*•*Miss YOu*•*

6.6K 539 15
                                    


Itachi melongo saat dia melihat sasuke memasuki ruang kerjanya. Adiknya itu tampak berbeda sekarang.

Wajah sasuke menjadi lebih cerah, tidak ada ekspresi apapun yang tampak di wajah tampan bak dewa Yunani itu.

"Apa yang terjadi denganmu?"

Sasuke hanya menggedikkan bahunya dan duduk di kursi, tepat dihadapan uchiha sulung itu. Mata hitamnya menatap malas pada Itachi yang membuka mulutnya dengan mata melotot.

"Berhentilah memandangku seperti itu"

Itachi menampar wajahnya sendiri dan meringis kesakitan setelahnya.

"Dasar gila!"

Sasuke melipat tangannya didepan dada bidangnya.

"Aku butuh dia kakak..."

Itachi memegang dadanya dramatis dengan wajah sedih yang dibuat-buat.

Tuk!

Sasuke melemparkan kertas yang telah dia remas dan mendarat sempurna di kepala kakaknya, sedangkan Itachi tertawa lepas.

"Jadi, mengapa kau bisa berubah? Jangan-jangan kau keturunan bunglon!?"

Kening sasuke berkerut kesal,

"Jika aku keturunan bunglon, berarti kau juga bodoh!"

Itachi kembali memegang dadanya dramatis dan memasang wajah sedih minta ditonjok menurut sasuke.

"Tuhan, aku bersumpah aku tidak mengenal pria gila ini"

Sasuke memutar matanya bosan. Pria itu mengeluarkan sesuatu dari sakunya, sebuah chips. Uchiha sulung didepannya menggapai benda kecil itu lalu menatap bingung pada sasuke.

"Apa ini?"

Sasuke menyandarkan tubuhnya ke kursi dibelakangnya lalu pria itu memejamkan matanya.

"Berikan saja pada Rey"

Itachi memandang sasuke sebentar lalu meraih ponsel pintarnya yang dia letakkan di atas meja.

"Datanglah kemari"

"..."

"Akan kutunggu"

Itachi menaikkan alisnya pada sang adik yang tersenyum lebar didepannya.

"Kupikir kau akan membunuh dirimu sendiri dan memberikan gadis itu pada Red"

Senyuman dibibir sasuke masih tetap terkembang,

"Kau bercanda? Mana mungkin aku memberikan sakura padanya"

Itachi tersenyum miring,

"Lalu Red?"

Senyum dibibir sasuke berubah menjadi seringai lebar,

"Karena sudah berani menyentuh gadisku, akan kuberi hadiah~"

•••

"Mengapa kau tidak makan?"

Sakura mengalihkan pandangnnya dari roti isi dipiringnya kepada Gaara. Gadis itu menggeleng pelan,

"Aku tidak lapar"

Gaara mengernyit bingung,

Dia tidak memanggilku kakak lagi?

"Baiklah, kau bisa berkeliling jika kau mau"

Sakura mengangguk kepada Gaara yang sedang memakan omlet miliknya. Kaki kecil milik sakura beranjak dari tempat itu dan mulai menjelajahi Mansion Gaara.

Mata hijau sakura berbinar kagum pada interior mansion Gaara. Sangat mewah menurutnya. Langkah sakura membawanya ke sebuah taman kecil dibelakang Mansion

Sakura mendudukkan tubuhnya di atas kursi taman, kedua tangannya membingkai wajahnya. Manik hijaunya menatap sendu pada kumpulan mawar yang tengah bermekaran. Seekor kupu-kupu hinggap di atas sekuntum mawar. Sakura memperhatikan kupu-kupu yang sedang menghisap nektar bunga itu, hingga sang kupu-kupu terbang menjauh, melewati tembok besar dan tinggi yang mengelilingi Mansion tersebut.

Sakura menghela napas, dia menatap langit biru diatasnya lalu memjamkan matanya.

Siapa sebenarnya Gaara? Dia bilang, dia bukan kakak sakura, jadi siapa dia?

Sakura kembali membuka matanya, angin sepoi-sepoi memainkan rambut merah mudanya.

Mengapa dia harus dikurung?

Sakura kembali menghela napas, gadis itu mengusap wajahnya pelan.
Pikirannya kembali melayang kepada kehidupan normalnya.

Saat kedua orang tuanya masih ada dan dia masih bisa merasakan bagaimana rasanya sekolah serta memiliki orang tua.

Tetapi, kemudian kebahagian itu menghilang dengan hancurnya bisnis sang ayah. Utang di sana-sini dan keluarganya bangkrut. Ayahnya mengakhiri hidupnya sendiri karena tidak tahan dengan keadaan yang semakin sulit. Tentu saja ibunya sangat terpukul kala itu, tetapi wanita itu masih berjuang demi kehidupannya dengan sakura. Gadis itu tidak sekolah lagi. Biaya sekolah di jepang bukan main-main, jadi dia membantu ibunya bekerja untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Sampai saat itu tiba, di mana seorang wanita datang dan mengaku sebagai istri kedua ayah sakura dengan seorang lelaki yang mengaku sebagi anak wanita itu dengan ayah sakura. Ibu sakura sangat terpukul waktu itu hingga wanita malang itu kehilangan kewarasannya. Tetapi, lelaki berambut merah itu baik pada sakura, terlalu baik. Namun, pria itu tak pernah bicara padanya.

Lalu hari itu datang, saat dia mendapat pekerjaan baru disebuah perusahaan besar dan menerima pekerjaan sebagai pengasuh pria gila. Awalnya semua baik-baik saja sampai ibunya meninggal dan sasuke, pria yang diasuhnya, mengaku telah membunuh wanita paling berharga di hidup sakura.

Sasuke mengurung sakura dan ketika sakura berusaha kabur, dia tidak akan segan-segan melukai tubuh gadis itu lalu mengucapkan kata maaf dan mengobatinya.

Setiap hari, sakura selalu berdoa supaya dia bisa kabur dari pria gila yang mengaku mencintai gadis itu. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, sakura justru merasakan perasaan aneh pada sasuke.
Dan dia benci perasaan itu. Bagaimana mungkin, dia bisa jatuh pada seseorang yang telah membunuh ibunya?

Malam itu sakura telah dibebaskan dari makhluk gila bernama sasuke. Gaara telah menolongnya. Namun, tingkah gaara membuatnya bingung. Selain itu mengapa dia tidak nyaman bersama Gaara? Padahal dulu, sakura merasa sangat nyaman dengan pria itu.

Lalu, bagaimana dengan gaara yang mengaku bukanlah kakak sakura? Sakura tahu betul, pria itu berada di bawah pengaruh alkohol malam itu. Tetapi, orang yang dikendalikan oleh alkohol akan berkata jujur, kan?

Sakura menutup matanya kembali saat kepalanya berdenyut nyeri.

Sasuke.

Pria gila dengan sejuta pesona. Sakura bisa merasakan sesuatu yang hangat menyeruak di dalam hatinya. Tanpa sadar sakura tersenyum.

Aku rindu

•••

Mata hijau susu itu menatap sendu pada gadis yang sedang tersenyum di taman itu. Genggamannya pada sebuah ponsel pintar ditangannya, mengerat hingga benda malang itu hancur dan melukai telapak tangan Gaara.

Pria itu menghirukan tetesan darah yang mengalir dari telapak tangannya.
Gaara melangkah meninggalkan tempat itu dengan rahang yang mengeras.

Prang!

Vas malang itu membentur lantai dan hancur begitu saja.
Gaara menenggelamkan kepalanya di atas permukaan ranjang besar yang ada dikamar sakura. Pria itu menghirup aroma sakura yang menempel di ranjang itu. Gaara menutup matanya lalu membukanya kembali.

"Aku benci kau sasuke..."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
To be continue~

OBSESSION√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang