"BODO YA KAK, GAK USAH MAKAN AJA DAH LO!".
Itu teriakan Jisung, adik kamu satu-satunya. Jangan bilang Jisung jahat. Soalnya kamu juga yang hari ini mendadak banyak mau.
Kemarin orangtua kamu berangkat keluar kota, ninggalin kamu sama si bungsu. Berhubung hari ini weekend, jadi saat jam menunjuk pukul 08.00 pagi kamu masih santai leha-leha di atas kasur. Jisung sadar, kalau kamu sama dia terus-terusan kayak begini, yang ada sampai besok kalian gak akan makan.
Jadi anak itu inisiatif beli sarapan, meski tau nyari tukang dagang yang jualan jam segini itu susah-karena kelampau siang-tapi Jisung masih mau usaha. Daripada makan masakan kamu, katanya. Nanti yang ada dia masuk rumah sakit.
Padahal masakan kamu gak buruk-buruk banget. Gosong dikit, sih. Tapi gak separah itu.
Berhubung Jisung mau keluar beli sarapan, kamu nitip makanan. Tadinya mau lontong sayur, tapi gak jadi karena ribet. Terus mau nasi kuning, tapi kamu ingat kalau ini udah jam-jam dimana pedagang kuning cuma sedia gerobak dan kerupuk doang. Akhirnya pilihan kamu jatuh pada bubur.
Tapi lagi-lagi kamu bawel, minta gak pake ini-itu. Jisung yang dengar mau berhenti jadi adik kamu aja. Makanya tadi dia teriak kesal.
Jadilah kamu ngegabut di ruang keluarga sambil nonton gosip pagi hari. Saking gabutnya kamu gak tau mau nonton apa.
Tiba-tiba pintu rumah kamu di ketuk, jelas buat kamu kaget. Perasaan, Jisung baru keluar kurang lebih 12 menit yang lalu. Jisung naik buroq apa gimana?
Tanpa berpikir lebih lanjut, kamu bergerak buka pintu. "Masuk aja kali Jis-" kamu berhenti bicara. Nyaris berhenti napas ketika lihat senyuman lebar nan teduh didepan kamu.
"Hai, dek,".
Iya, ini oknum bernama Jungwoo Harris yang menjabat sebagai tetangga beda blok serta kakak kelas kamu. Tambahan, doi kamu juga.
"Eh, kak, ngapain ke sini? Mau ketemu Jisung, ya? Lagi beli mak-".
"Enggak, kok, mau ketemu kakaknya. Boleh?".
Melayang. Satu kata yang menjelaskan perasaan kamu saat ini.
"Jadi, saya boleh masuk enggak?" tanya dia membuyarkan lamunan kamu. "Hm? I-iya kak, masuk aja," katamu sambil membukakan pintu lebih lebar dan membiarkan Jungwoo masuk ke dalam.
Mata kamu menatap Jungwoo yang menaruh plastik hitam di atas meja makan kamu. "Itu apaan, kak?" tanya kamu penasaran. "Loh, katanya mau bubur? Ini saya beli," terangnya. Kamu jelas tercengang. "H-ha? Tau d-darimana?" kamu terbata.
Please, kamu bukan Chenle yang kalau ngomong satu negara kedengaran.
Telepati?
"Jisung, lah. Tadi dia nge-chat saya sambil ngomel-ngomel, katanya kamu banyak mau," tawa Jungwoo, memusnahkan angan kamu soal telepati. "Saya ambil mangkok dulu. Kamu duduk aja, kalau mau baca chat Jisung, kode ponsel saya 1001," Jungwoo merinci sambil berjalan ke dapur.
Kamu gak penasaran soal isi chat-nya. Lebih ke arah TAKUT JISUNG NISTAIN KAMU ATAU MEMBEBERKAN AIB NEGARA KAMU.
Parah, kalau sampai ketemu chat modelan begitu, kamu musnahin aja Jisung dari jagad raya ini.
Ragu-ragu, tangan kamu gerak untuk ngetik pin di ponsel Jungwoo. Dan gak lama kamu udah bisa lihat wallpaper Jungwoo. Bukan foto kamu, cuma gambar laut aja.
Kamu nelisik ruang obrolan dan nyari nama Jisung, tapi gak ketemu. Sampai dengan ngasalnya kamu nekan ruang obrolan antara Jungwoo dengan orang yang cowok itu namai 'Adik Ipar'.
Adik Ipar
Adik Ipar:
|bang woy
|kakak gue ribet elah
|banyak mau bener
|mau bubur di depan komplek
katanya.
|udahlah lo bilang aja "pesenan
ratu ular".
|pasti tukangnya paham.You:
hahahaha|
jahat lo, dek|
oke gue ke sana ya|Adik Ipar:
|bawa balik deh
|nyusahinYou:
hush ah hahaha|
nanti enak di gue dong|Adik Ipar:
|.....
|kebanyakan gaul sama
bang Lucas lo bang
|jauh-jauh dehYou:
udah ah|
nanti tuan putri gak
sarapan|Adik Ipar:
|najooongggg
|buchiiiinKamu nyaris lempar ponsel Jungwoo. Gila. GILA. Disebut 'Tuan Putri' sama Jungwoo? Mimpi apa coba kamu semalam? Bahkan uname Jisung di ganti jadi 'Adik Ipar'.
"Udah beres keponya?". Kamu berjengit, menoleh dan lihat Jungwoo bawa mangkok dan gelas di tangannya. "Gimana?" tanya dia sambil menaruh gelas dan mangkok di hadapan kamu. "Apanya?" tanya kamu gak mengerti. Jungwoo terkekeh kecil.
"Aku malu sih tapi...." dia menggantung kalimatnya. Lalu mata bundar dia menatap kamu malu-malu.
"I say that you're princess. So can you let me be you prince?".
Kamu tergeletak tak berdaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMAGINE :: ( ✓ )
Fiksi PenggemarHow would, if you are someone for NCT? . highest rank so far: #8 in imagine