JD⭐22

9.4K 827 98
                                    

Target sebenarnya 65 tapi, karena sekarang memang jadwalnya updated, so gua up🌚

Kalau gak nyampek 65 gua updatenya sesuai jadwal, yaitu hari Jum'at ok🌚

Jungkook - Daddy!

Taehyung - Kid!

Happy reading ~

"Daddy, cayang Tae titak?"

"Pakai Tanya!"

😊

Saat dirinya membuka mata kecilnya, ruangan sudah mulai gelap. Remang-remang karena keadaan penerangan yang belum dipasang.

Hatinya terenyuh karena ia masih berada dalam pelukan hangat sang Daddy.

Menjawil sedikit hidung bangir milik Jungkook, membuat tidur pemuda tampan itu sedikit terusik.

"Hm, ada apa Chim?" Ujarnya serak.

Dan lagi-lagi terulang, selalu.

Apa yang ada di kepala Jungkook hanya Jimin saja, rasanya tak ada lagi tempat untuknya.

"Ini, Taetae," suaranya bergetar, mencoba melepaskan pelukan di tubuhnya dari lengan kekar Jungkook.

Tubuh Jungkook tersentak kecil saat mendengar suara itu, membuka matanya secara keseluruhan dan benar saja dipelukannya kini hanya ada Taehyung, bukan Jimin.

Merasa sedikit bersalah, melihat mata indah milik bocah menggemaskan itu kembali berkaca.

Ia bangun dari baringnya, lantas merengkuh tubuh mungil Taehyung dalam dekapannya.

"Maaf," ucapan itu terlontar begitu saja, tanpa tahu dengan betul maksudnya berujar.

Spontan.

Taehyung menggeleng dalam pelukannya, "Lapal," rengeknya lucu, berharap mendapatkan perhatian.

Nyatanya kini sosok Jungkook perlahan berubah, "Ayo, aku gendong," ujarnya.

Menggendong Taehyung setelahnya, keluar kamar dan berakhir masuk ke dalam kamar keponakannya.

Ia harus membangunkan Jimin tentu saja, seperti ucapannya tadi sore.

Saat kakinya menapaki lantai kamar sang keponakan, dapat ia lihat sosok lucu Jimin bergelung nyaman di kasur empuknya.

Berjalan mendekat lalu mendudukkan diri yang tentu dengan Taehyung berpindah pada pangkuannya.

Membelai lembut surai sang keponakan, "Sayang, bangun," ujarnya lembut.

Dirasa ada yang mengusik tidurnya, manik bulatnya terbuka perlahan.

"Eum, Daddy," ucapnya.

Namun saat manik lucunya melihat keberadaan Taehyung dipangkuan Jungkook, ia mulai merasa tak bersahabat.

"Tulun, Tae jelek tulun. Daddy gendong Chim caja," ucapnya ketus, Jungkook menghela napasnya sebentar, lalu menurunkan Taehyung dan beralih menggendong Jimin.

Tanpa melihat raut wajah Taehyung yang kembali merengut, selalu seperti ini, pikirnya.

Jika ada Jimin, semua atensi perhatian Jungkook akan ada pada bocah seumuran dengannya itu.

Taehyung mengikuti langkah lebar sang Daddy, sampai pada meja makan ia dibantu duduk oleh bibi Lee.

Tersenyum kotak saat melihat banyak makanan tersaji di hadapannya.

"Mau," ujarnya lucu, maniknya berbinar cerah.

Jungkook mengangguk memberi kode pada sang pelayan untuk menyajikan makanan yang ditunjuk Taehyung.

Saat Taehyung ingin menyantapnya, sebuah suara membuatnya berhenti.

"Ciapa bilang Tae boleh makan?" Ujarnya sembari menyeramkan wajahnya, walaupun malah terlihat menggemaskan.

Sontak manik Taehyung menatap atensi Jungkook, tak mendapat respon apapun, ia mulai turun dari kursinya.

Selalu seperti ini, Jungkook seolah mati kutu jika di hadapan Jimin.

Taehyung paham, paham sekali.

Dengan langkah lesu ia kembali ke arah kamar, bukan kamar Jungkook. Ia kembali ke kamar yang seharusnya ia tempati di Mansion ini.

Jungkook menatap Taehyung resah, berbalik pada Jimin yang mulai tersenyum lucu, setelah berhasil membuat Taehyung pergi dari sana.

"Taehyung," panggilnya dengan nada rendah.

Tak mendapati respon Jungkook kembali memanggil.

"Taehyung berhenti," suaranya masih ia usahakan untuk berada pada nada yang aman, tidak terlalu tinggi.

Sekali lagi ia memanggil tepat saat Taehyung berada di depan pintu kamarnya, "Taehyung, kubilang berhenti!" Suaranya tak sengaja meninggi, membuat Taehyung membatu sebentar, sebelum akhirnya menatap ke arah Jungkook dengan mata berairnya.

"Tae, tidul aja bial gak lapal lagi, dah," demi Tuhan rasanya sakit, melihat kondisi anak itu.

Tetap tersenyum ditengah tangisnya yang tak henti mengalir, membuka kenop pintunya yang ternyata terkunci.

Kembali mendekat ke arah Jungkook, matanya tak henti menurunkan hujannya.

"Tae, ingin tidul, pintunya di kunci... Hikss," isakannya kembali terdengar oleh rungu, sungguh Jungkook tak tega kali ini.

"Tae tidul di mana?"

"Tae tidul di lumah Appa caja ya, tapi Tae tak tahu pulang ke cana pakai apa?" Racaunya, ia lapar juga mengantuk sekarang.

Jungkook bahkan bergeming di tempatnya tak beranjak sekalipun, memandangnya sulit diartikan.

"Tae, mau tidul di lual caja," seharusnya Taehyung berhenti meracau, karena emosi Jungkook sedang labil sekarang.

Taehyung terus berujar, pada akhirnya ia kembali memastikan.

"Daddy, cayang Tae titak?" Ujarnya kemudian.

Dan bentakan Jungkook lah yang menjadi akhir pembicaraan mereka, "Pakai Tanya!"

Yang tak menjawab sedikitpun rasa penasarannya. Taehyung butuh jawaban 'iya' sebagai penguat, bukan yang lainnya.
















Tbc...

Kasih gua semangat boleh? 😳

Ada yang mau disampaikan?

Jungkook Daddy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang