*•*MARK YOU*•*

8.3K 676 24
                                    

"Sakura-chan?"

Sakura menutup mulutnya rapat-rapat, gadis itu semakin merapatkan tubuhnya ke dinding dibelakangnya.
Mata hijau milik sakura menelusuri setiap sudut gang kecil tempatnya bersembunyi.

Gang kotor, pengap, kecil dan becek. Sakura menahan supaya air matanya tidak terjatuh. Tempat sampah disampingnya adalah pelindungnya agar terhindar dari pandangan orang lain, lebih tepatnya Sasuke. Nafas sakura tercekat hanya karena memikirkan pria itu, bisa saja pria itu akan menyiksanya atau lebih parahnya membunuhnya.

"Sakura-chan~  "

Sakura menutup kedua matanya, semakin menempelkan tubuhnya ke dinding dibelakangnya.

Tap...Tap...Tap...

Jantung sakura menggila saat langkah kaki itu semakin mendekat ke arahnya.

Tap...Tap...Tap...

Sakura menahan nafas, matanya memanas,

Tap...Tap...Tap...

Sakura pasrah, dia yakin Sasuke akan menemukan dirinya.

Tetapi kemudian, langkah kaki itu semakin menjauh, suaranya semakin memudar. Saat yakin bahwa langkah kaki itu tidak terdengar lagi, sakura membuka matanya, mengelus dadanya lega. Tapi sedetik kemudian,

"Surprise!"

Sakura terlonjak kaget, matanya menatap tidak percaya pada sosok didepannya. Sakura panik, mencoba mencari jalan untuk kabur.

Sasuke tersenyum lebar, menatap sakura yang terlihat ketakutan dihadapannya. Tangan besar Sasuke menarik pinggang sakura mendekat padanya, menempelkan kedua tubuh itu.

Sakura menahan nafas saat merasakan nafas dingin Sasuke menerpa permukaan kulit lehernya.

"Sakura-chan nakal~  "

Sakura diam, otaknya berusaha mencari jalan keluar dari masalah ini, lebih tepatnya dari Sasuke.

"Kaa-chan bilang, anak nakal harus dihukum~ "

Sakura menggeliat, berusaha melepaskan diri, saat Sasuke mulai mengecup lehernya.

Sasuke menggendong sakura ala bridal style . Pria itu melemparkan sakura kasar kedalam mobilnya. Sasuke berjalan memutar setelah menutup pintu mobilnya. Pria itu mengambil tempat di kursi kemudi sementara sakura ada di sampingnya. Sasuke mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi, membuat sakura harus bekerja sama dengan deru nafas dan detak jantungnya. Takut akan kecelakaan yang mungkin terjadi dan takut akan apa yang akan Sasuke lakukan padanya nanti.

•••

"Arghh!"

Sakura menunduk menahan sakit yang menerpa punggungnya.

Ctak!

Sakit. Sakit sekali.
Lukanya yang belum sembuh total bertambah parah dengan cambukan baru yang diberikan Sasuke.

Ctak!

Mata sakura menutup, mencoba mengurangi rasa nyeri dan sakit di bagian tubuhnya yang lain.

Ctak!

Seluruh pakaiannya robek disana sini. Darah merembes keluar dari lukanya yang terbuka lebar.

Ctak!

Keringat dan air mata telah menjadi satu.

Ctak!

Ctak!

Ctak!

Ctak!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Karena Sakura-chan nakal, jadi kutambah 10 lagi~  "

Sakura berusaha mempertahankan kesadarannya, nyeri ditubuhnya semakin menjadi. Lelah, sakit, dan benci itulah yang sakura rasakan sekarang.

"Sakura-chan suka?"

Sakura mengumpat dalam hatinya,

Gila! Brengsek! Bajingan! Mati saja sana!

Sakura menangis, isakan kecil meluncur dari mulutnya.

Sasuke menggendong tubuh lemah sakura ke atas ranjang, dengan hati-hati ia meletakkan tubuh itu diatas ranjang besar tersebut. Kemudian Sasuke keluar dari kamar itu.

Sakura menutup matanya, rasa sakit ditubuhnya semakin menjadi. Bahkan seprei putih dibawahnya ternodai oleh bercak darah yang berasal dari luka ditubuhnya.

Cklek...

Mata sakura membulat sempurna saat melihat benda ditangan Sasuke, dia ingin berteriak keras. Pria ini benar-benar gila!

Alat pembuat tato

Sasuke menaiki ranjang, mengambil posisi diatas tubuh sakura, tapi tidak menduduki tubuh gadis itu.

Tangan besar Sasuke memaksa kepala sakura menoleh kesamping, sehingga leher gadis itu terekspos. Sasuke mulai menggoreskan jarum dari alat ditangannya ke atas permukaan kulit sakura.

Gadis berhelaian merah muda yang terbaring lemah dibawahnya hanya bisa menggigit bibirnya untuk mengurangi rasa sakit saat benda tajam itu melukis kulitnya.

Sakura ingin berteriak, tapi dia tidak mampu mengeluarkan suaranya.

Sakura ingin melawan, tapi tubuhnya tidak sanggup. Dia terlalu lelah.

Sakura ingin menangis, tapi air matanya tidak bisa keluar lagi.

Sasuke tetap berkutat dengan alat ditangannya, melukis kulit sakura, sementara gadis itu rasanya ingin mati saja sekarang. Tubuh lemahnya tidak sanggup menahan semua siksaan yang diberikan Sasuke.

Matanya hampir menutup, sampai,

Plak!

"Siapa yang menyuruhmu tidur?"

Sakura kembali membuka matanya, rasa sakit menjalar di sekitar pipinya yang memanas.
Batinnya berteriak,

Tolong bunuh saja aku Tuhan!

Tetapi sepertinya Tuhan tak ingin mengambil nyawa gadis itu. Kenapa Tuhan melakukan ini padanya? Apa salahnya? Apakah dosanya tidak termaafkan lagi?

Kenapa?

Kenapa?

Kenapa?

"Bukankah ini indah?"

Sakura menatap lemah pada pantulan dirinya di cermin yang digenggam Sasuke.

Uchiha Sasuke

Nama itu melingkar sempurna dilehernya. Kulit disekitar nama itu memerah.

Sakura menutup matanya perlahan, dia lelah dan benci.

.
.
.
.
.
.
To be continue~

Maaf chapternya pendek, saya sedang memiliki urusan di dunia nyata. Saya berusaha update karena saya telah berjanji untuk update setiap hari. Mohon dimaklumi.

OBSESSION√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang