10. Bali ( Kacau )
Sudah tiga hari Binar dan yang lain di Bali. Semuanya berjalan normal dan mereka happy, lusa mereka sudah akan kembali ke Jakarta dan menghabiskan masa liburan mereka dengan keluarga.
Mereka sedang bersantai-santai divilla, jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Para laki-laki sedang bermain games yang disalurkan pada TV, Binar, Kanya, dan Alin, memasak mie instan untuk mereka. Sedangkan Riana masih berada didalam kamar.
"Pedes semua kan ya?" tanya Alin teriak supaya para lelaki mendengar dari ruang TV yang tidak jauh.
"Iya!"
"Nanti biar gue yang racik aja semua." ujar Binar.
"Ya harus! Karena racikan lo pasti mantep." puji Kanya.
"Kan calon chef." tambah Alin menaik turunkan alisnya. Binar menyenggol bahu Alin dan tersenyum malu.
"Itu tembak musuhnya ono yang ono!" seru Adhan menepuk-nepuk bahu Tio.
"NAH MATI!" teriak Tio.
"Musuh elu yang itu bego Rak." ujar Putra.
"Tau gua Put!"
Raka, Adhan, Tio, dan Putra heboh oleh games yang mereka mainkan, bahkan sering sekali teriak jika kalah atau menang. Para cewek hanya menatap mereka dan kembali berkutat didapur.
Tak lama mie mereka siap menimbulkan harum yang sangat sedap.
"Mie sudah siap! Jadi mainnya berenti dulu!" teriak Alin.
Mereka memutuskan makan mie diruang TV saja sambil menonton Q&A selebgram yang sedang famous itu. Keanu Agl.
"Riana mana?" tanya Tio.
"Oh iya, masih dikamar." ujar Kanya.
"Nar, lo panggil gih suruh makan." suruh Raka.
Binar mengangguk dan berjalan kekamarnya dan juga Riana. Tanpa mengetuk Binar langsung membuka pintu kamar, dan tiba-tiba teriakkan Binar menggema diseluruh villa membuat Raka, Tio, Adhan, Putra, Alin, dan Kanya langsung menghampiri.
Riana yang duduk diatas ranjang kaget mendengar teriakkan Binar dan segera menyembunyikkan obat yang baru saja ia minum.
"Lo minum apa Ri?!" tanya Binar keras.
"Nar kenapa?" tanya Kanya.
"RIANA JAWAB GUE!" Binar mengguncang bahu Riana yang sudah menangis sesegukkan.
"Binar! Lo kenapa si marah-marah ke Riana?" tanya Tio.
"Gimana gue gak marah kalau dia lagi minum obat? Dan gue yakin itu bukan obat buat sakit. Riana jawab gue itu obat apa?!"
"Ri jawab gue!" teriak Binar masih tetap mengguncang bahu Riana.
Alin langsung menjauhkan Binar dari Riana yang menangis. "Nar biarin Riana jawab. Lo jangan marah-marah terus gini."
Kanya duduk disamping Riana dan meletakkan tangannya dipunggung Riana, mengusapnya membantu menenangkan.
"Ri jawab Binar, lo minum apa?" tanya Kanya pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
TENTANG KITA
Fiksi RemajaDalam suatu hubungan yang paling diutamakan dan menjadi tiang kokoh hubungan adalah 'kepeceryaan'. Bukan hanya percaya pada pasangan masing-masing, tetapi juga harus percaya pada diri sendiri. Kepercayaan sangat dibutuhkan dalam hubungan, telebih ba...