*•*LET'S PLAY*•*

9.1K 733 13
                                    

Suara burung Pipit yang hinggap di jendela kamar sakura, bisa disebut begitu, karena ruangan itu telah menjadi tempatnya tidur selama sebulan penuh, menjadi sebuah hiburan bagi gadis itu. Lukanya masih sakit meskipun telah diobati oleh Sasuke. Seluruh tubuhnya, terasa sakit dan perih. Mata hijau milik sakura menatap langit-langit berwarna putih diatasnya, pikirannya menerawang,

Jika saja dia tidak menerima tawaran Uchiha Itachi, dia dan ibunya tidak akan berakhir seperti ini.

Sakura menghela nafas panjang, apalagi yang bisa dia lakukan sekarang? Dia harus pergi dari sini dan melaporkan kejadian yang menimpa ibunya kepada pihak kepolisian. Sasuke harus membayar perbuatannya, pria itu sudah membuatnya menderita. Tanpa sakura sadari setetes cairan bening terjatuh dari sudut matanya.

"Sakura-chan~ "

Gadis yang terbaring di atas ranjang besar itu menutup matanya.

Sasuke menatap sakura yang terbaring lemah, dia tersenyum lembut. Pria itu duduk di samping ranjang sakura dan mengelus rambut merah muda milik gadisnya.

Bukankah gadisnya ini sangat cantik?

Sasuke merasakan kehangatan menyusup ke hatinya. Sudah lama ia tidak merasakannya dan gadis ini harus bertanggung jawab karena telah membuatnya merasakan perasaan itu lagi.

Sasuke menatap tubuh sakura yang diperban di beberapa bagian yang terluka. Pria itu menghela nafas, merasakan perasaan bersalah yang kental.

Dia melukainya!

Sasuke tahu dia salah, tapi gadis itu berusaha lari darinya. Sasuke harus membuat gadis itu mengerti bahwa saat ini dia adalah milik Sasuke dan Sasuke tidak peduli jika harus menggunakan kekerasan.

Tangan besar Sasuke mengusap sudut mata sakura, cairan bening itu, Sasuke yakin gadisnya baru saja menangis. Sasuke mengecup sudut matanya, membiarkan cairan asin yang masih tersisa disudut mata sakura membasahi bibirnya.

Sasuke mengecup kening sakura lama, menutup matanya untuk merasakan kehangatan kembali menyusup ke hatinya yang telah lama mati.

"Kau tidak akan tahu betapa besarnya cintaku padamu"

•••

"Bodoh"

Bang!

Tubuh besar itu tumbang, lubang besar akibat sebuah timah panas di dahinya mengeluarkan darah segar yang mengotori lantai putih dibawahnya.

Gaara menatap tubuh yang telah kehilangan nyawanya itu dingin. Dia menarik tangannya yang terangkat untuk menembak pria itu tadi.

"Bereskan dia, aku tidak ingin melihat darah menjijikkan miliknya mengotori lantai mahalku"

Beberapa pria berbadan kekar memasuki ruangan dan segera membawa tubuh tanpa nyawa yang terbaring itu keluar. Dua orang wanita berpakaian pelayan juga segera masuk untuk membersihkan darah yang menggenang di lantai.

Gaara melangkahkan kakinya keluar, memasuki sebuah ruangan lain di mansion miliknya. Laki-laki merah itu melemparkan tubuhnya untuk berbaring di atas ranjang di ruangan tersebut. Matanya terpejam kemudian terbuka lagi.

Black Dark

Laki-laki itu mengetatkan rahangnya.
Black Dark adalah organisasi yang bergerak di bawah tanah sama seperti miliknya. Dan organisasi itu adalah saingan terberat Red Sand, organisasi yang dipimpin oleh Gaara.

Jika kau bertanya apa pekerjaan kedua organisasi itu, mereka bekerja untuk orang kaya. Membunuh menjadi tugas utama mereka. Beberapa orang penting dengan kantong tebal akan dengan senang hati membayar  organisasi seperti mereka untuk sebuah urusan, bisa membunuh, transaksi narkoba dan senjata serta yang lainnya

Untuk menutupi kedok mereka, para pemimpin organisasi akan mendirikan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang apapun.
Bahkan mereka juga akan menempatkan beberapa anak buahnya di instansi pemerintah dan pihak kepolisian. Hal itulah yang membuat mereka memiliki kebebasan penuh untuk tetap menjalankan bisnis gelap mereka.

Drrttt...

Gaara meraba kantong celananya untuk mengeluarkan benda kecil yang bergetar itu.

"Bicara"

"Mr. Red, kami menemukannya. Dia ada di kediaman Black"

Gaara melempar ponsel miliknya hingga hancur. Pria gila itu berusaha mencari masalah dengan orang yang salah.

Langkah kaki Gaara menggema di ruang tamu besar mewah miliknya. Matanya menatap nyalang pada sekumpulan pria berbadan besar yang berdiri tegap di depannya.

"Jangan tinggalkan seekor pun"

•••

Sasuke tersenyum lembut sebelum meninggalkan sakura yang tertidur. Dia harus membereskan sesuatu.

Red Sand

Sudah dua hari kedua tangannya tidak dibasahi oleh darah. Karena dia harus menjaga sakura.
Organisasi lemah itu berusaha mencari masalah dengannya.
Menghancurkan salah satu markasnya dan membunuh orang-orangnya?

Ahh...
Sungguh taktik murahan!

Sasuke tersenyum miring kemudian berubah menjadi senyum lebar yang menyeramkan,

"Aku suka bermain~  "

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
To be continue~

OBSESSION√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang