dua puluh

415 21 0
                                    


.....
Di dalam kamarnya, gilang memikirkan hal yang terjadi siang tadi, ia sadar bahwa yang tadi ia ucapkan kepada sera hanyalah emosi sesaat, apalagi ia sampai memutuskan hubungannya dengan sera, mengingat susahnya perjuangan seorang gilang untuk mendapatkan hati sera dulu, gilang harus bersusah payah untuk menaklukan hati seorang sera, gilang sangat menyesal, bagaimana mungkin ia menyia-nyiakan sera, orang yang sangat ia sayangi hanya karna seorang senja yang belum lama hadir dalam hidupnya?entahlah gilang merasa ada yang salah dalam dirinya.

Tiba-tiba HP gilang berbunyi, gilang merogoh saku celananya, tertera sebuah nama di layar HP-nya.
ARDY.

"halo, kenap-"

"lang!lu putus sama sera?!" belum gilang melanjutkan kalimatnya, ardy langsung memotongnya, mendengar pertanyaan ardy, gilang kembali teringat pada kejadian tadi siang.

"kok diem aja sih?!woii masih disitu kan lu?!" ardy yang tidak mendapat respon apa-apa dari gilang kembali menyadarkan gilang dari lamunannya

"hah?ap-a?" tanya gilang yang masih setengah melamun

"hah-hoh-hah-hoh..lu kenapa sih?" tanya ardy tak sabaran

Gilang diam, "ga papa"

"lu putus sama sera?" tanya ardy,lagi.

Gilang menganggukan kepalanya, tapi setelah itu ia baru sadar bahwa ardy disebrang sana tidak akan melihat anggukannya itu, "eh..em..iya"

"SUMPAH DEMI APA?! LU GILA YAH? DULU KAN LU MATI-MATIAN NGEJAR-NGEJAR SERA, EH SEKARANG LU MALAH MUTUSIN DIA BEGITU AJA"

Gilang tertegun sejenak, ia benar-benar merasa bersalah kepada sera, "em.. dy, gua udahan dulu ya telpon sama lu, gua mau nelpon seseorang dulu..bye"

Tanpa menunggu jawaban dari ardy, gilang langsung memutuskan sambungan telponnya dengan ardy, ia langsung mencari kontak sera, lalu menelponnya, tak perlu menunggu lama, sera mengangkat telfon dari gilang.

"halo ra..."

*****
"ja, gua mau ngomong bentar sama lu"

Senja mengangguk, menunggu kalimat selanjutnya yang akan keluar dari mulut ardy, ardy salah tingkah, ia takut salah mengambil langkah saat itu, ia menggigit bibirnya sendiri, ingin sekali ia berkata jujur tentang apa yang terjadi, namun gilang sudah melarangnya terlebih dahulu untuk tidak mengatakan berita tentang putusnya sera dan gilang pada senja.

"tapi ga disini ya ja"

Lagi, senja mengangguk.

"di kantin aja yu?"

Lagi-lagi, senja mengangguk.

Mereka berdua berjalan kearah kantin, sesampainya mereka berdua di kantin, ardy langsung angkat suara, "ja, lu udah tau belum tentang gilang yang putus sama sera?"

Senja menggeleng, ia memang belum tahu tentang berita itu, lalu senja memberi isyarat pada ardy agar melanjutkan ceritanya, ardy menelan ludahnya sendiri, "gilang sama sera putus karna,em..karna..gilang su..suka sam..a lu"

senja terkejut dengan apa yang baru saja diucapkan ardy, ia benar-benar merasa bersalah pada sera, "ka, jangan ngarang cerita deh" senja mencoba untuk memancing ardy

"gua ga ngarang ja, sumpah!" ardy mengangkat kedua jarinya seolah-olah ia benar-benar bersumpah

Senja terdiam, jika memang itu yang terjadi, berarti senja sudah menghancurkan hubungan orang lain, sera pasti sangat benci padanya, senja tak mau dilabrak lagi oleh sera hanya karna gilang.

Lagi-lagi, permasalahan datang pada senja.

See you next chapt

KAKEL vs DEKELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang