2. Naik Vespa

808 71 1
                                    

2. Naik Vespa

Ada yg mulai tertarik sama Binar dan Iqbal?😉


Happy Reading🐒


***
Baru saja Binar menutup gerbang, dia langsung bingung saat ada seseorang yang parkir tepat di depan rumahnya, laki-laki dan motor vespanya. Binar akuin vespanya sangat menarik, dengan warna cokelat dan dipadukan dengan warna lainnya.

"Permisi. Maaf, kenapa parkir didepan rumah saya ya?" tanya Binar pada orang itu yang fokus memainkan ponselnya.

"Iqbal!" pekik Binar kaget karena ternyata orang itu adalah Iqbal, pacarnya.

"Hai!" Iqbal melambai sambil tersenyum manis.

"Kamu kok—aku fikir siapa tau gak."

"Gimana? Keren gak vespanya?" tanya Iqbal masih setia di atas vespa.

"Bagus. Vespa kamu?"

"Iya." jawab Iqbal. "Ayok naek! Kita keliling jakarta pakek vespa,"

"Serius?"

"Dua rius." Iqbal memberikan helm pada Binar dan membantu mengaitkan tali helm setelahnya membantu Binar naik keatas vespa.

"Gak malu kan jalan-jalan naik vespa?" tanya Iqbal sedikit kencang karena mereka berada di jalanan.

"Enggak dong, justru aku pengen banget ngerasain naik vespa apalagi sampe keliling jakarta pakek vespa. Ternyata seru banget!"

"Aku ada kenalan anak club vespa gitu, suka touring gitu, nanti kalau mereka ngadain touring lagi kita ikut."

"Serius?! Naik vespa? Rame-rame?" tanya Binar membulatkan matanya.

"Iya. Mau kan?"

"Mau banget!"

Disepanjang jalan mereka asik mengobrol. Kadang bercanda, serius, membicarakan sekolah, sesekali Iqbal juga memberikan gombalan-gombalan yang receh dan sudah biasa menurut Binar, tapi tetap saja pipinya merona saat Iqbal menggombalinya.

"Kamu mau nikah umur berapa?" tanya Iqbal, mereka masih setia menaiki vespa mengelilingi kota Jakarta dimalam hari.

"Kenapa tanya gitu? Kamu nikahin aku ya?"

Iqbal tertawa pelan. "Iya. Makannya aku nanya kamu mau nikah umur berapa?"

"Heeemmm...dua puluh empat, dua puluh limaan lah. Kalau kamu?"

"Sama."

"Ngikutin!"

"Tapi kan kita beda dua tahun, berarti kalau aku mau nikahin kamu itu aku harus nunggu umur aku dua puluh tujuh tahun."

"Kalau nikahnya sama aku, kalau engga?"

"Oh kamu gak mau ya nikah sama aku?"

Binar mengeratkan pelukkan nya. "Kalau engga emang kenapa?"

"Gk boleh! Harus mau!"

"Kalau dibalik, kamu yang gak mau nikah sama aku gimana?"

"Kalau aku si gak usah ditanya, pasti mau lah!"

"Masa? Kita gak ada yang tau loh kedepannya gimana,"

"Oke stop ya! Jangan bahas itu lagi."

Binar terkekeh geli. "Kamu duluan yang buka topik kayak gitu."

TENTANG KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang