Spesial ; Haechan

10.6K 1.3K 38
                                    

Kamu mendengus sambil misuh-misuh kesal ketika berjalan melintasi koridor menuju kelas. Misuh ke siapa lagi selain ke abang kamu yang paling laknat sedunia, Johnny?

Mungkin dulu Mama ngidam micin makanya anaknya yang satu itu jadi rada oon.

YAKALI JAM PONSEL KAMU SAMA DIA DIOTAK-ATIK SAMPE KECEPETAN SATU JAM???

Tadi kamu udah panik begitu nyalain ponsel dan angka 07.45 tertera jelas disana. Buru-buru kamu lari ke kamar mandi, pakai baju sampai nyaris salah ngambil kaus kaki. Bahkan kamu nyaris jatuh di tangga karena sibuk teriak-teriak panggil Johnny untuk minta anterin.

Ternyata, pas kamu lihat jam yang tergantung di pos satpam sekolah,

masih jam 7 kurang.

Pengen ngumpat kamu rasanya.

Sementara Johnny langsung kabur ketika sadar kalau plan dia ketahuan. Kampret memang.

Apalagi tadi kamu gak sempat makan, saking takut telatnya. Rasanya, kamu pengen balas dendam ke Johnny dengan ngelakuin hal yang sama. Tapi kalau digituin, Johnny akan tetap santai dan bersikap bodo amat. Kamu yakin yang cowok itu bilang bakal sebatas: "Oh, telat? Yaudah, sekalian aja biar gue gak usah masuk,".

Kamu taruh tas kamu di meja, dan duduk setelahnya. Pengennya sih ke kantin, tapi jam segini biasanya pedagang masih siap-siap, belum jualan.

"EANJING!".

Kamu noleh dan mendapati Haechan yang lagi menyentuh dadanya didepan pintu kelas. "Kaget gue, babi! Kirain setan!" ucap dia setelah meredakan kaget. "Alay lo," cibir kamu. Haechan mendengus kesal, lalu berjalan masuk. "Gak heran sih, lo kan ada hawa-hawa seremnya,".

"Liat aja, gak gue ladenin lo kalo ketakutan habis nonton film horor,".

"YEU NGAMBEKAN!".

Kamu melengos aja. Haechan emang belagak saat lagi ngebacot, nyatanya habis nonton The Nun aja dia gak bisa tidur dan berujung nelepon kamu sampai tidur.

Entah kenapa malah kamu yang dia cari. Padahal ada Herin, Somi, atau bahkan kakak kelas semacam Yeri yang dekat dengan dia. Suaranya mereka juga lebih enak didengar menurut kamu.

"Woy, jangan tidur," peringat Haechan setelah duduk di meja samping kamu.

"Hm,".

"By the way, udah ngerjain tugas Pak Hasung?".

Ini motif yang buat Haechan datang lebih pagi. Untuk menyalin jawaban. Kalau dia datang sedikit lebih siang, dia gak bakal punya waktu untuk nyemil tempe mendoan sama Jeno di kantin, jadi satu-satunya alternatif ya datang lebih pagi. Karena dia gak mau diganggu oleh tugas di malam hari. Katanya itu me time khusus dia sama PS-nya.

Sesat.

"Udah," jawab kamu setelah lama mengangguri pertanyaan Haechan. "Mau nyalin?" lanjut kamu. Haechan gak jawab, buat kamu yang tadinya menyembunyikan wajah dikedua lipatan tangan, jadi terangkat natap mata bundar Haechan.

"Chan?".

"H-hah?".

Bengong dia. Kamu cuma mencibir. "Kalau mau pinjem, ada di tas. Cari aja, gue mau makan," katamu setelah mengumpulkan niat untuk ke kantin.

Tapi Haechan tiba-tiba pegang tangan kamu. "Lo sini aja," cegahnya. "nanti kalo gue kesurupan yang manggil Pak Xiumin siapa?".

Ternyata ada yang sebego Johnny di dunia ini.

"Gak faedah bener alasan lo," kesal kamu. Haechan cengengesan. "Udah, sini aja. Gue punya roti juga," bujuknya. "Roti apaan?" tanya kamu. "Roti jepang," sahut Haechan asal, buat kamu mukul kepalanya.

"Sakit bego,".

"Elo yang bego, anjir!".

Akhirnya kamu nyerah dan kembali duduk di tempat semula. Haechan tersenyum puas dan merogoh tas dibelakang kamu untuk ambil buku tulis Biologi milik kamu. Haechan udah hapal bagaimana cara kamu menyusun buku di tas. Dia juga ingat sampul-sampul buku tulis kamu, jadi gak mungkin ketukar.

Seusai dapat benda yang dia butuhkan, Haechan mengambil sesuatu dari tasnya. Lalu cowok itu melemparnya ke meja kamu. Iya, itu roti.

Tanpa pikir panjang kamu langsung buka bungkusnya dan makan seperti biasa. Haechan sendiri sibuk nyalin tugasnya.

Tiba-tiba kamu jadi kepikiran sendiri. Haechan emang kurang ajar, kadang minta di tampol batako. Tapi kalau kamu ingat-ingat, Haechan terlalu loyal sama kamu.

Kayak pas pelajaran olahraga, kamu kecapekan dan Haechan datang dengan sendirinya ngedeketin kamu. Iya, awalnya dia ngehujat kamu karena lemah banget dikit-dikit capek. Tapi setelahnya, dia bakal ngasih kamu air minum.

Atau kalau kalian lagi belajar komputer di lab. Gak sekali dua kali komputer yang udah diurut berdasarkan nomor absen itu mati secara random. Dan tiap komputer kamu mati, Haechan suka rela nuker komputer dia untuk kamu. Walau dia tetap ngatain kalau komputernya mati gara-gara kamu bau.

Padahal gak ada korelasinya.

Dan yang buat kamu agak gimana: Haechan selalu cari kamu ketika dia gugup atau ketakutan.

Saat kelas mutusin untuk nobar film hantu, Haechan bakal suruh teman sebangku kamu untuk tukeran sama dia. Saat Haechan baru dikerjain Jaemin dengan cara dicekoki komik dan film horor, cowok itu juga akan milih kamu sebagai opsi pertama untuk ditelepon waktu gak bisa tidur.

Ya... kenapa harus kamu? Disaat dia juga dekat dengan cecan sekolah.

"Ngelamunin hutang ke gue ya, lo? Serius amat gitu mukanya. Jadi pengen nabok," celetuk Haechan. Kamu berdecak. "Lo gak ngapa-ngapain juga gue mah bawaannya pengen nabok lo, Chan," balas kamu gak mau kalah. Haechan ketawa aja.

Kamu pengen tanya sih, sebenarnya. Tapi ini kan, bukan hal penting-penting amat. Jangan-jangan kamu doang yang ke-geer-an.

Ya udahlah, kamu putuskan untuk tanya aja. Daripada nanti kamu bapernya kejauhan.

"Chan,".

"Yoksi,".

"Kenapa.... kalau habis nonton film serem atau baca komik yang aneh-aneh, lo selalu telepon gue? Maksud gue, kan banyak tuh, cewek yang suaranya jauh lebih adem dari gue,".

Haechan diem. Tapi dia berhenti nulis, lalu noleh dan senyum manis. "Hehe, akhirnya lo peka,". Jantung kamu berdegup makin kencang.

"Ya jawabannya simpel. Karena gue suka sama lo,".

Hati kamu udah gak karuan, rasanya senang tapi gugup juga.

"Gue selalu cari lo, karena entah kenapa lo yang bisa nenangin gue. Cukup dengar suara lo, perasaan gue mendadak jadi lebih baik. Percaya gak, kalau gue bilang cuma suara lo yang bisa buat gue tidur nyaman setelah ketakutan?".

Kamu bungkam, gak tahu harus bilang apa karena sekarang Haechan natap kamu dengan pandangan teduh tapi dalam.

"Gue gak pernah nembak cewek secara langsung, jadi harusnya habis ini lo merasa tersanjung karena udah gue spesialin dalam banyak hal,".

Belagunya balik lagi.

"Would you be my girlfriend?".

Acikiwir malikaaaa

IMAGINE :: ( ✓ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang