{8} My Birthday

437 44 18
                                    

"Doaku hari ini semoga menjadi kenyataan di kemudian hari."

~Agatha~

Kalian bisa tebak apa yang ada di depan Agatha sekarang?

Alfin yang memegang kue ulang tahun dengan lilin yang menunjukkan angka tujuh belas dan teman-temannya yang tengah memegang kado.

Rasanya Agatha ingin menangis sekencang-kencangnya karena terharu.

"Happy birthday Agatha!" sorak mereka. Agatha yang tak bisa menahan rasa harunya berlari memeluk Devi dan Febby yang berada di depannya.

"Ihh nyebelin tau gak! Udah tau gue takut malah dikerjaiin!" gerutu Agatha.

"Ini namanya surprise Tha, jarang lho orang ngasih surprise kayak gini," ucap Levan.

"Iya tau tapi jangan buat anak orang jantungan napa," ucap Agatha.

"Udah-udah. Ini mau ditiup gak lilinnya? Keburu mati," ucap Alfin yang sudah pegal membawa kue dari tadi.

Agatha berjalan ke arah Alfin, posisi keduanya saling berhadapan. Sempat terjadi adu tatap untuk beberapa detik namun Agatha memilih mengalihkan pandangannya terlebih dahulu.

"Make a wish dulu dong," ucap Alfin membuat Agatha tersenyum tipis.

Agatha memejamkan matanya untuk melakukan make a wish. Berdoa dalam hati kepada Sang Pencipta apa yang diinginkannya. Setelah selesai, Agatha meniup lilin tersebut disusul tepukan tangan dari sahabat-sahabatnya.

Lalu cewek itu lanjut untuk memotong kue. Kue pertama diberikan kepada Alfin karena paksaan dari yang lain. Katanya kalau pacar itu harus pertama, gak masuk akal menurutnya. Biasanya kan orang tua ya kan?

Mengingat tentang orang tua, Agatha jadi sedih saat dimana kebanyakan orang merayakan sweet seventeennya bersama orang tua mereka. Berbeda dengan dirinya, orang tuanya tidak ada di sampingnya. Bahkan Agatha ragu mereka masih ingat hari ulang tahunnya. Tapi walaupun begitu, Agatha merasa senang setidaknya masih ada teman-temannya yang selalu ada untuk dirinya.

"Tha ini kado buat gue, maaf cuma ini. Semoga diumur lo yang ke-17 ini bisa jadi pribadi yang lebih baik dan jangan pernah lupa sama orang yang ngelahirin lo," ucap Devi sambil memeluk Agatha.

"Makasih."

"Selamat ya Tha. Gak nyangka lo udah tua aja. Wish you all the best," ucap Febby sambil menyerahkan kado buat Agatha.

"Maksih yan Feb jadi ngrepotin."

Ketika semua sahabatnya sudah mengucapkan selamat, hanya tinggal Alfin yang belum mengatakan apapun pada dirinya. Cowok itu mendekatkan dirinya ke arah Agatha. Menatap cewek itu dengan teduh membuat Agatha merasa nyaman di posisi seperti itu.

"Happy birthday yang ke-17 Tha. Nggak perlu gue ngomong panjang lebar, karena gue akan selalu berdoa yang terbaik untuk lo," ucap Alfin tersenyum tipis di akhir kalimatnya.

Cowok itu memberikan kado dengan pita berwarna merah di atasnya kepada Agatha. Di lengkapi setangkai bunga mawar merah yang membuat para sahabatnya menjerit heboh.

"Makasih ," ucap Agatha sambil tersenyum manis. Tak menyangka jika Alfin bisa seromantis ini terhadapnya.

"Ehem cieee...," teriakan keempat orang di sana mampu menghentikan adegan tatap-tatapan antara Alfin dengan Agatha.

"Dunia serasa milik berdua yang lain ngontrak!" celetuk Levan.

"Sebel gue jadi nyamuk terus," ucap Febby. Sorakan dari teman-temannya itu membuat Agatha malu, lain hal dengan Alfin yang malah terlihat santai di tempatnya.

AGATHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang