Sakura terbangun, kepalanya sedikit pusing. Gadis itu menggeleng pelan dan menutup matanya kembali untuk mengurangi rasa pusing dikepalanya.Cklek!
Sakura membuka matanya kembali saat pintu itu terbuka.
Mata hijau gadis itu membulat tak percaya saat maniknya bersiborok dengan manik hijau susu itu."Kakak!"
Sakura segera turun dari ranjang dan menghampiri lelaki merah itu. Gadis berhelaian merah muda itu memeluk sosok laki-laki didepannya.
"Aku rindu sekali"
Gaara mengelus rambut sakura lembut, salah satu tangannya memeluk tubuh sakura erat.
"Aku juga sayang"
Sakura menatap Gaara tak percaya, sebuah senyum lebar terukir di bibir manis gadis itu.
"Akhirnya kakak mau bicara padaku"
Gaara tersenyum lembut, dia menarik tangan sakura.
"Ayo, kau pasti lapar"
Sakura mengangguk, namun segera menggeleng kembali.
"Aku belum mandi"
Gaara tersenyum, lelaki itu mengangguk setelah menunjuk sebuah kamar mandi diruangan itu.
Sakura segera memasuki kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Lelaki merah yang masih berdiri di kamar itu hanya menggeleng pelan. Dia berjalan keluar dan menyuruh seorang pelayan wanita untuk mengantarkan pakaian sakura.
Sakura tersenyum senang, akhirnya ia dapat bertemu dengan kakaknya. Dia akhirnya terbebas dari Sasuke, tapi kenapa ada rasa tidak rela dihatinya?
Sakura mengenyahkan pikiran itu, keningnya agak perih. Dia tidak tahu kenapa, begitu bangun, luka itu sudah ada.
Gadis berhelai merah muda itu menuruni anak tangga secara perlahan, tapi langkahnya dia percepat saat menangkap sileut merah itu sedang duduk di meja makan.
"Kakak!"
Gaara tersenyum, dia menepuk kursi disampingnya, menyuruh gadis itu duduk.
Dengan senang hati, sakura duduk disamping Gaara. Mata hijau milik gadis itu sesekali menatap kagum pada kediaman kakaknya ini.Tuk!
Sakura melihat Gaara yang sedang menusuk pipinya menggunakan telunjuk lelaki itu.
"Sedang apa?"
Sakura menggaruk pipinya yang tidak gatal,
"Tidak ada, kak"
Kening Gaara sedikit berkerut mendengar panggilan sakura, tapi segera ia hilangkan.
"Makanlah"
Sakura mengangguk cepat dan mulai mengambil sebuah roti dan selai stroberi. Mengoleskannya diatas permukaan roti tawar ditangannya dan memakannya.
Gaara hanya memperhatikan wajah sakura saat gadis itu makan. Mata hijaunya menjelajahi setiap sudut wajah gadis itu.
Pandangannya terhenti pada bekas luka di kening sakura.
"Keningmu kenapa?"
Sakura mengalihkan perhatiannya dari roti keduanya, kepada Gaara.
"Aku tidak tahu. Begitu bangun, sudah ada"
Gaara melarikan tangan putih pucatnya ke wajah sakura, menyentuh luka kecil itu. Manik hijau susu itu menajam saat mendengar ringisan kecil yang meluncur dari bibir sakura.
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESSION√
Romantizm(1) *End* A sasusaku fanfiction Cinta dan obsesi itu berbeda tipis. Saat kau mencintai seseorang, kau pasti menginginkannya menjadi milikmu seorang. Dan itulah yang kulakukan sekarang, membuat cintaku, bidadariku menjadi milikku seorang. Yg gak kuat...