8. One Week Without It
Tanpa ada kamu disini, rasa-rasanya sangat asing— Binar Iqbal.
Jakarta
Sinar matahari menyinar memantul pada jendela. Membangunkan gadis yang sedang tertidur pulas di atas kasur sambil memeluk boneka teddybear besar.
Matanya mengerjap-ngerjap, menoleh kearah nakas dan mengambil ponselnya. Mengecek apakah ada pesan baru atau notifikasi telpon dari seseorang disana. Bibirnya melengkungkan senyuman manis dan terduduk diatas ranjang.
"Selamat Pagi."
"Selamat malam."
Mereka berdua terkekeh karena ucapan mereka, di Indonesia—tepatnya Jakarta pukul sembilan pagi, sedangkan di Amerika pukul sembilan malam.
"Baru bangun?" tanya Iqbal.
"Iya. Kamu belum tidur?"
"Belum. Mau denger suara kamu dulu, baru bisa tidur."
"Aku bangun, kamu tidur." ujar Binar dengan suara dibuat sedih.
"I love you." balas Iqbal.
"Aku tau."
Mereka sama-sama diam, hingga Iqbal membuka suara. "Kamu—gimana kabarnya disana?"
"Baik. Kamu?"
"Baik juga." jawab Iqbal. "Aku kangen masakkan Mama."
"Kangen aku enggak?" goda Binar.
"Setiap saat aku selalu rindu kamu Nar, jadi jangan nanya-nanya yang udah kamu tau jawabannya."
Binar terkekeh. "Aku juga kok disini." Binar turun dari kasur dan berjalan kearah balkon kamar. Menghirup udara segar Jakarta di pagi hari.
Amerika
Dengan handphone di genggamannya Iqbal berjalan kearah jendela kamarnya dan menatap langit malam di Amerika.
"Disini bener-bener nyaman. Tapi aku tetep ngerasa ada yang kurang Nar.." gumam Iqbal.
Terdengar suara helaan nafas Binar di telfon. Beberapa saat mereka hanya diam dengan saling menatap langit masing-masing.
"Besok aku mau jalan ke dufan sama anak-anak." beritahu Binar mengalihkan pembicaraan. "Dan rencananya juga lusa bakal mau ke bali."
"Bagus. Kalau bukan karena ini pertamanya aku kuliah disini, aku bakal ajak serta kamu biar liburan disini aja bareng aku Nar."
"Kamu fokus aja kuliahnya, liburan tahun depan, kalau tante Re izinin, aku bakal liburan kesana nyusul kamu." ujar Binar membuat Iqbal tersenyum senang.
"Harus banget! Nanti biar biaya keberangkatan kamu aku yang urus."
"Kamu juga dong sekali-kali kalo libur balik ke Indonesia, jangan aku mulu yang kesana." cemberut Binar.
"Pasti sayang." ujar Iqbal. "Kamu hari ini ada rencana apa?"
"Heemmm, aku mau nonton sama Riana. Ada film bagus, terus dia ajak nonton, yaudah deh. Sebenernya pengen nonton bareng Kanya sama Alin juga, cuma mereka ada acara keluarga jadi yaudah aku sama Riana aja."
"Have fun ya." ujar Iqbal. "Yaudah mandi sana, pasti belom mandi kan?"
"Iya hehe, kan baru banget bangun."
Iqbal tersenyum, seandainya ia disamping Binar, pasti ia sekarang sedang melihat Binar yang tersenyum sambil memperlihatkan deretan gigi putihnya itu. Yang membuatnya sangat manis dimata Iqbal. "Aku mau tidur ya? Udah ngantuk banget, besok aku masuk pagi soalnya. Tadi juga tugas lumayan banyak."
KAMU SEDANG MEMBACA
TENTANG KITA
Novela JuvenilDalam suatu hubungan yang paling diutamakan dan menjadi tiang kokoh hubungan adalah 'kepeceryaan'. Bukan hanya percaya pada pasangan masing-masing, tetapi juga harus percaya pada diri sendiri. Kepercayaan sangat dibutuhkan dalam hubungan, telebih ba...