19. Happy Anniversary

293 14 1
                                    

19. Happy Anniversary

Sound on-Teman Cintaku

"Kira-kira, besok kamu ada jam kosong?" tanya Binar sambil memakan nasi goreng buatannya sendiri.

"Ada. Aku kuliah sore." jawab Iqbal.

"Oke, bagus."

Iqbal menyerngit geli. "Kenapa emang hm?"

Binar mengangkat bahunya. "Ya gapapa, aku nanya aja. Boleh kan?"

"Kamu gitu aja masih nanya 'boleh kan'?"

"Tante pergi dulu ya." ujar Renala mencium puncuk kepala Binar. Dan melambaikan tangannya saat melihat wajah Iqbal di handphone Binar. "Hai Iqbal! Gimana kabarnya?"

"Hai tante. Alhamdulillah baik tan, tante gimana?" tanya Iqbal.

"Alhamdulillah baik juga. Yaudah Iqbal tante mau pergi dulu. Jaga rumah." Renala mengusap rambut Binar dan berlalu keluar.

"Gimana sekolahnya?" tanya Iqbal.

"Ya gitu." jawab Binar mulai mengupas salak.

"Beda nggak waktu ada aku sama gak ada aku?"

"Jelas beda."

"Kamu gimana disana? Aku jarang banget denger kamu cerita soal kuliah disana, atau ketemu temen baru disana. Cerita dong, masa aku mulu yang cerita." ujar Binar.

"Kuliah aku baik-baik aja. Semuanya aman. Aku punya temen yang kebetulan dia juga orang Indo, cuma dua orang aja si." ujar Iqbal. "Ya semua lancar-lancar aja."

"Liburan kelulusan nanti, aku main kesana ya?"

"Wah boleh banget! Nanti aku siapin tiket buat kamu."

"Aku gak minta Bal, aku kesana pakai uangku sendiri aja."

"Nolak kebaikan orang dosa loh."

Binar mendelik. "Peraturan dari mana itu?"

"Dari aku."

"Bal." panggil Binar.

"Apa sayang?"

"Kamu inget nggak besok hari apa?" tanya Binar.

Tanpa ragu Iqbal menjawab. "Hari minggu."

"Ih! Kok hari minggu?"

"Loh? Emang bener kan besok hari minggu? Emang hari apa?"

"Kamu lupa ya?"

"Lupa apa?" Iqbal menyerngit kan dahinya.

"Ih nyebelin! Kamu lupa!" teriak Binar kesal dan langsung mematikan sambungan telfon mereka.

Disana. Iqbal tertawa mendengar teriakan Binar.

"Aku gak lupa kok Nar. Gak akan pernah lupa, kalau besok, hari jadi kita yang ke sepuluh."

***

Drrrt drrrt

Binar meraba nakasnya untuk mengambil ponselnya yang bergetar. Dengan mata yang masih terasa berat karena kantuk, Binar mengangkat telfon.

"Hallo." ujar nya serak.

Terdengar suara kekehan disebrang telfon sana. "Aku video call sayang, bukan telfon biasa."

Binar menjauhkan ponselnya dan matanya langsung membola saat melihat wajah Iqbal disana. Tersenyum manis. Binar bangkit duduk dan mengucek-ngucek matanya lalu melirik jam dan ternyata masih pukul 00.03. Binar melihat wajahnya di kamera. "Balll! Kenapa telfon jam segini sih? Aku ngantuk tau, muka aku juga ih yaampun gak banget!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TENTANG KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang