*•*I LOVE YOU*•*

8K 607 27
                                    

Sakura menatap cemas pada Gaara yang tertidur di sampingnya. Manik gadis itu menatap jam yang menempel di dinding tepat di samping pintu kamarnya, pukul 03.02

Sakura kembali mengalihkan pandangannya pada Gaara. Wajah pria itu terluka. Manik hijau milik sakura menatap serpihan yang tertancap di pipi pria itu.

Sakura menghela napas, kemudian turun dari ranjangnya. Sampai sebuah tangan menghentikannya,

"Kau mau kemana?"

Sakura menatap Gaara yang memperlihatkan wajah sendu.

"Mengambil kotak P3K, wajahmu terluka"

Gaara melepaskan pegangan tangannya dan membiarkan sakura keluar.

Tidak lama kemudian sakura datang dengan air hangat dan sebuah kotak berwarna putih di tangannya.

Sakura membersihkan luka di wajah Gaara setelah mencabut serpihan yang menancap di wajahnya. Pria itu meringis sedikit.

Tangan lembut sakura meneteskan obat merah ke luka kecil di wajah gaara lalu menutupnya menggunakan plester.

"Selesai"

Sakura hendak berjalan keluar namun tangannya di cekal gaara lagi.

"Aku ingin tidur denganmu"

Sakura membelalak,

"Apa maks___"

"Hanya tidur"

Gaara menunduk.

Sebenarnya sakura tidak mau menuruti permintaan Gaara, namun entah mengapa gadis itu memiliki firasat buruk. Lalu sakura mengangguk mengerti, gadis itu menaiki ranjang kemudian membuka tangannya lebar dan gaara langsung memeluknya hingga gadis itu terjatuh ke belakang.

Gaara memeluk sakura erat, wajahnya ia benamkan di leher gadis itu dan sebuah isakan kecil yang disusul oleh isakan lainnya terdengar.

Sakura mengelus punggung gaara yang berada di atas tubuhnya.

"Aku lelah sakura....."

Sakura terdiam, menunggu gaara melanjutkan perkataannya.

"Aku ingin tidur"

Sakura kembali mengelus punggung gaara saat pelukan pria itu pada tubuhnya mengerat.

Mereka bertahan di posisi itu sampai sebuah suara tembakan terdengar.

Gaara mengangkat wajahnya dan menatap wajah sakura dalam.

"Maukah kau berjanji padaku?"

Sakura terlihat bingung, tetapi segera mengangguk.

"jangan pernah keluar, apapun yang terjadi "

Sakura mengangguk,  maniknya menatap gaara yang berjalan keluar dari ruangan itu. Gadis itu menghela napas, setelah pintu besar itu tertutup.

•••

"Mansion yang bagus Red"

Gaara memandang dingin pada sasuke yang kini berdiri di hadapannya. Mata hijaunya mengerling pada tubuh yang telah kehilangan nyawanya di belakang sasuke.

Sasuke memainkan senjata api di tangannya,

"Aku akan bicara baik-baik,  oke?Sebenarnya kita tidak perlu sampai seperti ini, tetapi kau mengusik apa yang menjadi milikku. Jadi aku kemari untuk mengambilnya"

Gaara tersenyum miring, 

"Milikmu? Jangan bercanda! "

Manik hijau Gaara menjelajahi ruang tamu miliknya itu. Sekitar lima puluh cahaya laser tak kasat mata telah mengunci tubuhnya. Pria itu bisa merasakan para Sniper yang bersembunyi hampir di semua sudut Mansionnya. Dan dia juga tahu, jenis dan fungsi laser yang telah mengunci dirinya ini. Tentunya Gaara tahu, dia tidak akan bisa selamat dari monster seperti sasuke, tetapi ada satu hal yang membuat dirinya berharap. Gaara juga memiliki rencana lain, jika Sakura memenuhi harapannya.

Sasuke menatap gaara dingin,

"Dimana sakura? "

Sementara gaara hanya tersenyum miring,

"cari saja sendiri"

Manik hitam milik sasuke menajam mendengar ucapan gaara.

"SAKURA!!! "

Gaara mengeluarkan sebuah senjata api dari balik punggungnya dan mengarahkannya pada sasuke.

"Dia bahagia bersamaku"

Sasuke mangalihkan pandangannya kepada gaara yang telah menodongkan senjata padanya. Jarak di antara mereka sekitar sepuluh meter.

"Aku tidak peduli soal itu"

Kening Gaara mengerut bingung saat sasuke tidak menunjukkan pergerakan apapun. Padahal jelas-jelas sasuke tahu jenis senjata di yang berada di tangannya sekarang. Sampai target dapat, maka akan terus mengejar.
Gaara tersenyum miring, jari tangannya menarik pelatuk pistol di tangannya sementara sasuke hanya menyeringai.

"Selamat tinggal, bodoh"

DOR!

kedua pasang manik berbeda warna itu membelalak sempurna saat sakura tiba-tiba muncul dan menghalangi timah panas yang menuju sasuke dengan tubuhnya.

"SAKURA! "

Sasuke segera menangkap tubuh gadis berambut merah muda itu sebelum membentur lantai. Darah mengucur deras dari punggungnya.

Sementara Gaara terdiam,  laser tak kasat mata itu telah menembus tubuhnya,  menghancurkan setiap jaringan di dalam tubuh pria merah itu.

"Uhuk!"

Darah menyembur keluar dari mulutnya.  Dia tahu sakura pasti keluar, tapi dia tetap ingin berharap pada gadis itu. Seandainya sakura tidak keluar, pria itu pasti bisa menyelamatkan dirinya. Namun takdir berkata lain, sepertinya Tuhan tidak menciptakan sakura sebagai miliknya.

Manik hijau pudar milik gaara memandang sakura yang ada di pelukan sasuke yang menangis.

Bolehkah dia berharap sakura akan bersamanya di alam abadi itu?

Gaara terjatuh, tubuhnya membentur lantai. Pria itu bisa merasakan tubuhnya seperti remuk dan hancur, darah terus mengalir dari mulut dan mulai keluar juga dari hidung dan telinganya. Mata Gaara terasa berat dan pandangannya semakin kabur.

Karena saat aku melepaskanmu untuknya, saat itulah aku tidak punya alasan untuk hidup lagi.

Lalu kedua manik itu terpejam seiring dengan deru nafas yang semakin lama, semakin sedikit dan akhirnya berhenti.

Sasuke memeluk erat tubuh sakura yang berlumuran darah, rasa takut mulai mengerubungi tubuhnya seiring dengan lelehan air matanya. Pria itu menggendong gadisnya dan membawanya ke dalam mobil.

"cari rumah sakit terdekat,  cepat! "

Sopir mobil itu mengangguk dan mulai menjalankan mobil tersebut.

Sakura menatap sasuke yang terlihat panik,  pandangannya sedikit buram di tambah rasa sakit yang menusuk punggungnya.

"Sasuke? "

Pria berambut hitam itu segera mengalihkan pandangannya pada sakura yang berada di gendongannya.

"Ada apa sayang? Apakah sakit? Bertahanlah, kita akan segera sampai ke rumah sakit"

Sakura menggeleng,

"Aku ingin mengatakan sesuatu"

Sasuke menyeka keringat yang mulai menetes turun di kening gadis itu.

"Nanti saja ya? Setelah kita sampai di rumah sakit dan kau diobati"

Sakura kembali menggeleng,

"Aku ingin mengatakannya sekarang "

Pria bermanik legam itu menghela napas kemudian mengangguk.

Sakura tersenyum lemah, matanya yang terasa berat terpejam lalu terbuka kembali.

"Aku mencintaimu"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
To be continue~

Emang enak digantung? :v

OBSESSION√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang