3. Rumah Iqbal

707 56 4
                                    

3. Rumah Iqbal

Selamat membaca🤪

***
"Kok gue gugup si?" tanya Binar pada dirinya sendiri. Dia sedang di depan rumah menunggu kehadiran sang pacar. Ingat! Hari ini Binar akan bertemu dengan kedua orang tua Iqbal. Maka dari itu ia sangat gugup dan berkaca setiap detik saat dikamar tadi.

Tak lama, terdengar bunyi klakson, dengan segera Binar membuka gerbang dan langsung disambut dengan Iqbal yang berdiri dekat mobil.

"Hai." ujar Binar.

Iqbal mengangkat kepala-nya menatap Binar kagum. Binar yang dilihat begitu intens oleh Iqbalpun salah tingkah, bahkan pipinya bersemu.

Iqbal berjalan menghampiri Binar yang tersenyum malu.

"Cantik." puji Iqbal. "Biasanya juga cantik, tapi kenapa sekarang cantiknya berkali-kali lipat?"

"Gombal." ujar Binar menepuk lengan Iqbal.

"Gak gombal tapi emang fakta. Bulan aja kalah bersinar nya sama kamu malam ini." puji Iqbal lagi-lagi. "Mungkin karena baru pertama liat kamu pakek baju kayak gitu kali ya? Biasanya kan selalu pakek celana."

"Tapi cocok gak pakek sepatu?" Binar memang lebih memilih pakai sepatu cats berwarna putih, ketimbang high heels

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tapi cocok gak pakek sepatu?" Binar memang lebih memilih pakai sepatu cats berwarna putih, ketimbang high heels.

"Cocok. Apapun yang kamu pakek selalu cocok."

"Iqbal." rengek Binar meminta berhenti untuk memujinya, karena wajahnya semakin merah seperti kepiting rebus.

Padahal, Iqbal sangat menyukai saat Binar bersemu seperti itu, terlihat semakin cantik.

Dengan gemas Iqbal mengacak rambut Binar dan merapihkan nya sebelum si empunya marah. "Yaudah kita berangkat sekarang. Papa sama Mama udah nunggu dirumah."

"Tapi aku gugup, takut mereka gak suka sama aku." ujar Binar cemberut.

Iqbal menarik Binar kedalam dekapannya. Entah mengapa sedari tadi Iqbal ingin sekali memeluk Binar. "Papa Mama bukan orang tua yang begitu, buktinya, pas aku kasih tau kalau kamu mau dateng ke rumah, Mama langsung masak banyak dan Papa langsung potong rambut biar berkharisma katanya didepan calon mantu."

Binar mendongak menatap Iqbal yang juga menatapnya. "Gak boong kan?"

"Eh ngapain aku boong? Kalau gak percaya ayok kerumah sekarang." Iqbal menarik Binar kemobil.

***

"Gak usah takut, mereka gak akan makan kamu kok, ayok!" Iqbal menggenggam tangan Binar untuk masuk kedalam rumah.

"Assalamualaikum." ujar Iqbal setelah masuk kedalam rumah. "Mama! Papa! Nih calon mantunya udah dateng!!" teriak Iqbal membuat Binar malu dan mencubit lengannya.

TENTANG KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang