Pulpen ; Doyoung

12.9K 1.7K 95
                                    

Kamu melirik meja sebelah yang kelihatan banget lagi rusuh. Duduk gak tenang, buka-buka laci mejanya, buka tempat pensil, balik lagi ke rutinitas pertama. Kamu lirik lembar jawaban dia yang masih kosong, padahal tinggal 20 menit lagi untuk ngisi soal yang jumlahnya ada 40 plus 5 esai.

Kamu buru-buru nulis kalimat yang tersisa di otak. Setelahnya kamu menoleh ke arah cowok tadi. "Ini, pake dulu," ujar kamu sambil memberi pulpen milik kamu. "Eh?".

"Buruan! Waktunya bentar lagi lho!".

Cowok itu langsung menyambar pulpen kamu, gak peduli stiker nama yang tertempel disitu cukup girly untuk ukuran cowok.

Kamu ikutan deg-degan. Gimana ya, kalau kamu diposisi dia juga pasti panik banget. Kamu lirik lagi ke meja sebelah alias meja si dia.

Kertasnya udah gak sekosong tadi, dan dia udah isi kolom nama. 'Doyoung Alfarinzi'. Dan seketika kamu tercengang, apalagi pas sadar bahwa dia kakak kelas kamu.

DIA INI KAKAK KELAS YANG KATANYA GALAK ITU.

YANG KATANYA PERNAH NGEHUKUM SISWA LARI-LARI PAKE SARUNG PAS LDKS.

Aduh, mana tadi kamu sempat nyentak dia lagi, karena ambil pulpennya lama. Kamu gak mau kali, disuruh lari-lari pake sarung. Atau mungkin, karena kamu cewek jadi disuruh pake kemben.

JANGAN SAMPE!

"Baik, anak-anak. Yang sudah selesai, harap menaruh lembar jawaban ke meja didepan. Cek lagi, jangan sampai ada yang kosong. Pastikan semua sudah diisi, termasuk nama dan kelas," tutur guru pengawas. Kamu kembali mengecek lembar jawaban, walau tau sih belum tentu dapat 100. Yang penting diisi, dapat 1 poin aja syukur alhamdulillah.

Kamu jalan ke depan bareng anak lain yang sudah selesai. Kelas jadi agak ribut, banyak yang nyamain jawaban satu sama lain. Kak Doyoung masih sibuk ngisi soal, definisi tetap berusaha walau waktu udah kepepet.

"Sudah, sudah. Jangan berisik. Daripada mengganggu, yang sudah selesai silahkan keluar ruangan. Tolong jangan berisik," instruksi pengawas tadi. Kamu jalan keluar, lalu duduk didepan kelas. Nunggu teman-teman kamu yang terpisah di kelas lain. Pintu-pintu itu masih tertutup rapat, jadi kayaknya kamu gak ada harapan buat ngobrol sambil membunuh waktu.

"Hey,".

Kamu otomatis mendongak. Dan secara mengejutkan, Kak Doyoung berdiri didepan kamu. "Makasih ya, udah minjemin pulpennya. Kalau gak ada lo, gak tau deh tadi gimana jadinya," ujarnya disertai senyum manis. Kamu nelan ludah. "I-iya kak. Maaf ya, tadi ngegas,".

"Hahaha! Gak apa-apa kali. Emang guenya yang lemot," Doyoung tetap tersenyum. "Btw, lo kelas X-3 kan?". Kamu mengerjap. "Iya, kok kakak tau?" tanya kamu heran.

"Lah, kan ditulis di stiker pulpen lo,".

Saat ini, kamu pengen mengumpat. Goblok banget sih gue. Doyoung tertawa melihat kamu salah tingkah. "Kalau gitu, gak apa-apa ya, gue kunjungi kelas lo sesekali?".

"Ha? Ngapain?".

"Siapa tau setelah minjemin pulpen lo, lo berniat ngasih hati lo,".

Tolong, ada tabung oksigen gak?

IMAGINE :: ( ✓ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang