13. Tidak ada kabar
"Bal, kamu kemana?" tanya Binar menatap ponselnya.
Sudah sedari sejak dimana Riana dibawa ke rumah sakit, Iqbal tidak mengabarinya, tidak membalas pesannya, tidak mengangkat telfonnya.
"Apa kamu sesibuk itu sampai gak bisa kabarin atau balas pesan aku?"
Binar menatap kolam berenang dengan pandangan kosong. Hatinya sangat khawatir dengan keadaan Iqbal, dia benar-benar tidak tahu kabar Iqbal, dia juga sangat rindu sekali dengan Iqbal. Rindu dengan suaranya, rindu dengan kata-kata nya walau hanya sekedar mengucapkan selamat pagi atau selamat malam.
Bal...
Kamu bener-bener sibuk ya? Tugas kuliah kamu banyak banget ya sampai gak bisa balas pesan aku?
Kamu baik-baik aja kan Bal?
Please, reply to the message, don't worry about your unconventional attitude Bal😔
Apa gak bisa sebentar aja bales, semenit deh, balas iya aja gapapa kok, setidaknya dengan begitu aku tau keadaan kamu baik2 aja
I'll always missed you:"
Binar menghapus titik air matanya jatuh membasahi pipi, perasaan kesal, bingung, dan rindu menjadi campur aduk. Jujur ia pun lelah karena masalah yang ada akhir-akhir ini, dan kabar Iqbal adalah yang selalu ia tunggu. Bercerita tentang masalah yang terjadi padanya, berharap bisa sedikit menenangkan pikiran dan perasaannya walau hanya bercerita via handphone. Yang penting dirinya mendengar suara Iqbal, Laki-laki yang dicintainya, dan mendengar kata-kata Iqbal yang berusaha menenangkannya.
Binar menutup mulutnya saat isakkan lolos keluar dari mulutnya. Sakit, disaat ia membutuhkannya, justru tidak mendapat tanggapan apapun, seandainya bukan lah Iqbal dia pasti tidak akan sesakit ini. Tapi ini Iqbal, pacarnya, kekasihnya, dan sudah hampir 5 hari dia tidak mengabarinya, apalagi dengan keadaan mereka yang long-distance-relationship.
Binar mengadahkan kepalanya menatap keatas langit malam, berusaha menghalau air mata yang ingin jatuh lagi.
Drrt.
Handphone Binar berbunyi menandakan ada telfon. Binar fikir Iqbal yang menelfon nya, tetapi tante nya. Walau begitu Binar tidak kesal saat tante nya yang menelfon, hanya saja ia berharap juga Iqbal menelfonnya.
Sebelum mengangkat telfon, Binar berdehem lebih dulu untuk menghilangkan suara seraknya yang habis menangis tadi. Setelah itu baru dia mengangkat telfon dari tantenya.
"Hallo Tan."
"Oh god, you haven't slept yet? Udah jam berapa ini Binar, let's go to sleep now!"
Binar terkekeh mendapat omelan dari tante-nya itu dan terdengar kata umpatan saat dirinya justru malah terkekeh saat diomeli. "Binar not yet sleepy tante. Lagi pun masih jam sebelas juga."
"Iya! Memang masih jam sebelas, but honey, you are on vacation and are facing a problem there too. Jadi kamu butuh tidur, istirahatkan badan, istirahatkan fikiran." balas Renala. "So, let's sleep now...."
"Iya tante, nanti Binar tidur."
"Not later, but now!"
KAMU SEDANG MEMBACA
TENTANG KITA
Teen FictionDalam suatu hubungan yang paling diutamakan dan menjadi tiang kokoh hubungan adalah 'kepeceryaan'. Bukan hanya percaya pada pasangan masing-masing, tetapi juga harus percaya pada diri sendiri. Kepercayaan sangat dibutuhkan dalam hubungan, telebih ba...