5. Harapan Tertulis
Permintaanku pada semesta hanya meminta kamu terus bersamaku—Binara Ananta
Binara meletakkan tasnya diatas meja dan mengeluarkan ponselnya. Kanya, Alin, Riana, Adhan, dan Raka—sahabat Binara menatap aneh kearahnya.
"Kenapa lo dateng-dateng cemberut?" tanya Riana yang duduk sebangku dengan Binar.
"Hooh. Kenapa pagi-pagi udah cemberut aja neng?" tanya Adhan atau yang sering disapa Daan yang duduk tepat dibelakang Binar dan Riana sebangku dengan Raka, sedangkan Kanya dan Alin duduk di depan Binar dan Riana.
Binara memiringkan duduknya dan menatap mereka dengan muka cemberut. "Semalem gue berantem sama Iqbal." ujar Binar mempertahankan muka cemberut nya.
"Kok bisa?" tanya Kanya yang diangguki yang lain.
"Gak tau. Padahal semalem gue cuma mau minta anterin beli novel doang, eh dia marah-marah gak jelas, terus gue blok aja."
"Terus lo tadi berangkat sama siapa?" tanya Riana.
"Naik taksi."
"Kenapa gak minta jemput gue? Gue bisa padahal jemput lo." ujar Raka.
"Jangan mau dibonceng sama Raka, modus minta dipeluk." bisik Alin.
Raka yang mendengar itu langsung melemparnya dengan kertas yang sudah diremas menjadi bulat. "Setan lo!" umpat Raka.
"Alin kalo ngomong suka bener dech. Jadi sayang akoh sama kamoh." ujar Daan dengan kata-kata yang dibuat-buat.
Alin hanya memutar bola matanya malas dan fokus pada cerita Binar kembali. "Emang Iqbal gak jemput lo Bi?"
"Kata tante Rena si dia jemput, gue juga denger suara klakson motornya, tapi gue masih kesel jadi yaudah gue bilang aja sama tante Rena suruh bilang ke Iqbal kalau gue udah berangkat." ujar Binar.
"Kenapa lo blok? Mungkin aja Iqbal pengen minta maaf sama lo Bi," ujar Riana.
"Harusnya lo denger dulu penjelasan dia, kenapa dia marah-marah pas lo minta anterin beli novel." usul Kanya.
Raka mencolek bahu Binar membuat si empunya menoleh menatapnya, tidak hanya Binar yang menoleh, Kanya, Riana, Alin, dan Adhan ikut menoleh juga.
"Kalau lo putus, kabarin gue ya!" seru Raka. Adhan yang sedang memegang buku langsung mengeplak kepala Raka dengan bukunya lumayan keras.
"Apaansi bego! Sakit monyet!" teriak Raka sambil mengusap kepalanya.
"Orang lagi sedih, lagi berantem, malah modus lo kambing!" sentak Adhan.
Tangan Riana terulur menjitak kepala Raka. "Tanggung jawab dulu sono sama perasaan sepupu gue, dibaperin doang abis itu ditinggalin. Dasar playboy cap badak!"
"Heh! Gue gak baperin ya, lo semua kan tau gue gimana kalo sama cewek." ujar Raka membela diri.
"MODUS TERUS!" teriak Adhan, Kanya, Riana, dan Alin.
"WOY WOY WOY! TOLONG SAYA DIKROYOK EMAK-EMAK KOMPLEK!" teriak Raka sambil menaiki meja dan loncat dari meja sana-sini.
"SIALAN LO BILANG GUE EMAK-EMAK KOMPLEK!" balas Adhan teriak dan menaiki meja juga. Akhirnya ada aksi kejar mengejar diatas meja membuat kelas heboh pagi-pagi karena dua makhluk itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/188330075-288-k450178.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
TENTANG KITA
Teen FictionDalam suatu hubungan yang paling diutamakan dan menjadi tiang kokoh hubungan adalah 'kepeceryaan'. Bukan hanya percaya pada pasangan masing-masing, tetapi juga harus percaya pada diri sendiri. Kepercayaan sangat dibutuhkan dalam hubungan, telebih ba...