Kecewa berkepanjangan

1.7K 68 0
                                    

     Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 18.50 dan film sudah selesai di putar. Aku lalu mengajak Nayya untuk pulang karena kami harus bersiap untuk  camping besok.

"Nayya, ayo balik. Siap siap buat besok"

     Dia hanya mengangguk.

"Nayya pesan grape car ya Jaa"

       Aku mengangguk. Lalu kami keluar dari Mall dan menunggu di patokan yang kami beri pada driver.

"Nayy, ini bukan? " Menunjuk mobil yang berhenti di hadapan kami

" B 1074 HT. Iya Jaa. Ini mobilnya"

        Kami akhirnya masuk ke dalam mobil. Nayya duduk di belakang driver dan aku di sebelah nya.

"Nayya seneng bisa ngabisin waktu sama Ajaa" Nayya menyenderkan kepalanya pada pundak ku.

"Ajaa juga" Aku mengelus puncak kepala Nayya.

"Ajaa... "

"Ya? "

"Nayya sayang sama Ajaa"

"Iya"

        Lalu, aku merasakan dada ku basah. Apa Nayya?

"Pejoy... Kamu nangis? "

"Eh, Hehe. Engga"

"Dada Ajaa basah"

"Maafin Ayya" Dia mengelus elus kaos ku yang basah dan meniup nya

"Ayya. Ajaa mau nanya"

"Hiks.. Hehe apa? "

"Kemana aja kamu selama dua minggu?"

"Kok nanya gitu? "

"Hari ini. Ga tau kenapa. Ajaa ngerasa kalau ajaa bakal kehilangan Nayya lagi. Tapi dengan jangka waktu yang lebih panjang "

      Nayya memeluk ku.

"Ayya kenapa nangis terus sih seharian ini?"

"Emang ga boleh? "

"Ajaa benci Nayya nangis. Apalagi kalau alasan nya dilandasin karena Ajaa"

"Ajaa ga bikin Nayya nangis kok. Nayya emang lagi cengeng aja hari ini. Hehe maafin Nayya ya"

     Aku melepaskan pelukan Nayya dari ku.

"Nayya tau apa yang paling Aku benci dari kamu? "

"Engga"

"Ajaa benci Nayya kalo Nayya nyembunyiin sesuatu sama Ajaa"

"Ajaa ga suka Nayya ngerasa Ajaa kayak orang lain sampe sampe Nayya udah ga mau cerita lagi sama Ajaa"

"Dan yang terakhir... Ajaa benci harus suka sama Nayya"

"Kenapa? "

"Ayyaa terlalu cantik" Aku lalu mengelus pipi Nayya.

"Lagi? "

"Ajaa selalu cemburu kalo Ayya lebih deket sama cowok lain daripada Ajaa"

"Lagi? "

"Ajaa ga mau Nayya jauh jauh dari Ajaa"

     Nayya mendekatkan wajah ku dengan wajah nya. Aku merasa jantung ku sedang berlari maraton. Kenapa? Padahal aku juga sering merasakan hal ini.

Cup.

      Nayya menangis dalam ciuman ku. Dia berbicara di sela sela ciuman nya.

"Nayya cinta Ajaa"

      Aku ikut menangis. Entah mengapa. Aku hanya menutup mulut Nayya dengan bibir ku karena aku ingin menikmati masa masa ini.

       Kami menangis dalam diam dalam keadaan masih berciuman. Tidak memperdulikan driver yang melihat kami dari spion belakang nya.

Entah mengapa. Aku punya firasat
Firasat yang buruk lebih tepatnya

         Aku melepaskan Nayya dari wajah ku. Tetapi dia masih mencium bibir ku dan malah mendekatkan ku dengan wajah nya.

"Jangan lepasin dulu" Dia masih mencium ku dengan menangis.

Cukup!

        Aku menarik wajah ku paksa membuat Nayya terkejut dan menyeka air matanya.

"Kenapa? " Tanya nya masih menangis.

"Nayya mau ninggalin Ajaa"

"Hah?! "

"Nayya mau ninggalin Ajaa kan?! "

     Aku membentak nya. Membuat driver menanyakan keadaan kami

"Semua nya baik baik saja? Mas? Mba?"

"I-iya Mas. Maaf" Ujar ku sambil menyeka air mata ku dan melihat ke luar jendela.

"Nayya tega"

"Ajaa, Nayya juga ga mau"

"Gua udah nunggu lu lebih dari dua minggu. Dan pas saat nya ketemu? Lu dateng baik baikin gua bikin gua terbang dan lu jatohin gua saat udah sampe di langit! "

"Nayya ga ada maksud buat giniin kamu Putra! Tapi keadaan ngedesak aku buat ngelakuin hal kayak gini. Hal yang ga pernah aku pikirin sebelumnya "

"Aku ga ngerti apa maksud kamu" Aku masih melihat ke luar jendela tanpa memandang Nayya.

"Ajaa tadi Nanya... Apa yang Nayya lakuin selama 2 minggu belakangan? "

"Biar Nayya jelasin semua nya ke ajaa! Kita bisa mampir ke Taman deket sekolah dulu? Sebelum kita pulang ke rumah ku? "

     Aku hanya mengangguk dan memberitahu tempat berhenti kami pada driver.

"Nah, udah pak disini aja"

"Jadi berapa? " Tambah ku lagi.

"124.600 rupiah pak"

     Aku memberi dua lembar uang seratus ribuan kepada sang supir.

"Maaf mas, ada yang pas? Kalo tidak 120 ribu saja"

"Ambil aja pak. Saya ikhlas"

"Astagfirullah! Makasih banyak ya mas! Semoga hubungan kalian baik baik saja"

     Aku hanya mengangguk dan sang pengemudi memutar balik mobil nya keluar komplek. Aku lalu duduk di bangku taman dekat sekolah dan mengajak Nayya untuk duduk di depan ku.

"Jelasin semua nya sekarang. Secara detail. Tanpa ada improvisasi sedikit pun"

      Dia menarik kursinya. Seperti nya dia mau mendekatkan kursinya denganku

"Disitu aja! Jangan deket deket gua"









Putnay's ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang