-Taeyong
"Yong, ngapain sih ke sini?" tanya kamu heran, pas Taeyong bawa kamu ke tempat makan yang classy banget. Please, kamu udah pacaran sama Taeyong dua tahun lamanya. Bahkan saat anniversary aja Taeyong cuma ngajak makan di rumahnya. Sekalinya keluar, paling ke pecel lele depan komplek.
Tapi restoran berkelas kayak begini? Jujur, pertama kali.
Namun entah kenapa, perasaan kamu malah gak enak. Ya, mungkin karena Taeyong jarang banget bersikap manis dan ngajak kamu kencan romantis. Kamu tetap mencoba berpikir positif meski sudah banyak spekulasi yang gak ngenakin di hati.
Taeyong senyum. "Gak apa,". Kan. Taeyong tuh gak begini. Bukan tipe cowok yang make no senses ketika ngajak pergi kemana-mana.
"Yaudah, mau makan apa? Yuk, pesen," Taeyong tersenyum lembut, nyentuh tangan kamu. Kamu nelan ludah, karena serius, perasaan kamu gak enak.
Kamu mengesah. Lalu balik meraih tangan Taeyong, buat si empunya kaget. "Kenapa, Yong? Aku tahu ada yang gak beres," ujar kamu. Taeyong makin kelihatan kaget. Cowok itu gelagapan, buat kamu kian curiga.
"Apasih? Enggak ada apa-apa kok,".
"Yong, aku udah kenal kamu lama. Jauh dari sebelum kita jadian. Aku tau ada yang aneh,".
Taeyong diam, ekspresi dia kelihatan gak enak. "Jujur aja, Yong. Aku gak akan marah," tutur kamu lembut. Taeyong natap mata kamu, tapi setelahnya dia menunduk.
"Aku.... study exchange ke Jerman,".
Kamu terkejut, tapi tetap buat nguasain ekspresi tubuh serta wajah kamu. "Bagus, dong? Pacarku pinter," katamu memaksakan seulas senyum. Taeyong menggeleng.
"Tapi kalau gitu, kita gak akan bisa sama-sama,".
Mendadak, tubuh kamu beku. "Hah?". Taeyong mengangkat pandangannya, natap kamu dalam. "Kamu tahu, jarak kesana jauh banget. Perbedaan waktunya juga cukup jauh sama Indonesia. Aku-".
"Aku bisa ngertiin kondisi kamu kok, Yong. Gak apa kamu gak ngabarin tiap hari, gak apa cuma setahun sekali. Aku akan ngertiin kamu," potong kamu. Please, kamu gak bisa kehilangan Taeyong! Orang yang selalu ada disaat kamu sedih maupun senang. Yang dukung kamu saat dunia seakan-akan nolak kamu.
Kamu gak bisa-gak mau, kehilangan Taeyong.
Taeyong menarik lengkung tipis yang terkesan pahit. "Tapi aku gak bisa, ninggalin kamu dalam ketidakpastian. Kamu orang yang berarti bagi aku, ngelepas kamu juga sulit buat aku. Cuma, kalau aku tetap maksain sama kamu, maka aku jatuhnya egois. Aku maksa kamu duduk disisi aku, sementara aku belum tentu bisa begitu,".
Kamu menunduk, menggeleng perlahan. Air mata sudah jatuh menuruni pipi kamu dengan mulus. Gak, gak ada sama sekali paksaan untuk duduk di sisi Taeyong.
"Aku percaya, ada orang yang bisa lebih menjaga kamu daripada aku. Yang bisa selalu ada, yang bisa ngehibur kamu saat aku gak bisa melakukan itu,".
Taeyong narik napas. Tanpa sadar dia juga menangis. "You said you trust me, so just trust my words and feeling right now,".
Kamu terisak. Sakit, sakit banget rasanya. Taeyong bilang, dia ninggalin kamu untuk kebaikan. Tapi gimana jadinya kalau kamu beranggapan kalau Taeyong yang terbaik?
Cowok itu berdiri dari duduknya, berjalan ke samping kamu dan meluk tubuh kamu dengan erat, seolah gak bisa melepaskan kamu.
"Makasih, sudah jadi penjaga hati terbaik aku. I love you so so so so so much,"
✽
a/n
iya gan, update malem-malem.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMAGINE :: ( ✓ )
FanfictionHow would, if you are someone for NCT? . highest rank so far: #8 in imagine