Sasuke terdiam, dia membiarkan pertanyaan sakura mengambang.
Sakura menutup matanya kembali, dia sudah tahu jawabannya.
Kenapa rasanya sakit?
Sasuke mengelus kepala sakura lembut, kemudian mengecup kening sakura lama.
"Kau bukan mainanku, sayang"
Sakura tetap menutup matanya, dia berusaha untuk mengabaikan Sasuke dan ingin segera menuju alam mimpi.
Bisakah dia mempercayai Sasuke? Tapi tunggu dulu! Kenapa dia ingin mempercayai pria itu? Kenapa dia merasa sakit, saat mendengar Itachi menyebutnya sebagai mainan Sasuke?
Apakah ia benar-benar berharap pada pria itu?
Apakah ia benar-benar jatuh cinta pada pria gila itu?
Itu tidak benar, kan?"Aku akan pergi keluar sebentar, kau makanlah nanti ya"
Lamunan sakura buyar saat suara dingin Sasuke menyapa indera pendengarannya. Manik hijau itu terbuka saat pintu itu sudah tertutup.
Kenapa aku bisa jatuh cinta pada pembunuh ibuku sendiri?!
•••
Warning!
Mungkin adegan dibawah ini akan membuat kalian mual, jijik atau merasa tidak nyaman. Jadi, saya sarankan kalau tidak kuat, tidak usah dibaca. Tapi saya gak bikin serem-serem amat kok:)"Hai"
Karin menatap heran pada Sasuke yang saat ini berdiri dihadapannya, keningnya berkerut. Kenapa Sasuke ada disini? Karin masih ingat betul, bagaimana pria itu memukulnya tadi siang, hanya karena seorang gadis merah muda jelek. Tapi mungkin pria itu ingin bermain dengannya malam ini.
"Apa kau tidak akan membiarkan aku masuk?"
Karin mengabaikan keganjilan yang terjadi, dia membuka pintu apartemennya lebar supaya pria tampan itu bisa masuk. Dia tidak mengenakan kacamatanya saat ini, karena ia lebih memilih memakai lensa kontak. Pilihan yang bagus, karena dia akan leluasa bermain bersama Sasuke malam ini. Setidaknya itu yang dipikirkan wanita merah itu.
"Wahh, apartemenmu boleh juga"
Karin memperhatikan Sasuke dari belakang, pria itu tidak pernah datang ke apartemennya sebelumnya. Wanita itu terlihat berfikir, namun terhenti saat mata rubynya menangkap sosok Sasuke yang telah duduk santai diatas sofa berwarna gading miliknya. Karin melangkah menuju dapur, jari-jari lentiknya terlihat lihai memasukkan gula, kopi dan air panas kedalam sebuah cangkir berukuran sedang.
Asap mengepul dari atas cangkir diatas meja itu, Sasuke menatap heran pada Karin yang tersenyum kepadanya. Wanita itu duduk didepan Sasuke, sambil menaikkan rok yang dipakainya sedikit demi sedikit.
Mata Sasuke yang menangkapnya, berkilat tajam. Sebuah seringai terlukis di bibirnya yang tersembunyi di balik cangkir kopi yang sedang ia minum.
"Padahal aku tidak suka kopi"
Karin menggigit bibir bawahnya, menggoda. Wanita itu mulai menyentuh dirinya sendiri.
"Laluh, kauh sukah apah sasukeh~"
Menjijikkan!
"Aku suka jus tomat"
Karin mengedipkan matanya, tangannya mulai meremas payudara miliknya sendiri.
"Kenapah~?"
Sasuke menyeringai lebar, saat ia telah menjauhkan cangkir kopi itu dari mulutnya,
"Karena warnanya seperti darah"
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESSION√
Romance(1) *End* A sasusaku fanfiction Cinta dan obsesi itu berbeda tipis. Saat kau mencintai seseorang, kau pasti menginginkannya menjadi milikmu seorang. Dan itulah yang kulakukan sekarang, membuat cintaku, bidadariku menjadi milikku seorang. Yg gak kuat...