masuk sekolah? Tentu saja ulah pamannya yang merupakan guru di Andalas.

"Emm... itu tad-"

"Bunda Alin lapel," ucap seorang anak kecil dengan muka bantalnya.

Alfin mengela nafas lega saat adiknya itu mengalihkan perhatian bundanya. Tanpa berpamitan kepada Dewi, Alfin segera berlari menuju kamarnya di lantai dua.

Alfin merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Untung saja dia tidak diintrogasi lebih lanjut oleh bundanya.

***

Hari ini Agatha sudah masuk sekolah karena demamnya sudah sembuh. Berjalan di koridor sambil sesekali tersenyum kearah orang yang menyapanya.

Saat memasuki kelas suara gaduh mulai terdengar. Dilihatnya teman-teman sekelasnya sedang asik bergosip ria. Terutama cewek.

Agatha mendekati ketiga sahabatnya dengan alis terangkat.

"Ada apa? Nggak biasanya kelas rame gini?" tanya Agatha sambil duduk.

"Katanya sih ada murid baru dan lebih parahnya dia masuk kelas ini," jawab Devi sambil memakan roti yang ia bawa dari rumah.

Agatha hanya mengangguk dan segera duduk di bangkunya. Tak lama dari itu bel berbunyi menandakan pelajaran pertama akan segera dimulai. Pak Bambang selaku guru Matematika memasuki kelas.

"Pagi anak-anak!" sapanya ramah.

"Pagi Pak!"

"Hari ini kita kedatangan murid baru. Silahkan masuk," ucap Pak Bambang sambil menoleh ke arah pintu.

Tak lama seorang laki-laki memasuki kelas. Para cewek langsung menjerit histeris saat melihat wajahnya. Tapi tidak dengan Agatha yang merasa pernah bertemu dengan cowok di depan sana.

"Kok kayak pernah ketemu ya? Tapi dimana?" tanya Agatha lebih tepatnya pada dirinya sendiri.

"Silahkan perkenalkan diri kamu," perintah Pak Bambang.

"Perkenalkan nama gue Michel Cronson gue pindahan dari Amerika. Semoga kita bisa berteman dengan baik," ucap Michel di sertai senyuman manisnya membuat cewek-cewek kembali histeris.

AGATHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang