Nayya n ilham

2.3K 79 3
                                    

🌈Putra POV🦄

"Tadi siapa Put? "

Setelah perkelahian tadi Aku diajak Chila untuk menenangkan diri di koridor kelas. Banyak yang melihat ku dengan muka yang jijik. Aku tidak tahu mengapa. Saat ini, hanya Chila yang ada untuk ku.

"Chil. Putra mau ngomong sama Chila. Sebenernya, cewek yang tadi mukul mukul Putra itu Nayya. Pacarnya Putra"

"Oh gapapa Put. Untung sekarang kamu udah putus ya. Jadi ga usah mikirin dia terus"

Aku terkejut saat Chila berkata begitu. Setahu ku, Chila adalah orang yang selalu care dengan semua orang dan tidak pernah memilih sebelah pihak.

"Eh.. Hmm.. I-iya. Chil. Putra mau ke UKS bentar ya" Aku lalu berdiri dan menuju ruang UKS. Akan tetapi, Chila melarang ku kesana dan malah meminta ku untuk berjalan jalan dengan nya"

🌸

"Liat tuh anjir si Putra, Si Nayya yang lagi cemas mikirin hubungan mereka kedepan nya gimana, eh si Putra malah enak enakan pacaran sama si anak baru"

"Iya ya anjir! Bukan nya mikir. Dia dari dulu ga pingin Nayya deket orang lain. Eh, malah dia yang keganjenan deketin si new student"

Sepanjang koridor yang kami lewati, Aku mendengar semua orang berbisik bisik tentang ku. Aku menjadi semakin tidak enak pada Nayya, tapi mau bagaimana? Chila juga tidak akan bisa aku tinggalkan.

🌈Nayya POV. Di UKS🦄

"Ilham bangun ham! " Aku terus menggenggam tangan nya yang berlumuran darah.

"Putra emang breng*ek! Masa anak kelas 7 dilawan sama kekuatan anak kelas 9! Putra cupu banget! Ga nyari lawan yang seimbang" Ledek Salma dan Ajeng.

Aku hanya bisa menangis karena merasa bersalah karena Putra telah melukai Ilham.

"Kak Nayy.. "

Aku sangat lega saat dia membuka mata dan memanggil namaku.

"Aku disini ham"

"Rafjeng, Salneth, Anak PMR, kalian bisa keluar sebentar? " Tambah ku lagi.

Mereka semua lalu keluar, dan meninggalkan kami berdua di dalam UKS.

"Ham, maafin gua ya... "

🌸

🌈Putra POV🦄

Hatiku tidak bisa membohongi diriku. Aku pergi meninggalkan Chila yang sudah berteriak memanggil namaku.

"Nayya. Gua minta maaf. Gua nyesel Nayya" Ucap batin ku sambil berlari ke arah UKS.

Aku melihat banyak orang di depan ruang UKS, semua orang sedang berkumpul. Aku tidak mau saat Nayya keluar dari ruangan itu, dia sudah memproklamasikan hubungan yang lebih jauh antara dia dengan ilham yang bukan sebagai teman, tapi lebih dari itu semua. Aku takut. Aku takut kehilangan Nayya.

Banyak orang yang mecegah ku untuk masuk ke dalam ruangan. Aku tetap bersikeras. Aku takut aku terlambat untuk memperbaiki semuanya.

Prakk..

Aku membanting pintu UKS. di dalam sana, Nayya dan Ilham sudah dalam posisi berpelukan dengan Ilham yang masih terbaring di Kasur.

"Nayya! " Aku tak percaya dengan apa yang aku lihat saat ini. Aku hanya mematung. Dia langsung melepaskan pelukan nya dari ilham.

"Nayya, Apa segampang itu Nayya ngelupain Ajaa? " Aku tak tahan lagi untuk menahan air mata ku. Akhirnya air bening berhasil lolos dari tembok pertahanan dan mulai melewati sebelah pipi.

"Ajaa. Ini ga kaya yang Ajaa liat. Ajaa salah paham" Dia langsung menjauhi ilham dan mendekati ku.

Aku mundur. Aku sudah cukup melihat Nayya seperti ini.

"Nayya! Lu keterlaluan banget" Aku lalu pergi menghiraukan kelima temanku yang melihatku penuh dengan amarah.

🌸

Aku pergi ke belakang taman untuk menenangkan diri. Tak lama Chila datang dan mulai duduk di sebelah ku.

"Chil maaf, gua mau sendiri dulu"

"Gapapa. Cerita aja sama aku. Aku bakal dengerin keluh kesah kamu Put"

Dia lalu membenamkan kepalanya di
Dadaku.

"Nayy. Sekarang gua bisa ngerasain hidup kayak lo. Ternyata gitu sakitnya lo kalo gua diemin elo karena Chila"

"Chil. Gaenak diliat orang. Gua pergi dulu ya"

Aku mulai sadar. Kalau di masalah ini. Aku yang sepenuhnya salah. Aku yang sudah membuat Nayya berpaling dariku. Bukan karena Ilham. Malah, seharusnya aku berterima kasih padanya karena telah mewarnai hidup Nayya saat aku tidak ada.

Aku berlari menyusuri koridor, yang ujungnya akan sampai di depan Ruang UKS.

"Aku seneng kalau ilham bisa buat Pejoy bahagia, Ajaa bakal ngikhlas in Pejoy pacaran sama ilham selagi ilham bisa buat Nayya bahagia sampai lupa rasanya hidup di dunia"

Aku terus memikirkan kata kata yang tepat yang ingin ku sampaikan pada ilham dan Nayya.

"Nayy. Kalo harus berakhir kayak gini, biarin gua akhirin dengan baik baik dan ngelanjutin sebagai sahabat terbaik lo"

Akhirnya aku sudah sampai di depan ruang UKS. Aku mengetuk pintu dan perlahan membuka nya. Di dalam ruangan, tidak terdapat Nayya.
Hanya ada ilham. Daripada niat ku gagal, aku jadi meluruskan semua masalah dan meminta maaf.

"Hmm, Ham.. Gua mau minta maaf"

Dia tidak melihat. Dia hanya membuang muka ke arah tembok.

"Gua dari hati yang paling dalem, tulus banget minta maaf ke lo karena gua udah ngerusak hubungan lo sama Nayya"

Dia masih tidak melihat.

"Tapi sekarang gua udah sadar, Kalo ini semua seratus persen pure kesalahan gua. Dan gua ga pernah nyadar saat gua ga ada buat Nayya, cuman lo yang ada di samping Nayya"

Tak ada respon.

"Gua ngikhlasin lo pacaran sama Nayya selagi Nayya bahagia sama lo"

Dia membalikan tubuhnya. Dia mulai mengangkat badan nya untuk duduk. Aku membantunya.

"Gua ga pernah suka kalo ngeliat lo deket sama Kak Nayya. Tapi gua lebih ga suka kalo lo nyerah merjuangin Kak Nayya cuma karena Kak Nayya ngebela gua. Put.. "

Aku fokus mendengarkan ceritanya.

"Sebelum lo dateng marah marah dan nuduh Kak Nayya sembarangan pas gua sama Kak Nayya pelukan, sebenarnya... "

Putnay's ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang