Keanehan sikap ibunya membuat sakura kurang bersemangat. Dia tetap melakukan tugasnya di kantor.
Tapi jujur saja, dia ingin berada di samping ibunya saat ini.
Sudah hampir tiga tahun Sakura tidak berbicara dengan ibunya, dia sangat merindukan wanita itu. Rasanya sakura ingin matahari segera terbenam saat ini juga.Sakura memutuskan untuk tidak datang ke Mansion Uchiha. Selama seminggu ini, dia tidak pernah absen dan selalu datang tepat waktu. Entah kenapa bos-nya, Uchiha Itachi tidak memperbolehkannya untuk bekerja diatas jam enam sore.
Dan sakura telah meminta ijin kepada pimpinannya itu untuk tidak menemani Sasuke. Dan gadis itu tidak tahu, bahwa dia akan menyesali keputusannya hari ini.Gadis berhelaian merah muda itu tersenyum sambil membuka pintu rumahnya. Malam ini dia akan menghabiskan waktu bersama ibunya.
"Ibu?"
Sakura tidak mendapati ibunya disofa ruang tamu. Dia sangat yakin meninggalkan wanita itu disana tadi pagi.
Sakura berjalan menuju kamar ibunya, mengetuknya perlahan. Tapi tidak ada jawaban. Sakura memutuskan untuk membuka pintu dan mendapati kamar ibunya yang gelap, tanpa cahaya sedikitpun. Tangan sakura menekan saklar lampu di dekat pintu.Klik!
Sakura menutup mulutnya, bau anyir menusuk ke dalam indera penciumannya. Disana ibunya terbaring dengan pergelangan tangan yang sudah dibanjiri oleh darah. Sakura berlari menuju sang ibu, dia terdiam didepan ibunya. Lidahnya kelu, hatinya sakit dan matanya perih. Disana ibunya terbaring tak bernyawa, matanya terbuka lebar, mulutnya juga. Sebuah pisau kecil yang biasa Sakura gunakan untuk memotong buah, terletak digenggaman tangan kiri ibunya yang telah terbuka. Darah tak henti-hentinya mengalir dari pergelangan tangan kanan wanita itu.
Sakura panik, dia berbalik dengan kedua mata yang telah dibanjiri oleh air mata.
"Tolong!"
•••
Sakura menatap gundukan tanah dihadapannya, air mata senantiasa mengalir.
Apa dosanya? Kenapa dia harus menanggung penderitaan ini? Dia kehilangan ayah dan ibunya dengan cara yang sama. BUNUH DIRI!
Gadis itu berdiri meninggalkan tempat itu, entah kenapa saat ini dia ingin menemui Sasuke."Sakura-chan!"
Sakura tersenyum lemah dan langsung memeluk Sasuke erat. Gadis itu menangis sesenggukan di dada Sasuke.
"Sakura-chan kenapa?"
Sakura menggeleng keras di dekapan Sasuke, dia semakin mengeratkan pelukannya dan membenamkan wajahnya di dada bidang pria itu guna meredam tangisnya.
Sasuke menuntun sakura kedalam kamarnya."Sakura-chan?"
Gadis itu diam, mereka berdua masih saling berpelukan, tapi bedanya sekarang sakura berada di pangkuan Sasuke.
"Aku mohon, sebentar lagi saja"
Sasuke mengangguk pelan, sebuah senyum tidak biasa terukir di wajahnya.
"Ibuku meninggal sasuke-kun"
Setelah cukup lama terdiam, akhirnya sakura membuka suaranya. Mereka tetap berada di posisi yang sama.
"Dia meninggalkanku sasuke-kun, kenapa dia tidak mengajakku sasuke-kun?"
Sasuke terdiam, tangannya terangkat dan mengelus punggung sakura.
"Mereka berdua pergi dan mereka tidak mengajakku. Jahat sekali!"
Sakura kembali menangis, air mata membasahi pipinya. Sasuke menyeka air mata sakura dengan ibu jari miliknya. Pria itu tidak menjawab pertanyaan sakura.
Mereka kembali terdiam dan sakura tidak menangis lagi, tapi tetap memeluk Sasuke."Itu artinya kau akan tinggal bersamaku"
Sakura mengangkat kepalanya dari dada Sasuke. Mata emerald miliknya menatap onix milik Sasuke.
"Kau tidak punya ibu lagi, jadi sekarang kau tinggal bersamaku"
Mata sakura membulat sempurna, gadis itu segera berdiri dan menatap Sasuke tidak percaya.
"Jangan bilang ka___"
"Benar sekali. Akulah yang membunuhnya"
Dan sakura yakin, dia baru saja melihat senyum paling menyeramkan.
Sakura berbalik, membuka pintu besar kamar sasuke dan segera menuruni anak tangga mansion. Dia harus keluar dari sini, ini sebuah kesalahan. Suara langkah kaki sakura yang menuruni anak tangga dengan cepat menggema di ruanga tamu Mansion Uchiha. Nafasnya memburu dan jantungnya berdetak kencang.
Bruk!
Sakura terjatuh tepat sebelum kakinya menginjak anak tangga terakhir. Dia tersungkur, lutut dan pelipisnya berdenyut nyeri karena membentur lantai dengan keras. Sakura berdiri, menghiraukan lutut dan pelipisnya yang berdarah. Perih, itu yang sakura rasakan saat ini, bukan hanya lutut dan pelipisnya, tapi juga hatinya.
Sakura berusaha mencapai pintu masuk utama Mansion Uchiha.
Dan dia berhasil! Sakura berlari kencang, jarak antara pintu masuk dan gerbang Mansion Uchiha cukup jauh, kira-kira 100 meter dan sakura harus berjuang dengan mengabaikan rasa sakit di tubuhnya.Mata sakura membulat sempurna saat pintu gerbang Mansion tertutup rapat sebelum dia sampai kesana. Sakura menangis, tangan kecilnya berusaha membuka pintu gerbang di hadapannya.
"Ketemu~"
Sakura berjengit kaget, dia tidak berani berbalik. Rasa takut mengerubungi seluruh tubuhnya.
Tap...Tap...Tap...
Langkah kaki itu semakin mendekat dan sakura hanya bisa menutup matanya sambil memegang erat pegangan pintu gerbang didepannya. Air mata senantiasa mengalir.
Sebuah tangan besar melingkar di pinggang sakura dan sakura tahu siapa pemiliknya. Sasuke meletakkan dagunya di pundak sakura.
"Sakura-chan tidak bisa lari"
Sakura menangis, dia mencoba melepaskan tangan Sasuke yang melingkar di pinggang miliknya. Tetapi dia tidak bisa melepasnya, pelukan Sasuke malah bertambah erat.
"Lepaskan aku..."
Sasuke diam, pria itu tetap memeluk sakura.
"Lepaskan a___"
Plak!
Sakura terdiam. Matanya terpejam, pipinya memanas. Tangan besar milik Sasuke baru saja menamparnya.
"Apakah itu sakit?"
Sakura mengangkat kepalanya, menatap Sasuke yang tersenyum lebar. Pria itu gila!
Sasuke mengelus pipi sakura yang memerah dengan lembut.
"Maafkan aku"
Pria itu terlihat menyesal, ibu jarinya terus mengusap pipi sakura dan sakura hanya diam. Gadis itu tetap diam saat Sasuke membawanya kembali ke dalam Mansion.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
To be continue~Tadinya mau dibikin slow update, tapi saya sangat tertarik untuk melanjutkan fic ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESSION√
Romansa(1) *End* A sasusaku fanfiction Cinta dan obsesi itu berbeda tipis. Saat kau mencintai seseorang, kau pasti menginginkannya menjadi milikmu seorang. Dan itulah yang kulakukan sekarang, membuat cintaku, bidadariku menjadi milikku seorang. Yg gak kuat...