Study Tour ; Hendery

8.1K 1.1K 21
                                    

Kamu duduk menyender di kursi bus. Sekolah kamu mengadakan study tour ke museum. Bayar sih, dan harganya lumayan. Tapi melihat teman sekelas kamu antusias banget, kamu jadi gak tega untuk menolak ikut. Lagipula, jarang-jarang kamu ikut acara kayak gini. Alasannya kamu malas.

Tapi sekarang kamu malah mual. Jalanannya berkelok-kelok, buat bus miring kanan-kiri dan badan kamu tergoncang-goncang. Kamu pusing banget, tapi lupa bawa minyak kayu putih atau roll on. Kamu bisa aja minta ke teman kamu, tapi mereka lagi asik sendiri sekarang. Entah foto-foto atau ngobrol random. Yaudahlah ya kamu pasrah aja.

"Cuy, minjem powerbank, dong,". Kamu ngerasa ada yang mencolek lengan kamu. Kamu yang tadinya udah merem, jadi buka mata lagi. Teman sekelas kamu-Hendery-lagi berdiri dengan senyum gak bersalahnya.

Kamu ngelenguh, tapi tetap gerak ngambil powerbank di tas. "Heran gue. Baru jalan udah habis aja baterai lo," komentar kamu. Hendery ngeringis. "Lupa nge-charge tadi pagi,". Kamu ngangguk aja, kembali nyender untuk mengurangi pusing.

Sia-sia sih, soalnya malah makin pusing.

"Eh, nyet! Kursi gua itu!" protes Lucas. "Halah, numpang. Lagi isi baterai gue!".

Kamu ngelirik dan terkejut ketika menemukan Hendery yang bukannya balik malah duduk dengan santainya di sisi kamu. "Lah, Der, gak balik?" tanya kamu bingung. "Ngusir?" balas dia mengangkat alis. Kamu berdecih. "Sensi amat, kek pantat bayi lo!" cibir kamu.

"Gue sini dulu, kali. Males gue kalo duduk di tempat gue lagi, nanti balikinnya jauh. Si Lucas juga lagi duduk didepan," jelas Hendery. "Hm," kamu menanggapi.

Tiba-tiba kamu ngerasa mual banget. Refleks kamu nutup mulut dan menggebungkan pipi. Parah, perut kamu rasanya di aduk-aduk.

"Nih,".

Kamu langsung meraih kresek hitam yang di sodorin di depan wajah kamu. Lalu kamu mengeluarkan isi perut kamu.

"EH ANJIR SAKIT LU?".

"EH EH LO GAK APA-APA?".

"KRESEK, KRESEK!".

"TELAT LO BABI!".

Gitu teriakan teman-teman kamu. Kamu masa bodoh, pening banget kepala kamu. Tapi tiba-tiba kamu merasa tengkuk kamu dipijat perlahan, buat kamu jadi sedikit lebih gampang untuk muntah.

Kamu selesai dengan urusan kamu, dan langsung buru-buru ikat kresek itu. "Sini,". Kamu noleh, liat Hendery ngulurin tangannya. "Ha?" balas kamu gak paham. Hendery decak. "Siniin bekas muntahan lo. Gue masukin ke kardus," jelas dia. "Jangan, Der. Jorok," tolak kamu.

Percuma. Hendery gak denger dan malah langsung ambil kresek yang kamu pegang. Cowok itu dengan santai melangkah ke depan dan buang bekas muntah kamu. Teman-teman kamu udah bersorak ramai, biasa. Ngecengin kamu sama Hendery.

Tanpa basa-basi dia balik lagi duduk di dekat kamu.

"Makanya, jangan sok kuat," omel Hendery sambil merogoh saku celananya. Dia ngeluarin roll on aromaterapi. Kamu pikir dia mau ngasih ke kamu. Taunya sama Hendery di buka tutupnya...

...dan langsung ngolesin roll on itu ke leher kamu.

MATI GUE ANJER.

Batin kamu udah jerit-jerit. Apalagi posisinya Hendery deket banget, lagi natap kamu serius juga. Bikin makin deg-degan.

Hendery itu ganteng. Kamu masih normal, jadi yakali diginiin gak baper?

"Gue perhatiin dari tadi, lo duduk kayak orang cacingan," kata dia tiba-tiba. "Kalau sakit, pusing, bilang. Penyakitnya gak hilang gitu aja kalau lo diemin," lanjut dia. Kamu ngerucutin bibir. "Iya, maaf,".

Cowok itu mendadak ketawa. Buat kamu ngerutin dahi. "Geli, anjrit. Kayak pacaran anjay," kekeh dia. Tapi selanjutnya dia bicara lagi.

"Eh tapi gak apa-apa sih, kalau pacarnya lo mah gue rela nge-cringe tiap hari,".

deym Dery : )




a/n
UCAPKAN SELAMAT
TINGGAL KARENA BOOK
INI MAU TAMAT *ketawa jahat*

Gak ada tambah-tambahan
ya bro, capek anjer mikir :'(

IMAGINE :: ( ✓ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang