Kamu duduk sambil meluruskan kaki di tengah lapangan. Capek, bos. Baru lari 9 menit keliling lapangan. Iya kalau lapangannya setara taman main TK. Lah ini, setara lapangan bola GBK cuy.
Tapi mungkin emang kamu yang gak punya passion dalam dunia per-olahrgaan. Karena anak cowok serta beberapa temen sekelas kamu masih semangat 45. Malah anak cowok kelas kamu lanjut main bola.
Kamu bodo amat, badan udah panas plus peliket parah efek lari di tengah hari. Matahari ada diatas kepala, dan kamu malah lari-larian. Kalau gak buat nilai, ogah kamu mah.
"Eh, nyet, pindah kek lu! Ngalangin!" sorak Hyunjin ke kamu yang masih asyik rebahan di tengah lapang. "Sabar kek, nying. Kaki gue serasa mau copot nih!" sahut kamu ngegas. Lagian, gak tau apa lagi kamu lagi capek parah?
"WEITS, CAPEK TUH JAEMM!! GENDONG DONG MENUJU PELAMINAN!" teriak Haechan gak nyantai. Kamu mendelik sebal.
Gak, bukan sebal karena dijodohin sama Jaemin. Siapa coba yang gak mau dijodoh-jodohin sama cogan-nya kelas? Cuma ya, kamu gak mau baper-baper. Paling bercandaan doang. Mana ada sih, cowok seganteng dan se-hits Jaemin mau sama kamu yang kentank? Itu pikiran kamu.
Jaemin cuma cengar-cengir, kamu yang lihat itu hanya bisa mendengus lalu menjauh. Kamu kembali duduk di bawah pohon rindang pinggir lapangan.
Adem, kayak lihat guru Sejarah kamu alias Pak Minhyun.
Kamu menutup mata, mulai terbawa suasana yang sejuk banget. Rasanya mau tidur aja.
Tapi kamu berjengit kaget ketika tangan kamu merasakan sensasi dingin yang menyengat. Kamu membuka mata seketika, dan menemukan Jaemin yang tersenyum lebar sambil berjongkok disebelahmu.
"Jangan langsung tidur. Emangnya gak lengket?" beritahu dia. Dia menyodorkan air minum yang diterima kamu dengan senang hati. Iyalah, gratis brur.
Seusai membuka segel botol, kamu langsung meneguk isinya sampai setengah. Kamu memang belum sempat minum, makanya tadi misuh-misuh masih capek ke Hyunjin.
Kamu mengerutkan kening ketika Jaemin bukannya balik ke lapangan malah duduk disebelah kamu. "Lah, gak lanjut main?" tanya kamu. Bibir Jaemin mengerucut dan kening dia berlipat, mikir sambil berlagak sok imut ceritanya. "Enggak, deh. Capek. Nemenin lo aja boleh, gak?". Kamu terkekeh. "Sejak kapan duduk sama gue haram hukumnya?" canda kamu. Jaemin senyum manis. "Bagus deh. Bisa dong ya, kalau gue bawa duduk ke pelaminan?".
Tahan, jangan ambyar.
"Apaan dah, Jae. Lagi error ya, lo?" kamu tertawa memaksakan.
MASA IYA KAMU BILANG KAMU BAPER?
"Hm, error gara-gara lo-nya gak peka-peka,".
Tahan, jangan ambyar (2)
Kamu menggigit bibir. "Udah deh, lo kayaknya lagi sableng. Daripada nular ke gue, mending sana main lagi noh sama sohib jiwa raga lo," usir kamu. Jangan bilang kamu jahat, soalnya Jaemin juga kejam udah bikin hati orang gonjang-ganjing sembarangan.
Jaemin terkekeh kecil. "Haechan sohib jiwa raga, kalau lo sohib separuh hati sampai tua, ya?". Kamu mendengus, masih mencoba bertahan. "Pinter banget ngalusnya lo,".
Cowok itu tertawa. Setelahnya mengusap puncak kepala kamu, dan berbisik sebelum meninggalkan kamu sendirian dengan wajah merah.
"Kalau gue bilang sorakan anak-anak tentang gue suka sama lo itu beneran, lo bakal marah gak?".
Dan akhirnya ambyar.
Sa ae niy, knalpot motor diland.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMAGINE :: ( ✓ )
FanfictionHow would, if you are someone for NCT? . highest rank so far: #8 in imagine